Anda yang sedang berusaha menurunkan berat badan mungkin sering bertanya-tanya kapan hasil diet terlihat dan berat badan bisa turun? Kapan pula IMT (indeks massa tubuh) Anda bisa masuk dalam kategori ideal?
Ditinjau secara medis oleh dr. Patricia Lukas Goentoro · General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)
Anda yang sedang berusaha menurunkan berat badan mungkin sering bertanya-tanya kapan hasil diet terlihat dan berat badan bisa turun? Kapan pula IMT (indeks massa tubuh) Anda bisa masuk dalam kategori ideal?
Tenang, Anda tidaklah sendirian. Jika Anda masih berkutat dengan pertanyaan tersebut, simak ulasan berikut.
Sayangnya, tidak ada jawaban yang pasti mengenai hal ini.
Menurut Robbie Clark, seorang ahli gizi olahraga, tidak ada perhitungan pasti seberapa cepat penurunan berat badan akan terlihat setelah berdiet.
Ini karena faktor yang memengaruhi hasil diet setiap orang berbeda-beda, termasuk respons tubuh mereka terhadap perubahan pola makan dan olahraga.
Kecepatan metabolisme semua orang juga beragam sehingga tidak mudah untuk membuat patokan kapan hasil diet bisa terlihat.
Beberapa orang yang berolahraga rutin 3 kali seminggu dan membatasi asupan kalori mungkin bisa kehilangan 1 kilogram dalam 1,5-2 minggu setelah mulai berdiet.
Namun, banyak juga yang tidak memperoleh hasil seperti itu sehingga Anda tidak bisa menjadikannya sebagai tolok ukur.
Idealnya, penurunan berat badan dalam seminggu berkisar antara 0,5-1,5 kilogram.
Ini berarti berat badan Anda bisa turun sebanyak 2-5 kilogram dalam satu bulan. Hanya saja, hal ini sangat bergantung pada banyak faktor.
Anda juga tidak dianjurkan untuk menurunkan berat badan secara ekstrem, misalnya sebanyak 10-20 kilogram dalam sebulan.
Hal ini justru dapat berdampak negatif bagi tubuh dan menimbulkan gangguan kesehatan.
Berikut berbagai faktor yang memengaruhi seberapa cepat penurunan berat badan bisa terlihat.
Orang-orang yang berolahraga 3 kali seminggu belum tentu mengalami penurunan berat badan yang sama persis.
Hal ini tergantung durasi, intensitas, dan jenis latihan. Inilah mengapa olahraga tidak bisa menentukan seberapa cepat berat badan turun.
Proses metabolisme akan menyediakan energi bagi tubuh untuk beraktivitas.
Karena metabolisme tubuh setiap orang berbeda-beda, penurunan berat badan dan hasil diet juga akan berbeda antara satu orang dengan yang lain.
Idealnya, Anda perlu mengurangi 500-1.000 kkal per hari untuk menurunkan berat badan.
Kenyataannya, tidak semua orang patuh terhadap ketentuan ini dan malah bisa melakukan kesalahan saat diet, misalnya minum minuman tinggi kalori.
Tidak sedikit orang yang berdiet dengan memangkas hingga 1.400 kkal. Meski berat badan bisa turun dengan cepat, hasil diet ini tidak akan bertahan lama.
Anda malah bisa terjebak dalam diet yoyo yang ditandai dengan naiknya berat badan setelah diet.
Beberapa orang keliru mengonsumsi banyak kalori dari makanan yang mereka anggap menyehatkan, contohnya alpukat dan minyak zaitun.
Meski keduanya dianjurkan dalam diet sehat, alpukat dan minyak zaitun dalam salad tetap menyumbangkan kalori yang besar.
Setiap kali Anda stres, otak akan melepaskan hormon adrenalin dan tubuh mengalami lonjakan kortisol.
Kondisi ini membuat tubuh cenderung menyimpan energi (kalori) lebih besar dan memancing keinginan untuk makan secara berlebihan.
Kurang tidur dapat mengganggu hasil diet lewat pelepasan hormon dan zat kimia otak yang mengatur nafsu makan.
Pada sebuah studi dalam jurnal Nature Communications, orang yang kurang tidur cenderung memilih makanan yang tinggi kalori dan gula.
Menanti hasil diet tidaklah sesederhana itu, apalagi bila Anda memiliki masalah medis yang memengaruhi berat badan.
Namun, Anda dapat berupaya mencapai berat badan ideal dengan menerapkan prinsip umum berikut.
Tidak ada patokan yang pasti mengenai kapan hasil diet akan terlihat.
Meski demikian, Anda dapat mendukung keberhasilan diet dengan menerapkan pola makan yang tepat dan lebih banyak beraktivitas fisik.
Catatan
Hello Health Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.
Ditinjau secara medis oleh
dr. Patricia Lukas Goentoro
General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar