backup og meta
Kategori

1

Tanya Dokter
Simpan
Cek Kondisi

Obat Saat Hamil, Ini Jenis yang Boleh dan Tidak Ibu Konsumsi

Ditinjau secara medis oleh dr. Damar Upahita · General Practitioner · None


Ditulis oleh Riska Herliafifah · Tanggal diperbarui 14/07/2021

    Obat Saat Hamil, Ini Jenis yang Boleh dan Tidak Ibu Konsumsi

    Setiap ibu hamil tentu ingin kehamilan berjalan lancar tanpa masalah. Namun, ada kondisi yang membuat ibu perlu mengonsumsi obat-obatan saat hamil. Ambil contoh, saat sedang demam, batuk, pilek, atau sakit kepala saat hamil. Bagaimana aturan konsumsi obat saat hamil? Berikut penjelasannya.

    Obat yang aman ibu konsumsi saat hamil

    Demam tinggi yang tidak teratasi selama lebih dari 24 jam dapat membahayakan janin. Terutama pada masa awal pembentukan organ di 12 minggu pertama kehamilan. 

    Obat untuk mengatasi demam yang dijual bebas antara lain paracetamol dan aspirin. Namun, ibu perlu hati-hati menggunakan obat ini.

    Berikut aturan pemakaian obat saat hamil yang perlu ibu perhatikan.

    paracetamol

    Paracetamol atau acetaminophen aman ibu hamil gunakan. Asalkan jangka waktu pemberiannya singkat dan dosis pemberian obat tepat.

    Total dosis sehari tidak boleh melebihi batas dosis maksimal. Mengutip dari Healthdirect, sebelum minum paracetamol, sebaiknya ibu konsultasikan ke dokter terlebih dahulu.

    Pastikan untuk mengonsumsi paracetamol dalam dosis paling rendah dan waktu tidak terlalu lama. Pasalnya, kalau melebihi batas bisa mengakibatkan overdosis.

    Overdosis paracetamol dapat meracuni ginjal dan hati ibu dan janin. Bahkan, dapat menyebabkan keguguran dan dapat menyebabkan kematian janin.

    Dekongestan

    Obat yang satu ini berfungsi untuk mengatasi hidung tersumbat dan bisa ibu gunakan saat sedang pilek.

    Contoh obat dekongestan yang bisa ibu temukan antara lain phenylephrine dan pseudoephedrine

    Namun, perlu ibu ingat, sebaiknya hindari penggunaan dekongestan pada trimester pertama kehamilan.

    Hal ini karena dekongestan dapat mengakibatkan gangguan pembentukan dinding perut janin (gastroschisis).

    Ada dua jenis obat dekongestan, oral (obat minum) dan semprot (spray). Ibu saat hamil sebaiknya menggunakan obat dekongestan semprot. 

    Obat dekongestan semprot lebih aman untuk ibu hamil karena efek obat hanya berlaku lokal pada area hidung. 

    Selain itu, dekongestan semprot dosisnya lebih rendah, dan paparan obat dengan tubuh lebih singkat. 

    Beberapa hal seperti penggunaan tetes hidung saline dan penggunaan pelembap ruangan (humidifier) dapat membantu meringankan keluhan hidung tersumbat.

    dextromethorphan

    Untuk ibu hamil, obat pilihan pertama untuk meredakan batuk adalah dextromethorphan.

    Sejauh ini belum ada penelitian tentang risiko penggunaan obat ini pada ibu hamil atau menyusui. 

    Dextromethorphan termasuk ke dalam obat kategori C menurut menurut US Food and Drugs Administration (FDA) di Amerika Serikat.

    Artinya, dextromethorphan masih memiliki risiko untuk ibu hamil.

    Meski begitu, belum ada penelitian untuk menentukan risiko bayi saat menggunakan obat ini selama menyusui.

    Ada baiknya ibu berkonsultasi dulu dengan dokter bila ingin mengonsumsi obat ini saat hamil.

    Obat yang harus ibu hamil hindari 

    Lalu, apa jenis obat demam yang perlu ibu hindari? Berikut beberapa di antaranya.

    Aspirin 

    Ibu hamil perlu menghindari aspirin terutama pada trimester pertama dan terakhir. 

    Aspirin dapat menembus plasenta, artinya konsumsi aspirin tidak hanya bekerja pada ibu tetapi juga pada janin.

    Aspirin juga bisa meningkatkan risiko perdarahan pada proses persalinan.

    Selain itu, aspirin dapat menyebabkan ductus arteriosus (pembuluh darah jantung janin) tidak menutup secara sempurna.

    Ibuprofen

    Ibuprofen adalah salah satu obat Non-steroidal anti-inflammatory Drugs (NSAIDs) yang mudah ibu dapatkan di apotek terdekat. 

    NSAID termasuk obat-obatan untuk mengobati gangguan muskuloskeletal, terutama meringankan gejala nyeri, demam, dan peradangan.

    Namun, penggunaan NSAIDs saat hamil sebaiknya sebisa mungkin ibu hindari karena dapat meningkatkan risiko keguguran.

    Selain itu, ibuprofen juga mengganggu penutupan ductus arteriosus janin, meracuni ginjal janin, dan menghambat proses persalinan. 

    Pemberian obat saat hamil tidak bisa sembarangan. Ada baiknya ibu konsultasikan dulu ke dokter agar obat bisa sesuai dengan kondisi.

    Disclaimer

    Hello Health Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Damar Upahita

    General Practitioner · None


    Ditulis oleh Riska Herliafifah · Tanggal diperbarui 14/07/2021

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan