Ditinjau secara medis oleh dr. Tania Savitri · General Practitioner · Integrated Therapeutic
Sindrom levator ani (sindrom levator) adalah gangguan muskuloskeletal yang terjadi akibat kejang otot di dasar panggul (pelvic floor).
Otot dasar panggul adalah otot yang terletak di antara tulang ekor (coccyx) dan tulang kemaluan di dalam panggul. Fungsi otot ini menopang rektum dan uretra. Pada struktur panggul wanita, otot dasar ini juga menopang rahim dan vagina.
Sindrom levator ani adalah penyakit jangka panjang. Biasanya, kejang otot pada sindrom ini menyebabkan rasa nyeri pada anus dan rektum.
Sindrom levator ani adalah penyakit yang lebih sering terjadi pada wanita. Diperkirakan lebih dari separuh penderita sindrom ini berusia 30-60 tahun. Diskusikan dengan dokter untuk informasi lebih lanjut.
Penderita sindrom levator biasanya akan mengalami gejala berikut ini:
Umumnya, penderita sindrom ini merasakan nyeri di area rektum, tetapi tidak disebabkan oleh buang air besar. Rasa sakitnya mungkin berlangsung singkat dan intens, tetapi bisa juga bertahan lebih lama hingga berjam-jam dan terus kambuh.
Selain area rektum, Anda juga mungkin akan merasakan nyeri di panggul, anus, tulang ekor, atau nyeri punggung bawah, yang kemudian menyebar ke bagian paha dan bokong. Oleh karena itu, nyeri biasanya akan terasa lebih buruk saat Anda duduk, dan membaik ketika Anda berdiri atau berbaring.
Kemudian, nyeri juga lebih sering terasa di sisi kiri daripada sisi kanan. Selain bagian-bagian tubuh tersebut, nyeri seringkali muncul di area vagina pada wanita. Sementara pada pria, rasa sakitnya bisa terasa sampai prostat, testis, dan ujung penis serta uretra.
Pada wanita, sindrom levator ani juga bisa menyebabkan rasa sakit sebelum, selama, atau setelah berhubungan seks. Pada pria, penyakit ini bisa menyebabkan rasa sakit saat ejakulasi, atau bahkan menyebabkan ejakulasi dini maupun impotensi.
Mungkin ada gejala yang tidak disebutkan di atas. Konsultasikan pada dokter untuk informasi tentang gejala lainnya.
Bila Anda merasa sakit di bagian panggul, rektum, anus, dan sekitarnya, terutama jika intens dan sering kambuh, sebaiknya Anda segera memeriksakan diri ke dokter. Gejala ini mungkin tidak selalu disebabkan oleh sindrom levator. Oleh karena itu, ada baiknya untuk memastikan penyebab dari gejala tersebut pada ahlinya.
Penyebab sindrom levator belum diketahui secara pasti. Meski demikian, ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang terkena kondisi ini, yaitu:
Tidak ada tes khusus yang dapat mendiagnosis kondisi ini. Berbagai pemeriksaan dan tes yang dokter lakukan umumnya untuk menyingkirkan gangguan atau penyakit lain yang memiliki gejala serupa.
Berikut adalah beberapa tes pemeriksaan yang dapat membantu dokter mendiagnosis sindrom levator:
1. Pemeriksaan fisik
Pada pemeriksaan fisik, dokter akan mencari tanda-tanda yang khas pada sindrom levator. Berdasarkan pemeriksaan ini, dokter kemungkinan akan mendiagnosis Anda dengan sindrom levator apabila:
2. Tes
Beberapa tes yang mungkin dilakukan untuk mendiagnosis sindrom levator adalah:
Tes mana yang harus Anda jalani biasanya tergantung keputusan dokter, sesuai dengan yang dibutuhkan untuk kondisi Anda.
Informasi di bawah ini tidak dapat dijadikan pengganti konsultasi medis. SELALU konsultasikan pada dokter untuk mendapat informasi tentang pengobatan.
Beberapa pilihan pengobatan untuk sindrom levator ani adalah:
Jika Anda menderita sindrom levator ani, cara-cara berikut ini bisa dilakukan untuk meringankan gejalanya:
Untuk mempraktikan sitz bath, Anda hanya perlu:
Selain itu, ada pula beberapa olahraga yang dapat membantu mengendurkan otot dasar panggul yang terlalu kencang akibat sindrom levator, yaitu:
Deep squat
Latihan otot ini bisa Anda lakukan dengan:
Happy baby
Latihan happy baby bisa Anda lakukan dengan:
Legs up the wall
Latihan otot ini bisa Anda lakukan dengan:
Selain itu, rutin melakukan senam Kegel juga bisa membantu meringankan gejala sindrom levator ani. Silakan konsultasikan pada dokter untuk informasi lebih lanjut.
Disclaimer
Hello Health Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar