Pernahkah Anda mendengar jenis diet 80/20? Diet ini diyakini dapat menurunkan berat badan lebih efektif tanpa perlu menghindari makanan tak sehat yang Anda sukai.
Ditinjau secara medis oleh dr. Andreas Wilson Setiawan · General Practitioner · None
Pernahkah Anda mendengar jenis diet 80/20? Diet ini diyakini dapat menurunkan berat badan lebih efektif tanpa perlu menghindari makanan tak sehat yang Anda sukai.
Ketahui bagaimana panduan menjalaninya dan pro-kontra tentang diet 80/20 dalam penjelasan berikut.
Diet 80/20 adalah prinsip diet dengan aturan konsumsi 80% makanan sehat dan sisa 20%-nya adalah makanan yang Anda sukai.
Menurut studi dalam Integrative Medicine: A Clinician’s Journal (2020), diet ini direkomendasikan sebagai permulaan dalam program menurunkan berat badan.
Pasalnya, diet 80/20 mengombinasikan antara makanan bergizi seimbang dan kesempatan “cheating” di waktu tertentu.
Sederhananya, selama 6 hari dalam seminggu, Anda wajib makan makanan sehat.
Namun, Anda boleh makan apa pun di hari ke-7 atau saat akhir pekan.
Hasilnya, Anda akan lebih nyaman menjalani diet sehat ini karena tidak merasa tersiksa dengan batasan yang terlalu ketat terhadap makanan yang Anda suka.
Tak hanya menurunkan berat badan, diet 80/20 juga akan membantu Anda memiliki pola makan yang lebih sehat dalam jangka panjang.
Diet 80/20 ini juga dapat menjadi pijakan awal untuk menerapkan cara diet sehat lainnya yang lebih ketat, misalnya diet vegetarian atau diet rendah karbo.
Untuk memulai diet 80/20, ada beberapa hal yang perlu Anda perhatikan seperti berikut.
Selain aturan di atas, Anda juga perlu mengetahui makanan apa saja yang sebaiknya dikonsumsi dan dihindari.
Berikut ini makanan yang baik untuk dikonsumsi selama diet 80/20.
Sementara itu, di bawah ini merupakan makanan yang sebaiknya dihindari saat melakukan diet 80/20.
Sebenarnya, Anda diperbolehkan makan apa pun selama berpegang pada prinsip 80% makanan sehat dan 20% makanan bebas.
Meski begitu, akan lebih baik bila Anda lebih selektif memilih makanan yang rendah kalori dan kaya nutrisi saat memenuhi 80% kebutuhan makanan sehat.
Untuk memudahkan Anda memulai diet 80/20, berikut ini contoh menu selama seminggu yang bisa Anda coba.
1. Senin
2. Selasa
3. Rabu
4. Kamis
5. Jumat
6. Sabtu (hari bebas)
7. Minggu
Menu diet 80/20 di atas dapat Anda variasikan dengan bahan makanan yang mudah didapat.
Diet 80/20 ini ternyata tidak terlepas dari pro dan kontra tentang manfaat dan kekurangannya seperti dalam penjelasan berikut ini.
Karena mengonsumsi makanan sehat selama 6 hari setiap minggunya, secara tidak langsung Anda telah menerapkan pola hidup sehat.
Diet 80/20 ini akan membiasakan Anda dalam memilih bahan dan memasak makanan sehat setiap harinya.
Hal ini dapat menguntungkan untuk efek jangka panjang, penurunan berat badan dan bagi kesehatan Anda secara menyeluruh.
Bila terbiasa mengonsumsi makanan sehat, Anda akan terhindari dari risiko penyakit berbahaya seperti diabetes dan penyakit jantung.
Jatah hari bebas atau cheating day ini masih menjadi perdebatan karena dianggap meningkatkan risiko kegagalan hasil diet.
Namun, riset dalam Journal Of Obesity and Weight Loss Therapy (2017) menemukan hanya 2 dari 12 peserta diet 80/20 yang berhenti dari pola makan ini.
Hal ini karena diet 80/20 masih memberikan kebebasan dalam memilih menu makanan dan cheating day selama masih mengikuti prinsip 80/20.
Meski begitu, Anda harus memiliki tekad yang kuat dan konsisten membatasi diri agar tidak tergiur menambah cheating day di hari lainnya.
Mengingat tidak ada pantangan makanan khusus, sebagian orang mungkin tidak cocok dengan diet ini.
Sebagai contoh, pasien diabetes perlu membatasi asupan karbohidrat dan lemak untuk menurunkan kadar gula darah.
Aturan diet pasien diabetes cenderung lebih ketat, bahkan bisa melarang konsumsi makanan tidak sehat yang disukai, misalnya makanan manis dan makanan olahan.
Jika memiliki kekhawatiran seputar diet 80/20 atau ingin menentukan jenis diet yang tepat, jangan ragu berkonsultasi dengan dokter atau ahli gizi kepercayaan Anda.
Disclaimer
Hello Health Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar