“Berapa lama proses induksi sampai melahirkan berlangsung?” Nah, pertanyaan tersebut kerap kali terlintas dalam pikiran ibu yang harus menjalani prosedur induksi.
Ditinjau secara medis oleh dr. Amanda Rumondang Sp.OG · Kebidanan dan Kandungan · Brawijaya Hospital Duren Tiga
“Berapa lama proses induksi sampai melahirkan berlangsung?” Nah, pertanyaan tersebut kerap kali terlintas dalam pikiran ibu yang harus menjalani prosedur induksi.
Anda mungkin khawatir bila induksinya akan berlangsung lama sehingga kian menambah rasa sakit menuju persalinan. Agar Anda tidak cemas, berikut ini penjelasan lengkapnya.
Induksi persalinan adalah suatu prosedur medis yang dilakukan untuk mempercepat persalinan.
Prosedur ini akan merangsang kontraksi rahim sehingga pembukaan leher rahim (serviks) akan terjadi dan persalinan dapat berlangsung.
Beberapa ibu hamil membutuhkan induksi untuk memulai persalinan. Hal ini biasanya dilakukan bila pembukaan tidak kunjung bertambah atau karena alasan medis tertentu.
Secara umum, induksi persalinan ini dilakukan dengan dua metode, yakni kimiawi dan mekanis.
Metode kimiawi akan melibatkan penggunaan obat-obatan tertentu guna merangsang kontraksi rahim serta melunakkan dan membuka serviks.
Sementara itu, metode mekanis akan mempercepat proses kelahiran bayi dengan bantuan alat khusus untuk merangsang pembukaan dan memulai persalinan.
Lama proses induksi persalinan bisa bervariasi tergantung kondisi tubuh ibu. Secara umum, ibu yang pernah mengalami persalinan spontan akan merespons induksi lebih cepat.
Jika kondisi serviks belum matang—masih keras, panjang, dan tertutup—proses induksi dapat memakan waktu hingga 1–2 hari sampai waktu melahirkan tiba.
Sementara itu, bila sejak awal kondisi serviks ibu sudah lunak, proses induksi akan lebih cepat. Bahkan, beberapa di antaranya hanya butuh hitungan jam sampai melahirkan normal.
Dalam kondisi tertentu, proses induksi juga dapat mengalami kegagalan. Ini terjadi ketika tahap kelahiran tidak kunjung terjadi meski induksi persalinan telah dilakukan.
Jika ibu dan bayi berisiko mengalami kondisi yang berbahaya setelah kegagalan proses induksi, operasi caesar mungkin perlu dilakukan.
Induksi persalinan perlu dilakukan untuk merangsang kontraksi rahim supaya proses kelahiran dapat dilakukan melalui vagina.
Prosedur induksi perlu direncanakan terlebih dahulu. Ibu hamil dapat berdiskusi dengan dokter sebelumnya terkait manfaat dan bahaya dari prosedur ini.
Sebagai contoh, bila ibu mengalami ketuban pecah, induksi persalinan ini bisa berisiko memicu terjadinya infeksi pada ibu dan janin.
Dokter akan menyarankan induksi bila proses ini tidak membahayakan kesehatan ibu dan janin.
Induksi bisa dilakukan bila proses kelahiran tidak kunjung terjadi setelah melewati hari perkiraan lahir (HPL) hingga lebih dari dua minggu.
Hal ini akan mengurangi risiko perlunya operasi caesar pada ibu hamil yang sehat, tetapi sudah memasuki minggu ke-39 kehamilan.
Dikutip dari American College of Obstetricians and Gynecologists (ACOG), sejumlah alasan lain untuk melakukan proses induksi persalinan sebagai berikut.
Selain kondisi tubuh ibu, metode induksi persalinan yang dipilih juga menentukan berapa lama proses induksi sampai melahirkan.Berikut ini adalah beberapa metode yang bisa dilakukan.
Dokter akan memasukkan obat prostaglandin ke vagina agar leher rahim menipis dan terbuka. Obat ini secara efektif mematangkan dan melunakkan serviks pada 90% wanita.
Ada dua jenis obat prostaglandin, yaitu berbentuk gel dan supositoria. Bila Anda diberikan gel prostaglandin, tubuh ibu akan dipantau setiap 6–8 jam sampai terjadinya kontraksi lanjutan.
Sementara bila menggunakan supositoria, prostaglandin dapat mulai dilepaskan dalam tubuh selama 12–24 jam.
Dalam rentang waktu tersebut, sebaiknya persiapkan diri Anda sebab persalinan makin dekat.
Kebanyakan wanita membutuhkan waktu kira-kira 6–12 jam untuk memulai persalinan setelah mendapatkan induksi dengan menggunakan oksitosin.
Pitogin atau obat cair yang mengandung hormon oksitosin sintetis akan diberikan melalui infus.
Hormon ini merangsang kontraksi otot rahim. Pada umumnya, induksi dengan oksitosin dokter lakukan bila kondisi leher rahim mulai menipis dan melunak.
Jenis induksi persalinan ini efektif melebarkan leher rahim setidaknya satu sentimeter (cm) per jam. Setelah pemberian infus, Anda akan mengalami pecah ketuban dalam waktu dekat.
Selain penggunaan obat, prosedur untuk merangsang persalinan juga dapat dilakukan dengan bantuan alat. Dokter mungkin akan memasukkan kateter Foley ke ujung leher rahim.
Kateter Foley adalah jenis kateter dengan ujung balon yang berisikan cairan saline di dalamnya.
Balon ini akan menekan leher rahim dan merangsang kontraksi. setidaknya dalam waktu 24 jam menuju persalinan.
Pecahnya kantung ketuban juga memengaruhi berapa lama proses induksi sampai melahirkan berlangsung.
Dalam prosedur untuk merobek kantung ketuban atau disebut juga amniotomi, dokter membuat bukaan kecil pada kantung ketuban menggunakan pengait plastik.
Anda mungkin merasakan adanya cairan hangat yang mengalir. Hal ini merupakan air ketuban.
Metode ini dapat dilakukan bila leher rahim telah setengah melebar dan menipis. Posisi kepala bayi pun umumnya sudah berada di area panggul.
Sebelum dan setelah prosedur ini, detak jantung bayi akan dipantau. Dokter juga akan melihat cairan ketuban untuk mendeteksi tinja janin atau mekonium.
Catatan
Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.
Ditinjau secara medis oleh
dr. Amanda Rumondang Sp.OG
Kebidanan dan Kandungan · Brawijaya Hospital Duren Tiga