backup og meta

Ternyata Minum Bir Bisa Memberikan 7 Manfaat ini

Ternyata Minum Bir Bisa Memberikan 7 Manfaat ini

Banyak orang menganggap minum bir bisa mendatangkan penyakit. Apa benar begitu faktanya? Rupanya ada sejumlah manfaat minum bir untuk kesehatan.

Namun, tentu saja manfaat ini hanya didapat jika konsumsi minuman keras ini tidak berlebihan, alias tidak sampai membuat mabuk.

Kandungan gizi dalam bir

Bir adalah minuman beralkohol yang dibuat dari fermentasi biji-bijian dengan ragi, hop, dan zat lainnya.

Sebagian besar jenis bir mengandung alkohol 4 – 6 persen.

Meskipun bir sering dianggap sebagai minuman rendah kalori, bir diketahui mengandung beberapa mineral dan vitamin.

Di bawah ini adalah kandungan zat gizi dalam 1 kaleng bir (355 ml).

  • Air: 328 gram (g).
  • Kalori: 153 kkal.
  • Protein: 1,64 g.
  • Kalori: 12,6 g.
  • Kalsium: 14,2 miligram (mg).
  • Zat Besi: 0,071 mg .
  • Magnesium: 21,4 mg.
  • Fosfor: 49,8 mg.
  • Kalium: 96,1 mg.
  • Sodium: 14,2 mg.
  • Seng: 0,036 mg.
  • Tembaga: 0,018 mg.
  • Mangan: 0,028 mg.
  • Thiamin: 0,018 mg.
  • Riboflavin: 0,089 mg.
  • Niacin: 1,83 mg.
  • Asam pantotenat: 0,146 mg.
  • Vitamin B-6: 0,164 mg.

Apa saja manfaat minum bir bagi kesehatan?

Bir mengandung vitamin B dan mineral karena terbuat dari biji-bijian dan ragi. 

Namun, bir yang terbuat dari makanan utuh seperti buah-buahan dan sayuran mungkin bisa mejadi pilihan yang lebih baik.

Di bawah ini adalah sejumlah manfaat minum bir bagi kesehatan menurut riset ilmiah.

1. Mungkin bisa mencegah penyakit Parkinson

penyakit parkinson

Sebuah studi meta-analisis dari jurnal Movement disorders (2014) menemukan efek perlindungan terhadap penyakit Parkinson dari minum alkohol, khususnya bir. 

Studi ini menjelaskan bahwa konsumsi 13 gram alkohol per hari dapat menurunkan hingga 5% risiko penyakit Parkinson. 

Meskipun begitu, penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengonfirmasi temuan ini.

Penelitian lebih lanjut juga perlu mencari tahu bagaimana konsumsi bir bisa menurunkan risiko penyakit Parkinson.

Penting Anda ketahui

Batasi asupan bir. Meski bermanfaat, minum bir terlalu banyak bisa memicu atrofi otak (volume atau kemampuan otak berkurang). 

2. Berpotensi mencegah penyakit Alzheimer

Sebuah riset meta-analisis dalam The American journal of geriatric psychiatry menunjukkan konsumsi alkohol ringan hingga sedang, menurunkan risiko penyakit Alzheimer hingga 28% pada orang dewasa. 

Ukuran konsumsi sedang ini dalam kisaran 1 – 28 minuman per minggu.

Kandungan zat silikon dalam bir diduga melindungi otak dari efek berbahaya dari tingginya aluminium dalam tubuh. 

Tingginya aluminium dalam tubuh merupakan salah satu faktor penyebab Alzheimer.

Namun, hasil penelitian ini tidak tidak mencerminkan efek konsumsi alkohol dalam jangka panjang. 

3. Antioksidan

Kandungan antioksidan dalam bir berasal dari dua bahan yang digunakan dalam pembuatan bir, yaitu malt (rendaman gandum) dan hop. 

Jumlah kandungan antioksidan dalam bir sangat bergantung pada teknik pembuatan bir.

Senyawa antioksidan yang ditemukan dalam bir adalah senyawa fenolik dan melanoidin yang berpotensi sebagai antikanker.

Senyawa ini membantu menghalau enzim penyebab kanker di dalam tubuh.

Minum bir secukupnya berpotensi mencegah reaksi kimia tertentu yang dapat menyebabkan kanker prostat pada pria. 

4. Membantu mengobati ketombe

Bir bisa digunakan sebagai obat alami untuk mengatasi ketombe di kulit kepala.

Pasalnya, bir dikaitkan dengan kadar ragi yang tinggi dan kaya akan vitamin B. 

Membilas rambut Anda dengan bir sekitar 2 – 3 kali seminggu, cukup membantu untuk menyingkirkan ketombe.

Meskipun begitu, perlu diingat alkohol dalam bir bisa mencapai 5% yang mungkin dapat menimbulkan reaksi dermatitis iritan pada sebagian orang. 

5. Meningkatkan kesehatan jantung

nyeri dada sebelah kiri dan kanan yang hilang timbul

Sebuah studi dari jurnal Nutrients (2018) melakukan studi pada 36 orang dewasa dengan kelebihan berat badan selama 12 minggu terkait asupan minuman alkohol. 

Riset ini menemukan bahwa asupan bir dalam ukuran sedang, satu minuman untuk wanita, dua minuman untuk pria per hari, berpotensi meningkatkan kolesterol baik (HDL).

Khasiat lainnya yaitu meningkatkan kemampuan tubuh untuk menghilangkan kolesterol jahat (LDL).

Penting untuk dicatat, manfaat ini berkaitan dengan asupan bir dalam jumlah kecil hingga sedang.

Di sisi lain, konsumsi alkohol berlebih dapat meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular dan stroke.

6. Mengontrol gula darah

Asupan alkohol ringan hingga sedang mungkin bisa mengontrol kadar gula dalam darah.

Beberapa penelitian menemukan bahwa asupan alkohol ringan hingga sedang berpotensi mengurangi resistensi insulin serta menurunkan risiko diabetes tipe 2. 

Namun, minum minuman keras dengan dalam jumlah besar dapat menghilangkan manfaat ini dan menimbulkan dampak sebaliknya.

Penting juga untuk dicatat bahwa manfaat ini tidak berlaku untuk bir dan minuman beralkohol lainnya yang mengandung gula dalam jumlah tinggi.

7. Meningkatkan kepadatan tulang

Sebuah penelitian dalam The American journal of clinical nutrition (2009) menilai asupan alkohol dalam jumlah sedang berpotensi memiliki efek menguntungkan pada tulang.

Penelitian ini mencari hubungan antara minuman beralkohol pada kepadatan mineral tulang atau bone mineral density (BMD).

Penelitian tersebut menunjukkan pria yang mengonsumsi 1 – 2 botol bir setiap hari memiliki BMD 3,4 – 4,5% lebih baik daripada yang tidak mengonsumsi bir.

Sementara itu, wanita yang sudah masuk periode menopause dan mengonsumsi 2 botol bir per hari memiliki 5 – 8,5% BMD yang lebih baik jika daripada mereka yang tidak minum bir.

Perhatikan hal ini saat minum bir

Kalori bir memang rendah, tetapi konsumsi yang berlebihan bisa meningkatkan berat badan dan memicu penumpukan lemak di perut atau beer belly

Dua kondisi tersebut meningkatkan risiko penyakit berbahaya, seperti penyakit jantung, kolesterol tinggi, dan penyumbatan pembuluh darah.

Minum bir terlalu banyak juga bisa merusak hati Anda, dan memicu berbagai penyakit serius mulai dari perlemakan hati, hingga sirosis

Belum lagi risiko kecanduan dan perilaku berbahaya yang mungkin Anda lakukan dalam keadaan mabuk.

[embed-health-tool-bmi]

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Anstey, K. J., Mack, H. A., & Cherbuin, N. (2009). Alcohol consumption as a risk factor for dementia and cognitive decline: meta-analysis of prospective studies. The American journal of geriatric psychiatry : official journal of the American Association for Geriatric Psychiatry17(7), 542–555. https://doi.org/10.1097/JGP.0b013e3181a2fd07

Martinez-Gomez, A., Caballero, I., & Blanco, C. A. (2020). Phenols and Melanoidins as Natural Antioxidants in Beer. Structure, Reactivity and Antioxidant Activity. Biomolecules10(3), 400. https://doi.org/10.3390/biom10030400

Padro, T., Muñoz-García, N., Vilahur, G., Chagas, P., Deyà, A., Antonijoan, R. M., & Badimon, L. (2018). Moderate Beer Intake and Cardiovascular Health in Overweight Individuals. Nutrients10(9), 1237. https://doi.org/10.3390/nu10091237

Tucker, K. L., Jugdaohsingh, R., Powell, J. J., Qiao, N., Hannan, M. T., Sripanyakorn, S., Cupples, L. A., & Kiel, D. P. (2009). Effects of beer, wine, and liquor intakes on bone mineral density in older men and women. The American journal of clinical nutrition89(4), 1188–1196. https://doi.org/10.3945/ajcn.2008.26765

Zhang, D., Jiang, H., & Xie, J. (2014). Alcohol intake and risk of Parkinson’s disease: a meta-analysis of observational studies. Movement disorders : official journal of the Movement Disorder Society29(6), 819–822. https://doi.org/10.1002/mds.25863

Alcohol: Balancing Risks and Benefits. (2022). Harvard T.H. Chan. Retrieved October 27, 2022 from https://www.hsph.harvard.edu/nutritionsource/healthy-drinks/drinks-to-consume-in-moderation/alcohol-full-story/

Beer and health Moderate Consumption as Part of a Healthy Lifestyle. (n.d.). Beer and Health. Retrieved October 27, 2022 from https://beerandhealth.eu/beer-and-health/beer-and-the-brain/?age-verified=2194bb0230

Versi Terbaru

01/11/2022

Ditulis oleh Ilham Fariq Maulana

Ditinjau secara medis oleh dr. Patricia Lukas Goentoro

Diperbarui oleh: Fidhia Kemala


Artikel Terkait

Mengenal Gula Alkohol, Apakah Lebih Sehat dari Gula Biasa?

Alergi Alkohol (Intoleransi Alkohol)


Ditinjau secara medis oleh

dr. Patricia Lukas Goentoro

General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)


Ditulis oleh Ilham Fariq Maulana · Tanggal diperbarui 01/11/2022

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan