backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan

Mengenal Gula Alkohol, Apakah Lebih Sehat dari Gula Biasa?

Ditinjau secara medis oleh dr. Andreas Wilson Setiawan · General Practitioner · None


Ditulis oleh Aprinda Puji · Tanggal diperbarui 07/04/2022

    Mengenal Gula Alkohol, Apakah Lebih Sehat dari Gula Biasa?

    Gula alkohol telah menjadi alternatif pengganti gula yang populer. Gula jenis ini terlihat dan memiliki rasa seperti gula biasa, tetapi menawarkan kalori yang lebih sedikit dan lebih aman bagi kesehatan. Ingin tahu lebih jauh mengenai jenis gula ini? Yuk, simak ulasan lengkap seputar gula alkohol di sini!

    Apa itu gula alkohol?

    Gula alkohol adalah jenis pemanis yang bisa menjadi alternatif gula pada umumnya.

    Sebetulnya gula alkohol bukanlah gula dan maupun alkohol, tetapi karbohidrat penyusun struktur kimianya menyerupai molekul gula dan molekul alkohol.

    Jadi terlepas dari namanya, gula alkohol tidak mengandung etanol, atau senyawa yang membuat Anda mabuk.

    Beberapa gula ini ditemukan secara alami dalam buah-buahan dan sayuran. Namun, sebagian besar diproduksi pabrikan dan diproses dari gula lain seperti glukosa pada pati jagung.

    Pemanis ini tampak seperti kristal putih gula pasir putih pada umumnya. Rasanya pun manis karena struktur kimia yang mirip dengan gula.

    Jenis pemanis ini memang mengandung kalori, hanya lebih sedikit daripada gula biasa.

    Berbagai macam gula alkohol

    pengganti-gula

    Ada beragam gula jenis ini yang biasa digunakan sebagai pemanis. Namun, masing-masing memiliki perbedaan dalam hal rasa, kandungan kalori, dan efeknya pada kesehatan.

    Berdasarkan situs Cleveland Clinic, berikut adalah beberapa jenis gula alkohol yang perlu And ketahui.

    1. Xylitol

    Xylitol merupakan gula alkohol yang paling umum. Gula ini memiliki rasa mint yang berbeda, dan merupakan bahan umum dalam permen karet, beberapa permen, dan produk perawatan mulut seperti pasta gigi.

    Meski rasa manisnya sama seperti gula biasa, jenis ini memiliki lebih sedikit kalori yaitu sekitar 40 persen.

    Selain itu, jenis gula ini memiliki toleransi yang cukup baik terhadap gangguan pencernaan meski dikonsumsi dalam jumlah banyak.

    2. Erythritol

    Erythritol dianggap memiliki rasa yang sangat baik. Gula alkohol ini diproses melalui fermentasi glukosa dalam pati jagung.

    Gula ini memiliki 70 persen lebih manis dari gula biasa, tapi hanya mengandung 5 persen kalori dari gula biasa.

    Erythritol tidak memiliki efek samping pada pencernaan seperti gula alkohol lainnya karena tidak mencapai usus besar dalam jumlah banyak.

    Sebaliknya, sebagian besarnya (sekitar 90 persen) terserap hingga usus halus dan dikeluarkan tidak berubah dalam burine.

    3. Sorbitol

    Sorbitol diklaim memiliki tekstur lembut dan dingin dalam mulut. Kadar rasa manisnya 60 persen yang hampir sama dengan gula biasa.

    Sorbitol adalah bahan umum dalam makanan dan minuman dengan label sugar free, termasuk selai dan permen.

    Sorbitol memiliki efek yang sangat kecil pada gula darah dan insulin, tetapi dapat menyebabkan gangguan pencernaan yang serius.

    4. Maltitol

    Maltitol diproses dari gula maltose, dan rasanya sangat mirip seperti gula biasa. Jenis gula alkohol ini memiliki rasa manis 90 persen dari gula biasa dengan kandungan kalori yang hampir setengahnya.

    Meski begitu, pemanis ini bisa menyebabkan lonjakan gula darah.

    Jika Anda memiliki diabetes, sebaiknya hati-hati terhadap produk gula “rendah karbohidrat” yang dimaniskan dengan maltitol. Pastikan untuk memantau gula darah Anda.

    Manfaat gula alkohol bagi kesehatan

    pertolongan pertama gula darah rendah

    Berikut adalah berbagai manfaat dari jenis gula ini untuk kesehatan tubuh yang mungkin belum Anda ketahui.

    1. Tidak mengakibatkan lonjakan gula darah atau insulin

    Indeks glikemik merupakan ukuran seberapa cepat makanan untuk meningkatkan kadar gula darah.

    Mengonsumsi makanan dengan indeks glikemik tinggi sering dikaitkan dengan kondisi obesitas dan gangguan kesehatan metabolik lainnya.

    Kebanyakan gula jenis ini memiliki efek yang dapat diabaikan pada kadar gula darah, terkecuali maltitol, yang memiliki indeks glikemik 36.

    Kadar indeks glikemik maltitol dianggap paling tinggi di antara kelompok gula alkohol yang lain. Akan tetapi, kadar ini juga masih lebih rendah dibandingkan dengan gula dan karbohidrat olahan.

    Bagi orang-orang dengan sindrom metabolik, pradiabetes atau diabetes, gula jenis ini (kecuali maltitol) dapat dianggap sebagai alternatif yang sangat baik untuk pengganti gula.

    2. Menjaga kesehatan gigi

    Kerusakan gigi merupakan efek samping konsumsi gula berlebih.

    Gula memberi makan bakteri tertentu di dalam mulut sehingga dapat melipatgandakan dan menghasilkan asam yang mengikis lapisan pelindung pada gigi.

    Sebaliknya, gula seperti xylitol, erythritol, dan sorbitol dapat melindungi Anda dari kerusakan gigi.

    Itulah salah satu alasan utama mengapa gula jenis ini begitu populer dalam produk permen karet dan pasta gigi.

    Xylitol terkenal karena efeknya yang bermanfaat pada kesehatan gigi. Bakteri “jahat” di mulut memakan xylitol, tetapi mereka tidak dapat mencerna, sehingga akhirnya menyumbat proses metabolik bakteri dan menghambat pertumbuhannya.

    3. Manfaat kesehatan lainnya

    Selain itu, gula ini juga memiliki sejumlah manfaat yang menguntungkan untuk kesehatan yaitu:

  • Prebiotik. Gula alkohol dapat memberi makan bakteri “baik” di usus karena memiliki efek prebiotik seperti serat makanan.
  • Kesehatan tulang. Banyak penelitian hewan yang menunjukkan bahwa xylitol dapat meningkatkan massa tulang dan kandungan mineral tulangyang dapat membantu melindungi tulang dari osteoporosis.
  • Kesehatan kulit. Kolagen merupakan protein struktural utama dalam kulit dan jaringan ikat. Penelitian pada hewan menunjukkan bahwa xylitol dapat meningkatkan produksi kolagen.
  • Apakah ada efek sampingnya?

    diare dan flu perut

    Masalah utama dari gula alkohol yaitu dapat menyebabkan masalah pencernaan, terutama ketika dikonsumsi dalam jumlah besar.

    Tubuh tidak dapat mencerna sebagian besar bahan ini sehingga langsung berjalan ke usus besar dan diproses oleh bakteri usus.

    Jika mengonsumsi gula ini dengan jumlah yang sangat banyak sekaligus, Anda berisiko mengalami gejala seperti perut bergas, perut kembung, dan diare.

    Sebaiknya, Anda pun menghindari pemanis ini bila memiliki sindrom iritasi usus besar (IBS).

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Andreas Wilson Setiawan

    General Practitioner · None


    Ditulis oleh Aprinda Puji · Tanggal diperbarui 07/04/2022

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan