Meski dibutuhkan oleh tubuh, kadar zat besi yang terlalu tinggi bisa menimbulkan kondisi kesehatan yang serius jika tidak ditangani. Untuk menangani kelebihan zat besi, salah satu obat yang bisa digunakan, yaitu deferasirox. Obat ini termasuk ke dalam kelompok obat keras, sehingga hanya bisa diperoleh dengan resep dokter.
Golongan obat: Agen pengkelat besi (iron chelating agents)
Merek obat: Enferox, Exjade, Dextron, Deferasirox, Kalsirox,
Apa itu obat deferasirox?
Deferasirox atau deferasiroks adalah obat yang digunakan untuk mengatasi kadar zat besi yang terlalu tinggi pada tubuh akibat transfusi darah berulang.
Namun, deferasiroks dapat juga mengatasi tingginya kadar zat besi pada pasien dengan kelainan darah kronis yang tidak memerlukan transfusi darah, misal thalassemia (non-transfusion dependent thalassemia).
Transfusi darah sering diperlukan pada beberapa jenis penyakit anemia atau kekurangan sel darah merah, yakni talasemia bergantung transfusi (transfusion-dependent thalassemia), penyakit sel bulan sabit (sickle-cell anemia, dan myelodysplastic syndromes (MDS).
Transfusi darah memiliki beberapa manfaat, tetapi bisa menyebabkan tubuh menyimpan terlalu banyak zat besi.
Pada pasien penerima banyak transfusi darah dan penderita non-transfusion dependent thalassemia dengan kadar zat besi yang tinggi, kelebihan zat besi dapat menumpuk pada beberapa organ.
Untuk penderita non-transfusion dependent thalassemia, kelebihan zat besi juga dapat berkembang dari waktu ke waktu, terutama akibat peningkatan penyerapan zat besi sebagai respons terhadap jumlah sel darah yang rendah.
Penumpukan zat besi bisa memicu berbagai permasalahan, seperti gagal jantung, penyakit liver (hati), dan diabetes. Risiko-risiko tersebut dapat dikurangi dengan membuang kelebihan zat besi.
Obat ini bekerja dengan cara melekat pada zat besi di dalam darah dan membantu tubuh mengeluarkan kelebihan zat besi melalui urine atau tinja.
Dosis obat deferasirox
Ketersediaan dosis deferasiroks adalah tablet atau tablet yang larut dalam air, dengan kadar 90 mg, 125 mg, 180 mg, 250 mg, 360 mg, 500 mg.
Dilansir dari EMC, secara umum, pembagian dosis deferasirox sesuai dengan kondisi yang ditangani adalah sebagai berikut.
1. Kelebihan zat besi setelah transfusi darah
- Dewasa: dosis deferasirox adalah 20 mg/kg sekali sehari dengan dosis maksimum 40 mg/kg/hari.
- Anak: pada anak usia 2-17 tahun, dosis deferasirox adalah 20 mg/kg sekali sehari dengan dosis maksimum 40 mg/kg/hari.
2. Kelebihan zat besi pada sindrom non-transfusion dependent thalassemia
- Dewasa: dosis deferasirox adalah 10 mg/kg diminum sekali sehari.
- Anak: dosis deferasirox adalah tidak lebih dari 7 mg/kg sehari.
Informasi yang diberikan bukanlah pengganti dari nasihat medis. Selalu konsultasikan pada dokter atau apoteker Anda sebelum memulai pengobatan.
Aturan pakai obat deferasirox
Minum obat ini saat perut kosong, setidaknya 30 menit sebelum makan, biasanya sekali sehari atau sesuai petunjuk dokter.
Untuk obat tablet, telan tablet secara langsung dengan bantuan air putih. Jika Anda tidak bisa langsung menelannya, hancurkan obat dan campurkan dengan makanan halus, misal yoghurt.
Untuk obat tablet yang larut dalam air, selalu larutkan tablet sesuai petunjuk. Jangan langsung mengunyah atau menelan tablet.
Larutkan obat dalam air putih dan aduk hingga obat larut sempurna. Langsung minum larutan tersebut dan jangan menyimpannya.
Beberapa antasida yang mengandung aluminum dapat menurunkan kadar obat yang dapat diserap tubuh.
Jika Anda mengonsumsi antasida yang mengandung aluminum, seperti Antasida Doen, Bifantacid Forte, Plantacid, atau Plantacid Forte, maka minum dua jam sebelum atau sesudah deferasiroks.
Minum obat ini secara rutin untuk memperoleh manfaat yang optimal. Untuk membantu Anda mengingat, minumlah obat ini pada waktu yang sama setiap hari.
Jangan berhenti menggunakan obat ini sebelum berkonsultasi dengan dokter. Apabila Anda melupakan satu dosis obat ini, minum sesegera mungkin.
Namun bila sudah mendekati waktu dosis berikutnya, lewati dosis yang terlupakan dan kembali ke jadwal dosis yang biasa. Intinya, jangan menggandakan dosis obat Anda.
Selama menggunakan obat ini, Anda mungkin perlu menjalani tes darah secara rutin.
Anda mungkin juga perlu memeriksa fungsi ginjal dan hati setiap enam bulan sekali. Ini karena deferasirox bisa berbahaya bagi ginjal dan hati.
Efek samping obat deferasirox
Efek samping ringan deferasirox adalah sebagai berikut.
- Mual.
- Muntah.
- Sakit perut.
- Pusing.
- Sakit kepala.
- Gelisah.
- Kesulitan tidur (insomnia).
- Ruam ringan atau perubahan warna kulit.
- Batuk.
- Hidung tersumbat.
- Sakit tenggorokan.
- Diare.
- Demam.
Selain efek samping tersebut, ada juga efek samping lain yang lebih serius. Segera lakukan pemeriksaan ke dokter jika Anda mengalami efek samping berikut ini.
- Penurunan kadar sel darah merah, sel darah putih, atau platelet.
- Perdarahan atau iritasi perut atau usus.
- Penyakit kuning.
- Penurunan kemampuan mendengar.
- Peningkatan tekanan pada mata.
- Lensa mata keruh atau berkabut.
- Mata bengkak.
- Sesak napas.
- Ruam dengan kulit terkelupas atau melepuh.
Tidak semua orang mengalami efek samping di atas. Mungkin ada beberapa efek samping yang tidak disebutkan.
Bila Anda memiliki kekhawatiran mengenai efek samping tertentu, konsultasikanlah pada dokter atau apoteker Anda.
Peringatan dan perhatian saat pakai obat deferasirox
Sebelum menggunakan obat tertentu, pertimbangkan risiko dan manfaatnya terlebih dahulu.
Ini adalah keputusan yang harus dibuat oleh Anda dan dokter. Selalu ikuti anjuran dari dokter dalam mengonsumsi obat.
Beri tahu dokter jika Anda mengalami reaksi alergi pada obat ini atau obat lain.
Beri tahu juga jika Anda memiliki alergi tipe lain seperti pada makanan, pewarna, pengawet, atau alergi hewan. Untuk produk tanpa resep, selalu baca label pada kemasan secara saksama.
Jangan lupa pula untuk memberi tahu dokter dan apoteker apa saja obat-obatan, vitamin, suplemen, dan produk herbal yang sedang atau akan Anda gunakan.
Beri tahu dokter jika Anda mengalami infeksi, mual parah, muntah, atau dehidrasi. Beri tahu juga jika Anda pernah atau sedang mengalami masalah pada pendengaran atau penglihatan.
Jika Anda sedang hamil, merencanakan kehamilan, atau menyusui, beri tahu juga kepada dokter mengenai kondisi ini. Jika Anda hamil saat mengonsumsi deferasirox, segera hubungi dokter.
Anda harus memahami bahwa deferasirox dapat membuat Anda pusing. Jangan menyetir atau mengoperasikan mesin berat selama menggunakan obat ini.
Beri tahu dokter jika Anda mengalami diare atau muntah selama Anda menggunakan obat ini. Jika Anda mengalami gejala tersebut, minum banyak cairan untuk menghindari dehidrasi.
Kondisi kesehatan lain yang Anda miliki bisa memengaruhi penggunaan obat ini. Beberapa kondisi kesehatan yang mungkin dapat berinteraksi dengan obat deferasirox adalah sebagai berikut.
- Kelainan darah (agranulocytosis, anemia, neutropenia).
- Masalah pada mata (katarak, glaukoma).
- Masalah pendengaran.
- Tukak lambung.
- Perdarahan lambung atau usus.
- Masalah pada sumsum tulang (myelodysplastic syndrome).
- kanker tahap lanjut.
- Penyakit ginjal.
- Penyakit liver (hati).
- Thrombocytopenia (platelet rendah pada darah).
- Hepatitis.
- Penyakit yang menurunkan sistem imun, seperti kanker, HIV, atau AIDS.
Cara penyimpanan deferasirox
Merek lain dari obat ini mungkin memiliki aturan penyimpanan yang berbeda. Perhatikan instruksi penyimpanan pada kemasan produk atau tanyakan pada apoteker Anda.
Simpan obat dalam suhu ruangan, jauhkan dari cahaya langsung dan tempat yang lembap. Jangan disimpan di kamar mandi dan jangan dibekukan.
Jauhkan semua obat-obatan dari jangkauan anak-anak dan hewan peliharaan. Jangan membuang obat ke dalam toilet atau ke saluran pembuangan kecuali bila diinstruksikan.
Buang produk ini bila masa berlakunya telah habis atau bila sudah tidak diperlukan lagi.
Konsultasikan kepada apoteker atau perusahaan pembuangan limbah lokal mengenai bagaimana cara aman membuang produk obat Anda.
Apakah deferasirox aman untuk ibu hamil dan menyusui?
Obat ini termasuk ke dalam risiko kehamilan kategori C (mungkin berisiko) menurut US Food and Drugs Administration (FDA).
Berdasarkan penelitian yang dilakukan, diketahui bahwa obat ini bisa berbahaya bagi janin jika dikonsumsi oleh ibu hamil.
Wanita yang sedang atau berpotensi hamil tidak disarankan menggunakan obat ini. Segera beri tahu dokter jika Anda hamil atau diduga hamil saat menggunakan obat ini.
Dari penelitian yang dilakukan pada hewan, diketahui bahwa obat ini terserap ke ASI secara cepat dan dalam jumlah yang banyak.
Lakukan konsultasi ke dokter terlebih dahulu sebelum mengonsumsi obat ini saat sedang menyusui.
Dokter akan menentukan apakah penggunaan obat harus dihentikan atau ibu harus berhenti menyusui selama penggunaan obat.
Interaksi obat deferasirox dengan obat lainnya
Interaksi obat dapat mengubah kinerja obat Anda atau meningkatkan risiko efek samping yang serius. Tidak semua kemungkinan interaksi obat tercantum dalam dokumen ini.
Simpan daftar semua produk yang Anda gunakan (termasuk obat-obatan resep/nonresep dan produk herbal) dan konsultasikan pada dokter atau apoteker.
Walau beberapa obat tidak boleh dikonsumsi bersamaan sama sekali, pada kasus lain, beberapa obat juga bisa digunakan bersamaan meskipun interaksi mungkin saja terjadi.
Pada kasus ini, dokter Anda dapat mengubah dosis atau seberapa sering Anda menggunakan salah satu atau kedua obat.
Berikut adalah beberapa obat yang diketahui dapat berinteraksi dengan deferasirox.
- Obat-obatan untuk menetralkan asam lambung, seperti antasida yang mengandung aluminium.
- Obat-obatan untuk epilepsi (pas atau kejang), seperti karbamazepin, fenobarbital, fenitoin.
- Obat penurun kolesterol, seperti cholestyramine, simvastatin.
- Obat-obatan untuk gangguan mood, seperti midazolam.
- Obat-obatan untuk asma, seperti teofilin.
- Obat untuk diabetes, seperti repaglidin.
- Obat-obatan untuk tuberkulosis (TB), seperti rifampisin.
- Obat-obatan untuk infeksi HIV, seperti ritonavir.
- Obat yang digunakan dalam transplantasi organ atau gangguan kekebalan tertentu, seperti siklosporin.
Dokumen ini tidak menyertakan semua interaksi obat yang dapat terjadi.
Simpan daftar produk yang Anda gunakan (termasuk obat-obatan resep/nonresep dan herbal) serta beri tahu dokter dan apoteker Anda.
[embed-health-tool-bmi]