backup og meta

15 Jenis Gula yang Terdapat pada Makanan dan Minuman

15 Jenis Gula yang Terdapat pada Makanan dan Minuman

Dalam kehidupan sehari-hari mungkin kita tidak dapat terlepas dari konsumsi gula. Faktanya, hampir setiap makanan atau minuman yang Anda konsumsi mengandung gula dalam berbagai jenis. Kenali lebih dalam beragam jenis gula pada ulasan berikut ini.

Jenis-jenis gula yang sering Anda konsumsi

Gula merupakan bahan pemanis yang sering digunakan dalam berbagai masakan dan minuman, serta dikenal memiliki berbagai jenis dengan sifat dan kegunaan yang berbeda.

Secara umum, gula dapat dibedakan menjadi dua kategori utama, yaitu gula alami dan gula tambahan.

Gula alami terdapat dalam bahan makanan seperti buah-buahan, sayuran, dan madu.

Sementara itu, gula tambahan umumnya ditemukan dalam produk olahan, seperti gula pasir, sirup jagung, dan pemanis buatan.

Berikut berbagai jenis gula yang terkandung dalam makanan dan minuman.

1. Glukosa

Glukosa adalah sumber utama energi yang dibutuhkan tubuh untuk beraktivitas. Jenis gula ini juga satu-satunya yang berfungsi memberikan asupan energi pada sel otak.

Tipe gula ini akan langsung dipakai oleh tubuh untuk menghasilkan energi. Pemanis bentuk lainnya akan dicerna dahulu dan diubah menjadi glukosa baru setelah itu dipakai untuk sumber energi.

Glukosa merupakan kandungan dari sukrosa dan high fructose corn syrup. Satu sendok teh glukosa memiliki kalori sebanyak 16 kkal. Glukosa diketahui berpengaruh dalam kadar gula darah.

2. Fruktosa

sorbitol fungsi

Pemanis ini dikenal sebagai pemanis pada buah karena kandungannya cukup tinggi pada buah dan madu.

Jenis gula alami ini baik untuk penderita diabetes melitus karena tidak menyebabkan kenaikan gula darah.

Namun, konsumsi fruktosa dalam jumlah yang tinggi dapat menyebabkan penyimpanan lemak dalam tubuh meningkat. Pada akhirnya, hal ini dapat meningkatkan risiko terkena penyakit diabetes atau jantung. 

Pemanis jenis ini akan dimetabolisme oleh hati untuk diubah menjadi glukosa.  

3. Galaktosa

Galaktosa sering ditemukan pada susu dan berbagai produk susu lainnya, seperti yoghurt, keju, dan mentega.

Jenis gula ini juga memiliki kadar manis yang lebih rendah dibandingkan dengan glukosa.

Jika menggunakan jenis gula alami ini untuk memasak, Anda perlu menambahkannya dalam jumlah yang cukup banyak untuk memunculkan rasa manis.

Ingat, asupan gula yang berlebihan dapat menimbulkan dampak buruk bagi kesehatan.

4. Laktosa

Laktosa diketahui sebagai pemanis yang ada di dalam susu dan terdiri dari galaktosa dan glukosa. Tipe gula ini merupakan bentuk karbohidrat sederhana berjenis disakarida.

Gula alami ini memiliki rasa yang kurang manis dan lebih susah untuk dicerna dalam tubuh.

Oleh karena itu, laktosa jarang digunakan sebagai tambahan pada produk makanan atau minuman kemasan.

5. Maltosa

Maltosa merupakan disakarida dari karbohidrat sederhana yang dibentuk dari dua molekul glukosa.

Tipe gula ini juga sering disebut dengan gula malt, yang biasanya terdapat pada sereal, pasta, kentang, beberapa produk minuman beralkohol, dan berbagai produk makanan kemasan lain.

6. Sukrosa (gula pasir)

merk gula pasir

Gula pasir yang sering kita pakai untuk bumbu dapur atau tambahan dalam teh maupun kopi adalah pemanis jenis sukrosa.

Jenis gula ini merupakan karbohidrat sederhana yang dibentuk dari glukosa dan fruktosa.

Sukrosa dapat ditemukan secara alami di berbagai jenis buah maupun sayuran, tapi sebagian besar sukrosa terbentuk dari  80% tebu dan 20% gula bit.

Gula ini terdapat dalam berbagai bentuk, yaitu gula pasir, gula bubuk, dan gula batu.

7. Sakarin

Sakarin merupakan pemanis buatan yang pertama kali ditemukan dan sudah ada sejak 100 tahun yang lalu.

Gula ini memiliki rasa manis 300 – 400 kali lebih manis daripada gula biasa dan akan menimbulkan rasa pahit setelah dikonsumsi.

Namun, beberapa penelitian belakangan ini menemukan bahwa sakarin berbahaya untuk kesehatan.

Sakarin dianggap dapat meningkatkan risiko terkena kanker karena mengandung karsinogen.

Jenis gula buatan ini masih diperbolehkan untuk dikonsumsi dengan batas 12 mg per 29 ml dalam sebuah minuman dan 30 mg per kemasan makanan.

8. Aspartam

Pemanis jenis ini memiliki tingkat kemanisan 200 kali lebih tinggi dibandingkan dengan gula biasa dan memiliki sebanyak 4 kalori per gramnya.

Namun, aspartam mempunyai kekurangan yaitu rasa manisnya akan hilang jika terpapar suhu yang tinggi dalam waktu lama.

Oleh karena itu, aspartam lebih banyak digunakan untuk makanan dingin, seperti es krim, minuman dingin, dan yoghurt.

9. Acesulfame K

Sama seperti aspartam, pemanis buatan ini memiliki rasa 200 kali lebih manis dibandingkan dengan gula, tapi tidak menimbulkan rasa pahit setelah dikonsumsi.

Acesulfame K tidak dicerna oleh tubuh karena tidak memiliki kalori sama sekali. Selain itu, pemanis buatan ini tahan dengan pemanasan suhu tinggi sehingga tahan jika melalui proses pemasakan.

Jenis gula ini juga baik untuk penderita diabetes karena terbukti tidak memengaruhi kadar gula darah. Setidaknya terdapat 1000 lebih produk yang menggunakan acesulfame K.

10. Sukralosa

Sukralosa memiliki rasa manis 600 lebih tinggi dibandingkan dengan gula.

Pemanis ini juga tidak melalui proses pencernaan di dalam tubuh. Itulah mengapa sukralosa sering digunakan dalam produk penurun berat badan.

Tipe gula buatan ini juga dapat digunakan ketika proses pemasakan dengan suhu tinggi dan tidak akan menghilangkan rasa manisnya.

Sukralosa sering digunakan untuk sirup, makanan penutup, minuman, dan produk kue.

11. Neotame

Jenis gula ini merupakan pemanis buatan yang baru ditemukan dan diperbolehkan untuk dikonsumsi oleh BPOM Amerika, yakni FDA, sejak tahun 2002.

Tingkat kemanisan yang dimiliki oleh neotame yaitu 8000 kali lebih manis dibandingkan dengan gula biasa dan 40 kali lebih manis dibandingkan dengan aspartam.

Pemakaian neotame dengan kadar sedikit saja sudah menimbulkan rasa manis pada makanan atau minuman.

Neotame diperbolehkan untuk dikonsumsi sebanyak 2 mg per kg berat badan. Pemanis ini juga tidak menyebabkan kenaikan kadar gula darah.

12. Sorbitol

permen penghilang bau mulut

Sorbitol adalah jenis alkohol gula atau turunan gula yang digunakan sebagai pemanis rendah kalori dalam berbagai produk makanan dan minuman.

Secara alami, sorbitol dapat ditemukan dalam buah-buahan seperti apel, pir, dan persik.

Dalam produk makanan, jenis gula ini digunakan dalam permen karet, produk diet, dan makanan bebas gula.

Hal ini karena sorbitol mampu memberikan rasa manis tanpa meningkatkan kadar gula signifikan.

13. Xylitol

Xylitol merupakan salah satu jenis gula alami yang banyak ditemukan dalam buah-buahan dan sayuran.

Gula ini juga dapat dijadikan alternatif gula bagi orang yang perlu mengontrol asupan gula, karena kandungan kalorinya hanya sekitar 2,4 kkal per gram.

Selain itu, salah satu penelitian dalam jurnal Clinical, Cosmetic and Investigational Dentistry mengatakan bahwa xylitol menghambar pertumbuhan bakteri penyebab karies.

Xylitol juga merangsang produksi saliva, yang kaya akan mineral seperti kalsium dan fosfat, membantu memperkuat kembali enamel gigi yang mulai terkikis.

14. Ribosa

Ribosa juga merupakan salah satu pemanis yang relatif rendah gula. Rasa ribosa kurang dari 0,2 kali rasa manis gula biasa, dengan kandungan kalori sekitar 4 kkal per gram.

Salah satu keunggulan ribosa adalah kemampuannya untuk menurunkan indeks glikemik (GI) gula sukrosa hingga lebih dari 30% ketika menggantikan 10 – 14% dari sukrosa.

Selain itu, ribosa membantu dalam berbagai proses biologis, seperti menyediakan energi berkelanjutan, mendukung metabolisme lemak, serta meningkatkan kinerja fisik dan pemulihan otot.

15. Xilosa

Makanan manis

Xilosa adalah jenis gula yang memiliki rasa manis dengan tingkat manis yang lebih rendah dibandingkan sukrosa.

Dalam tubuh, xilosa dapat dicerna dengan cepat dan memiliki indeks glikemik yang rendah sehingga cocok untuk penyandang diabetes atau mereka yang ingin menjaga kadar gula darah.

Selain itu, xilosa digunakan dalam industri makanan sebagai pemanis alternatif dan dalam bidang farmasi sebagai bahan tambahan pada berbagai produk.

Konsumsi makanan atau minuman manis harus tetap dibatasi meskipun produk tersebut menggunakan pemanis buatan yang minim kalori.

Terlalu banyak mengonsumsi makanan manis dapat meningkatkan risiko terkena penyakit diabetes mellitus tipe 2, penyakit jantung, hipertensi, bahkan osteoporosis.

WHO menganjurkan untuk mengonsumsi gula hanya 10% dari total kebutuhan kalori per hari.

Oleh karena itu, lebih baik Anda membatasi makanan tinggi gula dan melakukan olahraga rutin sehingga mengurangi bahaya penyakit degeneratif. 

Ringkasan

Berikut macam-macam gula yang sering dikonsumsi atau dicampur dalam makanan dan minuman.
  • Glukosa.
  • Fruktosa.
  • Galaktosa.
  • Laktosa.
  • Maltosa.
  • Sukrosa.
  • Sakarin.
  • Aspartam.
  • Acesulfame K.
  • Sukralosa.
  • Neotame.
  • Sorbitol.
  • Xylitol.
  • Ribosa.
  • Xilosa.

[embed-health-tool-bmi]

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Carbohydrates: Types & Health Benefits. Cleveland Clinic. (n.d.). Retrieved 20 December 2024, from https://my.clevelandclinic.org/health/articles/15416-carbohydrates

Sugar substitutes. Cleveland Clinic. (n.d.). Retrieved 20 December 2024, from https://my.clevelandclinic.org/health/articles/15166-sugar-substitutes–non-nutritive-sweeteners

Shankar, P., Ahuja, S., & Sriram, K. (2013). Non-nutritive sweeteners: review and update. Nutrition (Burbank, Los Angeles County, Calif.)29(11-12), 1293–1299. https://doi.org/10.1016/j.nut.2013.03.024

Nutritive and Nonnutritive Sweetener Resources. NAL. (n.d.). Retrieved 20 December 2024, from https://www.nal.usda.gov/legacy/fnic/nutritive-and-nonnutritive-sweetener-resources

Sugar substitutes. Cleveland Clinic. (n.d.). Retrieved 20 December 2024, from https://my.clevelandclinic.org/health/articles/15166-sugar-substitutes–non-nutritive-sweeteners

Bizovi, G. (2024). Sweetener: Nutritive & non-nutritive (SP 50-935). OSU Extension Service. Retrieved 20 December 2024, from https://extension.oregonstate.edu/food/preservation/sweetener-nutritive-non-nutritive-sp-50-935

Nayak, P. A., Nayak, U. A., & Khandelwal, V. (2014). The effect of xylitol on dental caries and oral flora. Clinical, cosmetic and investigational dentistry6, 89–94. https://doi.org/10.2147/CCIDE.S55761

Versi Terbaru

28/12/2024

Ditulis oleh Aprinda Puji

Ditinjau secara medis oleh dr. Patricia Lukas Goentoro

Diperbarui oleh: Fidhia Kemala


Artikel Terkait

Apa yang Terjadi Saat Tidak Makan Gula Sama Sekali?

Kandungan Gula dalam Buah, Apa Efeknya bagi Kesehatan?


Ditinjau secara medis oleh

dr. Patricia Lukas Goentoro

General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)


Ditulis oleh Aprinda Puji · Tanggal diperbarui 2 hari lalu

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan