backup og meta

Penyebab Hiponatremia, Saat Tubuh Kekurangan Natrium

Penyebab Hiponatremia, Saat Tubuh Kekurangan Natrium

Hiponatremia dapat menandakan ketidakmampuan ginjal dalam mengeluarkan kadar air berlebih pada tubuh. Sebenarnya, kondisi apa yang menjadi penyebab hiponatremia dan siapa saja yang berisiko terkena penyakit ini?

Berbagai penyebab hiponatremia

Kadar natrium rendah atau hiponatremia bisa terjadi ketika cairan dan natrium dalam tubuh tidak seimbang.

Umumnya, hal ini bisa karena terlalu banyak cairan dalam tubuh atau karena kadar natrium dalam tubuh tidak mencukupi.

Kadar natrium darah dikatakan rendah atau Anda mengalami hiponatremia jika kadar natrium darah di bawah 135 mEq/L.

Kekurangan natrium dalam darah ini bisa terjadi karena berbagai faktor seperti berikut.

1. Penyakit Addison

penyebab hiponatremia

Penyakit Addison adalah kondisi di mana kelenjar adrenal tidak dapat menghasilkan hormon aldosteron.

Menurut situs Medlineplus, hormon aldosteron inilah yang membantu dalam menjaga keseimbangan natrium, kalium, dan cairan dalam tubuh.

Penyakit Addison dapat menjadi salah satu penyebab hiponatremia euvolemik, yakni bertambahnya kadar air pada tubuh tapi kadar natrium menurun.

2. Minum terlalu banyak air

Anda mungkin sering mendengar saran untuk minum banyak air setiap hari.

Anjuran ini sebenarnya tidak salah, tetapi Anda perlu memastikan untuk menghindari minum air secara berlebihan.

Pasalnya, cairan selain air putih, seperti jus, kuah sup, atau minuman kemasan, juga perlu Anda hitung sebagai asupan cairan harian.

Bila berlebihan, hal ini membuat tubuh menjadi kelebihan cairan, sehingga kadar natrium menjadi lebih encer di dalam darah.

3. Dehidrasi 

Kebalikan dari kelebihan cairan, kekurangan cairan dalam tubuh atau dehidrasi juga dapat menjadi penyebab hiponatremia atau kadar natrium rendah. 

Saat dehidrasi, tubuh kehilangan banyak cairan dan elektrolit seperti kalium, natrium, kalsium, dan magnesium.

Dehidrasi dapat dipicu oleh beberapa kondisi, seperti intensitas olahraga yang tinggi atau berada dalam lingkungan dengan suhu yang terlalu tinggi dan terlalu rendah.

Pastikan Anda mencukupi kebutuhan cairan harian, yaitu sekitar 2 liter per hari sesuai anjuran Kementerian Kesehatan Indonesia.

4. Muntah atau diare berat

Muntah atau diare dapat menyebabkan Anda mengalami kehilangan banyak cairan dan elektrolit dalam tubuh.

Penyebab kekurangan natrium yang satu ini termasuk dalam jenis hiponatremia hipovolemik.

Menurut artikel Hyponatremia (2022), jenis hiponatremia ini ditandai dengan menurunnya kadar air dalam tubuh sekaligus berkurangnya kadar natrium dalam darah.

Muntah atau diare berat yang tak segera ditangani dapat meningkatkan risiko dehidrasi, bahkan pada kasus pasien anak-anak dapat mengakibatkan kematian.

5. Masalah jantung, ginjal, dan hati

penyebab penyakit jantung

Masalah jantung, gagal ginjal, atau penyakit hati dapat memengaruhi kerja ginjal dan hati Anda.

Sebagai contoh, penurunan fungsi organ ginjal dapat menyebabkan penumpukan cairan dalam tubuh karena kehilangan kemampuannya untuk mengeluarkan kelebihan cairan melalui urine.

Selain itu, mengalami gagal jantung kongestif juga dapat menjadi penyebab hiponatremia.

Hal ini dikarenakan pasien gagal jantung mengalami peningkatan hormon diuretik sehingga volume darah meningkat dan kadar natrium rendah.

6. Syndrome of inappropriate antidiuretic hormone

Sindrom kelainan hormon antidiuretik (SIADH) adalah kondisi di mana hormon antidiuretik diproduksi dalam kadar yang tinggi oleh tubuh.

Hal ini menyebabkan ketidakseimbangan komposisi mineral dan air pada tubuh, terutama natrium.

Fungsi ginjal pun akan terganggu yang menyebabkan tubuh lebih banyak menahan air, bukan mengeluarkannya melalui urine. 

Akibatnya, tubuh Anda bisa mengalami kelebihan cairan, sehingga kadar natrium menjadi rendah.

7. Diabetes insipidus

Diabetes insipidus dapat menyebabkan tubuh tidak mampu dalam menghasilkan hormon antidiuretik yang cukup. 

Jenis diabetes ini tidak ada kaitannya dengan hormon insulin sebagaimana diabetes mellitus.

Namun, diabetes insipidus dipengaruhi oleh terganggunya kerja ginjal yang menyebabkan sering buang air kecil dan cepat merasa haus.

Karena tubuh lebih banyak mengeluarkan cairan melalui urine, kadar natrium dalam darah pun menjadi rendah.

8. Obat-obatan tertentu

Beberapa obat-obatan, seperti obat diuretik, antidepresan, dan obat nyeri dapat menyebabkan Anda lebih sering buang air kecil atau berkeringat lebih banyak. 

Kondisi ini dapat meningkatkan risiko Anda mengalami kekurangan cairan dan menjadi salah satu penyebab hiponatremia.

Tak hanya itu, penyalahgunaan obat resep tanpa pengawasan dokter dan penggunaan obat terlarang dapat mengakibatkan defisiensi natrium yang parah.

Faktor risiko hiponatremia

hiponatremia

Selain penyebab kekurangan natrium di atas, Anda juga perlu mengetahui faktor risikonya. 

Faktor-faktor berikut dapat meningkatkan risiko Anda mengalami hiponatremia.

1. Usia

Orang dewasa yang lebih tua atau lansia mungkin memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami hiponatremia.

Pasalnya, penyebab hiponatremia pada lansia bisa lebih beragam, terutama jika memiliki penyakit kronis yang berefek pada keseimbangan natrium tubuh.

Selain itu, fungsi organ vital pada tubuh semakin melemah seiring bertambahnya usia, sehingga bisa mengganggu keseimbangan elektrolit.

2. Obat-obatan tertentu

Mengonsumsi obat-obatan tertentu, termasuk jenis diuretik thiazide serta antidepresan dan obat nyeri, dapat meningkatkan risiko Anda mengalami kekurangan natrium. 

Selain itu, risiko dapat meningkat bila Anda mengonsumsi obat yang dapat merangsang pelepasan vasopresin (hormon diuretik), misalnya obat untuk diabetes insipidus.

Pasalnya, mengonsumsi obat tersebut tanpa mengikuti petunjuk dokter dapat mengurangi rasa haus hingga mengakibatkan kekurangan cairan.

3. Kondisi kesehatan

Kondisi kesehatan yang menurunkan ekskresi air tubuh Anda juga dapat menjadi penyebab faktor risiko kadar natrium rendah. 

Beberapa kondisi medis yang dapat meningkatkan risiko hiponatremia yaitu:

  • penyakit ginjal, 
  • sindrom hormon anti-diuretik yang tidak tepat (SIADH), dan 
  • gagal jantung, dan
  • gangguan fungsi hati.

4. Aktivitas fisik yang intensif

Orang yang minum terlalu banyak air saat melakukan aktivitas fisik dengan intensitas tinggi juga berisiko.

Aktivitas fisik yang intensif meliputi lari maraton, ultramaraton, triatlon, dan angkat beban bisa membuat Anda merasa haus dan minum air terus-menerus. 

Dengan mengetahui penyebab hiponatremia dan faktor risikonya, Anda dapat melakukan upaya pencegahan dan mengatasi kekurangan natrium dengan tepat.

[embed-health-tool-bmi]

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Hyponatremia – Symptoms and causes. (2022). Retrieved 25 October 2022, from https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/hyponatremia/symptoms-causes/syc-20373711

Encyclopedia, M., & disease, A. (2022). Addison disease: MedlinePlus Medical Encyclopedia. Retrieved 25 October 2022, from https://medlineplus.gov/ency/article/000378.htm

Adrogué, H. (2017). Hyponatremia in Heart Failure. Methodist Debakey Cardiovascular Journal, 13(1), 40. doi: 10.14797/mdcj-13-1-40

Preview – Direktorat P2PTM. (2018). Retrieved 25 October 2022, from http://p2ptm.kemkes.go.id/preview/infografhic/berapa-takaran-normal-air-agar-tidak-kekurangan-cairan-dalam-tubuh

Hyponatremia: Causes, Symptoms, Diagnosis & Treatment. (2022). Retrieved 25 October 2022, from https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/17762-hyponatremia

Rondon, H., & Badireddy, M. (2022). Hyponatremia. Statpearls Publishing. Retrieved from https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK470386/

Sahay, M., & Sahay, R. (2014). Hyponatremia: A practical approach. Indian Journal Of Endocrinology And Metabolism, 18(6), 760. doi: 10.4103/2230-8210.141320

Encyclopedia, M., & sodium, L. (2022). Low blood sodium: MedlinePlus Medical Encyclopedia. Retrieved 25 October 2022, from https://medlineplus.gov/ency/article/000394.htm

Adrogué, H., Tucker, B., & Madias, N. (2022). Diagnosis and Management of Hyponatremia. JAMA, 328(3), 280. doi: 10.1001/jama.2022.11176

Versi Terbaru

31/10/2022

Ditulis oleh Dwi Ratih Ramadhany

Ditinjau secara medis oleh dr. Andreas Wilson Setiawan, M.Kes.

Diperbarui oleh: Fidhia Kemala


Artikel Terkait

Berapa Batas Konsumsi Gula, Garam, dan Lemak (GGL) per Hari?

9 Bahaya dari Konsumsi Garam Terlalu Banyak


Ditinjau secara medis oleh

dr. Andreas Wilson Setiawan, M.Kes.

Magister Kesehatan · None


Ditulis oleh Dwi Ratih Ramadhany · Tanggal diperbarui 31/10/2022

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan