backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan
Konten

Apa Itu Fruktosa? Inilah Manfaat dan Sumber Makanannya

Ditinjau secara medis oleh dr. Patricia Lukas Goentoro · General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)


Ditulis oleh Andisa Shabrina · Tanggal diperbarui 27/10/2022

Apa Itu Fruktosa? Inilah Manfaat dan Sumber Makanannya

Fruktosa sering digunakan sebagai komponen gula tambahan dalam makanan. Beberapa peneliti kesehatan percaya kandungan fruktosa yang tinggi berbahaya bagi kesehatan. 

Ketahui lebih jauh mengenai jenis gula ini dan bagaimana pengaruhnya bagi kesehatan.

Apa itu fruktosa?

Fruktosa adalah jenis karbohidrat sederhana (gula) dalam kelompok monosakarida dan terdapat di dalam gula dapur yang dikonsumsi sehari-hari.

Bersama glukosa, jenis gula ini akan dicerna menjadi sumber energi dalam tubuh.

Fruktosa juga terkandung di dalam buah-buahan. Jenis gula ini adalah gula alami dari buah, tapi jumlahnya tak terlalu banyak.

Jenis gula ini juga dapat ditemukan di berbagai pemanis tambahan seperti sirup jagung fruktosa tinggi dan sirup agave.

Jika suatu produk mencantumkan tambahan gula sebagai salah satu bahan utamanya, biasanya produk tersebut mengandung fruktosa yang tinggi.

Meski merupakan sumber energi, asupan gula ini secara berlebihan dapat meningkatkan risiko gangguan metabolisme.

Manfaat fruktosa

fruktosa

Rasa manis dari buah-buahan, seperti apel, pir, dan kurma, yang Anda konsumsi berasal dari fruktosa, 

Namun, tidak seperti glukosa, fruktosa justru menyebabkan rendahnya kadar gula darah, asalkan dikonsumsi dalam batas sewajarnya. 

Beberapa ahli kesehatan merekomendasikan jenis gula ini sebagai pemanis yang bisa dikatakan aman untuk pasien diabetes tipe 2.

Berikut manfaat lainnya untuk tubuh manusia:

  • membantu menghasilkan energi,
  • menyimpan energi dalam bentuk glikogen, dan
  • membentuk lemak dalam tubuh.

Meskipun memiliki manfaat untuk metabolisme tubuh, Anda tetap perlu berhati-hati.

Pasalnya, mengonsumsi sumber makanan yang mengandung gula tinggi  dapat memicu berbagai masalah kesehatan.

Sumber makanan mengandung fruktosa

Sebagai jenis gula yang terdapat dalam bahan makanan alami, Anda dapat menemukan kandungan fruktosa pada buah dan sayuran berikut:

  • apel,
  • pir,
  • buah ara,
  • plum,
  • anggur,
  • semangka
  • pisang,
  • alpukat,
  • stroberi,
  • asparagus,
  • wortel, 
  • selada,
  • buncis,
  • akar sawi putih, dan
  • daun bawang.
  • Kandungan fruktosa yang cukup tinggi juga terdapat dalam makanan dan minuman olahan seperti:

    • sirup jagung,
    • karamel,
    • madu olahan,
    • gula cair, dan
    • gula aren.

    Bagaimana fruktosa dicerna dalam tubuh?

    fruktosa

    Glukosa dan fruktosa dicerna serta diserap dengan cara yang berbeda oleh tubuh.

    Setelah sampai di usus halus, glukosa akan langsung diserap ke pembuluh darah, lalu sel-sel tubuh akan menggunakannya sebagai energi. 

    Tubuh juga akan melepaskan fruktosa ke pembuluh darah selama proses penyerapan zat gizi di usus halus.

    Namun, untuk diproses sebagai energi, jenis gula ini harus dipecah menjadi glukosa terlebih dahulu oleh organ hati.

    Itulah mengapa fruktosa tidak langsung meningkatkan gula darah selayaknya glukosa.

    Namun, jenis gula ini tetap akan menaikkan gula darah secara bertahap setelah sedikit demi sedikit organ hati mengolahnya menjadi glukosa.

    Selain glukosa, hasil akhir dari proses pencernaan gula ini adalah trigliserida, asam urat, dan beberapa zat radikal bebas.

    Ringkasan

    • Fruktosa terdapat dalam bahan makanan alami seperti buah dan sayuran.
    • Jenis gula ini juga marak ditemukan dalam bentuk gula tambahan atau pemanis makanan.
    • Agar bisa digunakan sebagai sumber energi, organ hati perlu memecah gula ini menjadi glukosa.

    Risiko kelebihan asupan fruktosa

    Mengonsumsi jenis gula ini secara berlebihan tentu tidak baik bagi kesehatan Anda. Berikut adalah bahaya kesehatan yang mungkin ditimbulkan.

    1. Penyakit hati

    Konsumsi fruktosa terlalu banyak bisa menyebabkan penumpukan trigliserida di hati.

    Trigliserida adalah jenis lemak yang dihasilkan dari pemecahan fruktosa oleh hati. Pengendapan lemak ini bisa merusak fungsi organ hati.

    Dalam jangka panjang, kondisi ini berpotensi menyebabkan penyakit perlemakan hati non-alkoholik.

    2. Penyakit jantung

    Fruktosa dapat menghancurkan komposisi lemak darah Anda, sehingga meningkatkan kadar kolesterol jahat (LDL).

    Meningkatnya LDL menyebabkan akumulasi lemak di sekitar organ dan berpotensi penyakit jantung.

    Penumpukan trigliserida juga bisa memicu timbulnya plak di pembuluh darah yang dapat menyebabkan penyakit jantung.

    3. Risiko lainnya

    Berikut ini efek lain yang mungkin terjadi jika Anda mengonsumsi makanan tinggi fruktosa secara berlebihan.

    • Zat radikal bebas yang dihasilkan dari pemecahan fruktosa juga dapat merusak struktur sel, enzim, dan bahkan gen. 
    • Meningkatkan kadar asam urat dalam darah yang menyebabkan asam urat dan tekanan darah tinggi (hipertensi).
    • Menyebabkan resistensi insulin yang dapat menyebabkan obesitas dan diabetes tipe 2.
    • Fruktosa tidak menekan nafsu makan seperti halnya glukosa, sehingga mungkin dapat memicu nafsu makan berlebihan.

    Gangguan metabolisme

    Sebagian orang tidak mampu mencerna dan menyerap jenis gula ini dengan baik.

    Kondisi yang disebut dengan malabsorbsi fruktosa ini ditandai dengan meningkatnya jumlah gas di saluran cerna dan gangguan pencernaan lainnya.

    Malabsorbsi ini terbilang cukup umum terjadi dan memengaruhi hingga 1 dari 3 orang. 

    Orang yang mengalami malabsorbsi fruktosa tidak memiliki sel pembawa fruktosa (enterosit) yang cukup dalam ususnya.

    Jika usus kekurangan sel pembawa, gula ini akan menumpuk di dalam usus besar dan mengakibatkan gangguan pencernaan.

    Malabsorpsi fruktosa dapat disebabkan oleh banyak penyebab yang meliputi:

    • ketidakseimbangan bakteri baik dan jahat di usus,
    • terlalu banyak mengonsumsi makanan olahan,
    • riwayat masalah pencernaan seperti sindrom iritasi usus besar (IBS),
    • peradangan, dan
    • stres.

    Meski demikian, masih diperlukan lebih banyak penelitian pada manusia untuk mengetahui efek samping jenis gula ini.

    Anda bisa mulai dengan membatasi asupan makanan manis untuk menghindari kemungkinan masalah kesehatan yang tak diduga.

    Jangan ragu untuk berkonsultasi dengan ahli gizi untuk mengetahui jenis gula dan pemanis yang aman untuk dikonsumsi.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Patricia Lukas Goentoro

    General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)


    Ditulis oleh Andisa Shabrina · Tanggal diperbarui 27/10/2022

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan