Dalam melakukan induksi persalinan, ada beberapa metode yang bisa dokter pilih. Selain memecahkan kantung ketuban, dokter juga bisa menggunakan obat oksitosin, seperti Induxin. Apa fungsi dari obat ini dan bagaimana aturan pakainya? Simak ulasan lengkapnya melalui penjelasan berikut.
Golongan obat: Oksitosin
Kandungan obat: Hormon oksitosin sintesis (synthetic oxytocin)
Apa itu obat Induxin?
Induxin adalah obat golongan oksitosin yang diproduksi oleh Kalbe Farma. Sebagai golongan oksitosin, obat ini mengandung hormon oksitosin sintesis atau buatan.
Oksitosin itu sendiri adalah hormon yang secara alami ada di tubuh manusia. Pada wanita, hormon ini berperan dalam kontraksi rahim saat akan melakukan persalinan normal.
Fungsi obat Induxin adalah untuk merangsang kontraksi rahim.
Biasanya, Induxin dokter gunakan sebagai obat induksi persalinan agar proses melahirkan berjalan lebih cepat untuk kepentingan ibu dan bayi. Namun, kegunaan obat Induxin tidak hanya itu.
Obat ini juga sering dokter gunakan sebagai terapi tambahan pada abortus inkomplit, yaitu kondisi keguguran yang masih menyisakan jaringan di dalam rahim, atau keguguran yang terjadi pada trimester dua kehamilan.
Bukan cuma dalam masa kehamilan dan persalinan, obat ini juga sering dokter gunakan setelah proses persalinan.
Pada masa ini, manfaat obat Induxin adalah untuk membantu mengontrol perdarahan setelah melahirkan (perdarahan postpartum).
Sediaan dan dosis obat Induxin
Obat Induxin tersedia dalam bentuk cairan injeksi yang dikemas berbentuk ampul.
Setiap ampul mengandung 1 mililiter (mL) cairan. Adapun per mililiter cairan mengandung 10 IU oksitosin.
Sebagai cairan injeksi, obat ini disuntikkan langsung ke otot atau diberikan ke pembuluh darah melalui infus.
Namun, penggunaan obat ini tidak boleh sembarang. Hanya tenaga medis ahli, seperti perawat atau dokter, yang boleh memberikan obat-obatan ini.
Dosis obat Induxin tergantung pada kegunaan dan kondisi masing-masing pasien. Namun, secara umum, berikut adalah dosis obat Induxin sesuai kegunaannya.
Induksi persalinan
Untuk kepentingan induksi persalinan, dosis yang digunakan sebesar 1 mL (10 unit) obat yang kemudian dicampurkan dengan 1.000 mL cairan steril.
Larutan ini harus tercampur dengan baik sebelum kemudian perawat berikan melalui infus. Dosis infus awal, yaitu sekitar 1-4 miliunit/menit.
Dosis kemudian dapat dinaikkan secara bertahap sebesar 1-2 miliunit/menit dalam jarak waktu tak kurang dari 20 menit, sampai pola kontraksi yang diinginkan tercapai (kontraksi yang mirip pada persalinan normal).
Saat pemberian infus, tenaga medis akan memantau kondisi ibu dan janin. Jika kontraksi menjadi terlalu kuat atau adanya kondisi gawat janin, pemberian infus harus segera dihentikan.
Perdarahan postpartum
Untuk membantu mengontrol perdarahan postpartum, dosis obat ini adalah sebesar 10-40 unit dengan kecepatan infus sesuai yang digunakan untuk atonia uteri.
Namun, pemberian obat ini juga bisa secara intramuskular (disuntikkan ke otot) sebanyak 1 mL (10 unit) segera setelah plasenta lahir.
Abortus
Sebagai terapi tambahan untuk kepentingan abortus, termasuk abortus inkomplit, dosis yang diberikan sebesar 10 unit oksitosin.
Dosis ini dicampurkan dalam 500 mL larutan saline atau D 5%. Adapun kecepatan infusnya sebesar 20-40 tetes per menit.