Induksi Persalinan: Kapan dan Bagaimana Dilakukannya?

Ditinjau secara medis oleh dr. Damar Upahita · General Practitioner · None


Ditulis oleh Karinta Ariani Setiaputri · Tanggal diperbarui 27/10/2022

Induksi Persalinan: Kapan dan Bagaimana Dilakukannya?

Pernahkah Anda mendengar soal induksi persalinan? Induksi persalinan adalah prosedur untuk melancarkan proses melahirkan.

Induksi menjadi sangat penting dilakukan apabila berisiko membahayakan ibu dan janin saat persalinan. Prosedur yang juga dikenal dengan nama induksi melahirkan ini dilakukan dengan tujuan untuk merangsang otot rahim guna mempermudah persalinan.

Sebelum dapat menjalani induksi persalinan, tentunya ada berbagai hal yang perlu Anda tahu sebagai persiapan awal. Sebenarnya, apa itu induksi persalinan dan seperti apa saja yang perlu diketahui?

Induksi persalinan adalah proses melancarkan kelahiran

melahirkan kehamilan dbd saat hamil Proses persalinan coronavirus

Persalinan merupakan momen yang ditunggu-tunggu saat usia kehamilan sudah mendekati tanggal kelahiran bayi.

Jauh-jauh hari sebelumnya, persiapan persalinan dan perlengkapan melahirkan tidak boleh terlewatkan untuk disediakan.

Menjelang kelahiran, ibu hamil mungkin merasakan perut mulas yang tidak tertahankan.

Namun terkadang, beberapa ibu tidak menunjukkan tanda-tanda melahirkan walaupun waktunya sudah tiba.

Pada saat ini, dokter mungkin akan melakukan induksi persalinan atau melahirkan. Pertanyaannya, apa itu prosedur melahirkan atau persalinan dengan induksi?

Induksi persalinan atau kelahiran ini adalah proses yang khususnya dilakukan bila ibu hamil melahirkan di rumah sakit dan bukan melahirkan di rumah.

Arti induksi persalinan adalah proses merangsang kontraksi otot-otot rahim agar ibu bisa melahirkan normal melalui jalur vagina.

Dengan arti ini, induksi melahirkan bertujuan untuk melancarkan proses persalinan saat dirasa membahayakan nyawa ibu dan bayi.

Jika tanda-tanda persalinan tidak mulai dengan sendirinya, induksi persalinan mungkin akan dilakukan untuk merangsang bayi agar cepat lahir.

Kondisi kehamilan dapat menjadi alasan mengapa induksi persalinan dilakukan, terutama yang menyangkut kondisi kesehatan ibu atau bayi.

Berapa lama proses reaksi induksi sampai melahirkan?

melahirkan vakum

Lama waktu berlangsungnya proses induksi melahirkan saat kehamilan bisa berbeda-beda pada masing-masing ibu.

Berapa lama proses reaksi induksi persalinan sampai melahirkan ditentukan oleh kondisi tubuh ibu sendiri.

Biasanya, ibu yang pernah mengalami persalinan spontan sebelumnya akan lebih cepat merespon induksi daripada ibu yang belum pernah mengalami persalinan spontan.

Bila kondisi leher rahim (serviks) ibu belum matang, dalam artian masih keras, panjang, dan tertutup, proses induksi kelahiran mungkin berlangsung sekitar 1-2 hari sampai waktunya melahirkan.

Namun, bila kondisi serviks sudah lunak, proses induksi tentu dapat lebih cepat, bahkan hanya butuh beberapa jam sampai saat melahirkan tiba.

Selain itu, metode induksi yang dipilih juga menentukan berapa lama proses induksi persalinan tersebut berlangsung sampai saat melahirkan.

Berikut lama waktu proses induksi kelahiran berdasarkan metode yang dipilih:

  • Sekitar 6-8 jam bila menggunakan gel prostaglandin dan 12-24 jam bila pakai supositoria
  • Sekitar 6-12 jam bila menggunakan oksitosin (pitocin)
  • Sekitar 24 jam bila menggunakan kateter Foley

Apa syarat induksi persalinan perlu dilakukan?

minyak jarak

Menurut American College of Obstetricians and Gynecologists (ACOG), induksi persalinan hanya dilakukan saat kondisi bayi lebih berisiko untuk tetap berada di dalam rahim.

Ya, induksi persalinan tidak selalu dibutuhkan karena ada berbagai kondisi yang mengharuskan Anda melakukan induksi melahirkan.

Dokter biasanya memilih prosedur induksi persalinan atau melahirkan sebagai alternatif pertama sebelum merekomendasikan jenis persalinan dengan operasi caesar.

Dokter akan mendeteksi dahulu masalah kesehatan yang menjadi pertimbangan untuk melakukan induksi persalinan.

Kondisi ini dapat diketahui sejak kehamilan. Jadi, ibu hamil memiliki cukup waktu untuk melakukan persiapan sebelum menjalani induksi persalinan atau melahirkan.

Beberapa faktor yang menentukan apakah ibu membutuhkan induksi persalinan adalah sebagai berikut:

  • Kesehatan ibu
  • Kesehatan bayi
  • Usia kehamilan dan ukuran bayi Anda
  • Posisi janin di dalam rahim
  • Kondisi leher rahim

Alasan induksi persalinan sebaiknya dilakukan

Beberapa kondisi atau syarat yang membuat induksi persalinan harus dilakukan adalah:

  • Usia kehamilan Anda sudah melebihi tanggal yang seharusnya sudah hampir 2 minggu dan Anda tidak menunjukkan tanda-tanda akan melahirkan. Usia kehamilan yang lebih dari 42 minggu akan menempatkan Anda pada risiko yang lebih besar terhadap berbagai masalah, misalnya bayi lahir mati.
  • Ketuban pecah dini tanpa disertai kontraksi melahirkan selama 24 jam. Induksi diperlukan untuk mengurangi risiko infeksi pada rahim atau bayi Anda.
  • Janin tidak bergerak atau mendorong keluar walaupun sudah cukup usia untuk lahir.
  • Terdapat komplikasi kehamilan. Misalnya preeklampsia (tekanan darah tinggi selama kehamilan), diabetes, gangguan pada plasenta, atau infeksi pada air ketuban.
  • Pertumbuhan janin terhambat.
  • Terdapat infeksi pada rahim (chorioamnionitis).
  • Bayi dalam kandungan sudah berhenti tumbuh.
  • Cairan ketuban sedikit atau tidak cukup mengelilingi bayi (oligohidramnion).
  • Kondisi plasenta mulai memburuk.
  • Ibu mengalami abrupsio plasenta.
  • Ibu memiliki riwayat bayi lahir mati pada kehamilan sebelumnya.
  • Ibu mempunyai kondisi medis yang berisiko bagi diri sendiri dan bayi. Ambil contohnya kolesterol tinggi, hipertensi, preeklampsia, diabetes gestasional, penyakit ginjal hingga berat badan lebih.

Selain itu, dokter juga melihat usia kehamilan dan bayi Anda apakah sudah siap dilahirkan atau belum.

Jika bayi sangat prematur, dokter mungkin tidak akan melakukan induksi persalinan.

Alasan lain, yaitu untuk memberikan kenyamanan pada ibu hamil agar ia tidak terlalu merasakan sakit saat menunggu persalinan. Akan tetapi, umumnya hal ini tidak dianjurkan.

Siapa yang tidak dianjurkan melakukan induksi persalinan?

ibu hiv bisa melahirkan bayi negatif hiv

Melansir dari laman Mayo Clinic, induksi persalinan bukan metode yang dapat dilakukan oleh semua ibu hamil.

Beberapa kondisi atau syarat yang membuat ibu tidak dianjurkan untuk melakukan induksi persalinan adalah sebagai berikut:

  • Pernah menjalani operasi caesar sebelumnya dengan sayatan klasik.
  • Posisi plasenta menghalangi serviks atau leher rahim (plasenta previa).
  • Posisi bayi akan lahir dengan bagian bawah tubuh terlebih dahulu, maupun berada di posisi menyamping.
  • Ibu hamil memiliki herpes genital aktif.
  • Tali pusat bayi masuk ke dalam vagina sebelum melahirkan (prolaps tali pusat).

Bila Anda pernah menjalani bedah caesar sebelumnya dan diinduksi persalinan, dokter mungkin akan menghindari pemberian obat-obatan tertentu.

Hal ini bertujuan untuk mengurangi risiko pecahnya uterus atau rahim.

Bagaimana melahirkan dengan induksi dilakukan?

induksi melahirkan induksi persalinan

Induksi melahirkan atau persalinan dapat dilakukan dengan berbagai cara, seperti pemberian obat atau metode lainnya sebagai perangsang melahirkan.

Dengan cara apa induksi persalinan dilakukan tergantung dari kesiapan tubuh ibu untuk melahirkan.

Jika kondisi leher rahim ibu belum mulai melunak, menipis, atau membuka, artinya tubuh ibu belum siap untuk melahirkan.

Pada kondisi tersebut, ibu hamil mungkin akan diberikan obat perangsang melahirkan.

Hal ini bertujuan untuk membuat leher rahim siap untuk kelahiran sebelum memulai induksi persalinan.

Namun sebelum induksi persalinan dimulai, dokter biasanya akan meminta Anda untuk melakukan uji profil biofisik atau pengujian non stres tes (NST).

Tes medis tersebut dilakukan untuk mengetahui kondisi dan respon sang bayi.

Beberapa metode yang digunakan dalam induksi persalinan adalah sebagai berikut:

1. Menggunakan obat prostaglandin

Agar leher rahim menipis atau terbuka, dokter mungkin akan memasukkan obat induksi persalinan prostaglandin ke dalam vagina Anda.

Obat induksi persalinan ini bertindak seperti hormon prostaglandin sehingga dapat membantu mematangkan leher rahim untuk persalinan.

Kadang, obat ini juga dapat merangsang kontraksi melahirkan asli dan bukan kontraksi palsu.

2. Menggunakan obat oksitosin (pitocin)

Pitocin sebenarnya adalah versi sintetis dari hormon oksitosin yang diproduksi secara alami dalam tubuh.

Pitocin digunakan untuk melebarkan leher rahim dan merangsang atau meningkatkan kontraksi rahim.

Oksitosin sendiri merupakan hormon yang diproduksi tubuh secara alami untuk memicu rahim berkontraksi.

Oksitosin digunakan untuk merangsang atau meningkatkan kontraksi Anda. Dokter akan memberikan pitosin melalui cairan infus dalam dosis rendah.

Pasokan tambahan oksitosin ini akan mempercepat kelahiran bayi dengan memicu refleks keluarnya janin dan memudahkannya turun melalui jalur lahir.

Banyaknya jumlah oksitosin yang diperlukan akan disesuaikan dengan kebutuhan Anda.

3. Menggunakan obat misoprostol

Misoprostol adalah obat induksi persalinan yang bertindak seperti hormon prostaglandin alami sebagai perangsang agar segera melahirkan.

Misoprostol bekerja untuk membuat leher rahim menipis atau terbuka sekaligus merangsang kontraksi persalinan.

Obat ini juga dapat diberikan sebagai langkah pertolongan pertama saat leher rahim mengalami sobekan atau perdarahan parah setelah persalinan.

Misoprostol dalam prosedur induksi persalinan diberikan dokter dengan cara memasukkan obat ke dalam vagina atau diberikan pada Anda untuk diminum langsung.

Namun, misoprostol yang diberikan lewat vagina lebih efektif untuk mematangkan serviks dan mempercepat kelahiran bayi dibandingkan yang dikonsumsi secara oral.

4. Menggunakan kateter Foley

Selain obat, induksi persalinan juga dapat dilakukan dengan alat lewat proses yang dinamakan foley bulb induction. Dokter mungkin akan memasukkan kateter dengan balon khusus ke ujung leher rahim Anda.

Balon ini akan diisi air sehingga menekan leher rahim Anda, yang kemudian akan merangsang pelepasan hormon prostaglandin dalam tubuh. Hal ini menyebabkan leher rahim melunak dan terbuka.

5. Mengusap selaput leher rahim

Jika leher rahim sudah agak membuka, ibu mungkin tidak perlu lagi menggunakan obat atau kateter untuk merangsang pematangan leher rahim.

Ibu hanya membutuhkan sedikit rangsangan.

Dokter mungkin akan memasukkan jarinya ke dalam leher rahim Anda dan secara manual memisahkan kantung ketuban dari rahim Anda.

Hal ini membuat hormon prostaglandin dilepaskan oleh tubuh, sehingga terjadi pematangan leher rahim dan mungkin juga kontraksi.

6. Pemecahan kantung ketuban (amniotomi)

Saat leher rahim Anda sudah terbuka beberapa sentimeter dan kepala bayi Anda sudah pindah ke panggul Anda.

Namun, Anda harus menunggu lama lagi sampai persalinan siap dilakukan.

Dokter mungkin akan memecahkan kantong ketuban (amniotomi) Anda dengan alat kecil. Kantong ketuban pecah dapat membuat Anda merasakan kontraksi untuk melahirkan.

Adakah risiko atau bahaya dari induksi persalinan?

VBAC adalah, melahirkan normal setelah caesar

Sebagian besar induksi persalinan berjalan lancar tanpa efek samping bagi ibu maupun bayi.

Hanya saja, tetap ada kemungkinan efek samping yang menyusul setelah Anda menjalani induksi.

Ketika induksi melahirkan tidak bekerja, Anda mungkin membutuhkan metode induksi lainnya atau harus melakukan operasi caesar.

Selain itu, induksi persalinan juga dapat berlangsung lama, terutama jika leher rahim Anda belum siap.

Hal ini mungkin membuat Anda merasa tidak nyaman dan gelisah.

Beberapa risiko atau bahaya yang bisa terjadi saat Anda melakukan induksi persalinan atau melahirkan yakni:

1. Denyut jantung bayi rendah

Denyut jantung rendah pada bayi bisa terjadi karena obat yang digunakan saat induksi persalinan atau melahirkan untuk merangsang kontraksi justru menyebabkan kontraksi muncul terlalu kuat.

Bahkan, timbulnya kontraksi juga bisa terlalu sering dalam waktu yang cukup lama.

Hal ini membuat pasokan oksigen ke bayi Anda berkurang, sehingga denyut jantung bayi rendah.

2. Ruptur uteri atau rahim robek

Dalam kasus yang jarang, ruptur uteri dapat terjadi karena obat prostaglandin dan oksitosin yang digunakan selama induksi persalinan.

Operasi caesar mungkin diperlukan pada saat ini untuk mencegah komplikasi yang lebih berbahaya.

3. Masalah pada tali pusar bayi

Induksi persalinan meningkatkan risiko atau bahaya prolaps tali pusat, di mana tali pusar mendahului janin saat kelahiran atau melahirkan sehingga pasokan oksigen ke janin terganggu.

4. Perdarahan setelah melahirkan

Induksi persalinan juga dapat meningkatkan risiko otot rahim Anda mengalami kontraksi yang buruk setelah persalinan (atonia uteri).

Hal ini menyebabkan perdarahan serius setelah melahirkan.

5. Berisiko menimbulkan infeksi

Induksi persalinan atau kelahiran adalah prosedur yang dapat membawa risiko.

Risiko atau bahaya infeksi pada ibu dan bayi meningkat saat mendapatkan induksi persalinan.

Selama di dalam perut ibu, bayi dilindungi oleh air ketuban. Itu sebabnya, jika setelah air ketuban ibu pecah tapi bayi tidak kunjung keluar, bayi rentan terkena infeksi dalam kandungan.

Ini karena tidak ada lagi yang dapat melindungi bayi dari paparan lingkungan luar sehingga kuman penyebab infeksi lebih mudah masuk.

6. Risiko timbulnya masalah kesehatan pada bayi

Umumnya, induksi persalinan dilakukan lebih awal dari hari perkiraan lahir (HPL). Kondisi ini bisa membawa efek samping bahaya pada induksi persalinan berupa masalah kesehatan pada bayi.

Bayi bisa mengalami kesulitan bernapas dan organ hati belum cukup matang untuk melakukan tugasnya. Alhasil, kondisi ini justru meningkatkan kadar bilirubin dalam darah bayi.

Akibatnya, kulit dan mata bayi jadi menguning atau yang dikenal sebagai penyakit kuning.

Kondisi ini masih bisa diobati sampai sembuh, tapi si kecil harus menghabiskan waktu lebih lama di rumah sakit.

7. Meningkatkan risiko melahirkan caesar

Proses induksi akan merangsang rahim untuk berkontraksi sehingga air ketuban pecah. Sayangnya, tidak semua ibu mampu melewati proses ini dengan mulus.

Ya, ada ibu yang tetap sulit untuk melahirkan normal sehingga operasi caesar mau tidak mau harus menggantikannya.

Operasi caesar dalam induksi persalinan juga sering dipilih ketika posisi bayi tidak memungkinkan untuk dilahirkan normal karena bisa berakibat buruk bagi bayi.

8. Kegagalan induksi

Kegagalan induksi persalinan bisa terjadi karena rahim tidak cukup membuka.

Persalinan normal tidak dapat dilakukan sehingga ibu hamil perlu menjalani operasi caesar.

Di samping memiliki keuntungan, induksi melahirkan memang memiliki sejumlah risiko.

Akan tetapi, jika dokter merekomendasikan hal ini, manfaat yang Anda dapat bisa lebih besar dibandingkan risikonya.

Induksi persalinan yang dilakukan dengan tepat sebenarnya bisa menyelamatkan ibu dan janin saat melahirkan bila dinilai berisiko menimbulkan bahaya.

Di balik semua risiko bahaya di atas, induksi persalinan atau melahirkan cenderung memiliki manfaat yang lebih besar dibandingkan risikonya.

Itulah mengapa induksi persalinan atau kelahiran adalah prosedur yang tetap perlu dilakukan untuk kondisi tertentu.

Sebaiknya bicarakan dengan dokter dalam mempersiapkan kelahiran buah hati Anda sehingga segala sesuatu yang buruk saat melahirkan dapat diantisipasi.

Apa syarat yang harus dipersiapkan sebelum induksi persalinan?

trimester 2

Keberhasilan induksi persalinan ditentukan oleh faktor medis dan kesiapan Anda sebelum menjalaninya. Faktor medis mencakup kondisi kesehatan dan bukaan rahim.

Guna menunjang keberhasilan induksi, Anda dapat melakukan persiapan berikut:

1. Memahami seluruh pilihan yang tersedia

Induksi persalinan bisa dilakukan dengan berbagai teknik. Contohnya, teknik amniotomi dengan memecahkan ketuban guna mempercepat persalinan.

Persiapan pertama yang perlu Anda lakukan sebelum induksi melahirkan adalah berkonsultasi dengan dokter mengenai hal ini.

Tanyakan mengapa dokter menyarankan induksi, teknik yang akan digunakan, serta informasi lain yang Anda perlukan.

2. Mengetahui kondisi rahim Anda

Sebelum memutuskan untuk menjalani induksi, Anda harus mengetahui terlebih dulu seperti apa kondisi rahim Anda.

Pasalnya, induksi lebih mudah dilakukan bila rahim Anda telah siap untuk menjalani persalinan.

Biasanya dokter akan menginformasikan mengenai hal ini saat Anda berkonsultasi.

Unsur-unsur yang perlu Anda perhatikan antara lain lebar bukaan, panjang ukuran, serta lembut atau tidaknya otot rahim Anda.

Selain itu, pahami pula seberapa rendah posisi janin di dalam rahim Anda dan apakah terdapat kemungkinan sungsang.

3. Mengetahui hari perkiraan lahir

Induksi persalinan adalah proses yang akan berjalan dengan lebih mudah bila Anda sudah mendekati hari perkiraan lahir (HPL).

Jadi, cobalah berkonsultasi dengan dokter mengenai tanggal kelahiran saat Anda melakukan persiapan menjelang induksi melahirkan.

Rahim akan semakin siap menjalani persalinan jika tanggal kelahiran sudah dekat.

Apabila Anda tidak mengetahui hari perkiraan lahir atau usia kehamilan belum mencapai 39 minggu, risiko persalinan biasanya menjadi lebih tinggi.

Apa yang akan dilakukan jika induksi persalinan tidak berhasil?

berapa kali operasi caesar bisa dilakukan

Sebelum melakukan induksi ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. Dokter akan melakukan penilaian serviks. Keberhasilan induksi persalinan bergantung pada skor pelvik.

Hal lain yang diperhatikan sebelum memutuskan apakah induksi persalinan perlu dilakukan atau tidak adalah tanda vital ibu.

Ambil contohnya seperti tensi darah, nadi, pernapasan dan temperatur, denyut jantung janin, ada kelainan kontraksi rahim yang berlebihan, dan ada perdarahan atau tidak.

Induksi melahirkan atau kelahiran adalah proses yang tidak selalu berjalan sukses.

Kalau sudah begini, dokter kandungan atau bidan Anda akan mengobservasi keadaan ibu dan bayi yang dikandungnya terlebih dahulu.

Itulah mengapa induksi harus dilakukan dengan pengawasan yang ketat dari dokter yang menangani.

Induksi persalinan adalah prosedur yang dapat dinyatakan gagal bila ibu tidak bisa mencapai target kontraksi yang diinginkan.

Dokter yang menangani persalinan akan memperhatikan respons rahim terhadap obat kontraksi yang telah diberikan.

Apabila ibu tidak kuat atau mengalami nyeri berlebihan maka induksi dapat dihentikan.

Kemungkinan dokter akan menawarkan metode induksi melahirkan yang lain atau menempuh jalan operasi caesar bila tidak juga berhasil.

Persalinan caesar diperlukan saat induksi melahirkan tidak bekerja, terutama jika Anda belum pernah melahirkan sebelumnya dan leher rahim Anda belum siap untuk kelahiran.

Ibu akan diberi kesempatan terlebih dahulu untuk mendiskusikan keadaan ini dengan dokter kandungan yang menangani persalinan.

Hello Health Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

Ditinjau secara medis oleh

dr. Damar Upahita

General Practitioner · None


Ditulis oleh Karinta Ariani Setiaputri · Tanggal diperbarui 27/10/2022

Iklan

Apakah artikel ini membantu?

Iklan
Iklan