Definisi sindrom levator ani
Apa itu sindrom levator ani?
Sindrom levator ani (sindrom levator) adalah gangguan muskuloskeletal yang terjadi akibat kejang otot di dasar panggul (pelvic floor).
Otot dasar panggul adalah otot yang terletak di antara tulang ekor (coccyx) dan tulang kemaluan di dalam panggul. Fungsi otot ini menopang rektum dan uretra. Pada struktur panggul wanita, otot dasar ini juga menopang rahim dan vagina.
Sindrom levator ani adalah penyakit jangka panjang. Biasanya, kejang otot pada sindrom ini menyebabkan rasa nyeri pada anus dan rektum.
Seberapa umumkah penyakit ini?
Sindrom levator ani adalah penyakit yang lebih sering terjadi pada wanita. Diperkirakan lebih dari separuh penderita sindrom ini berusia 30-60 tahun. Diskusikan dengan dokter untuk informasi lebih lanjut.
Tanda-tanda & gejala sindrom levator ani
Apa saja gejala sindrom levator ani?
Penderita sindrom levator biasanya akan mengalami gejala berikut ini:
-
Nyeri
Umumnya, penderita sindrom ini merasakan nyeri di area rektum, tetapi tidak disebabkan oleh buang air besar. Rasa sakitnya mungkin berlangsung singkat dan intens, tetapi bisa juga bertahan lebih lama hingga berjam-jam dan terus kambuh.
Selain area rektum, Anda juga mungkin akan merasakan nyeri di panggul, anus, tulang ekor, atau nyeri punggung bawah, yang kemudian menyebar ke bagian paha dan bokong. Oleh karena itu, nyeri biasanya akan terasa lebih buruk saat Anda duduk, dan membaik ketika Anda berdiri atau berbaring.
Kemudian, nyeri juga lebih sering terasa di sisi kiri daripada sisi kanan. Selain bagian-bagian tubuh tersebut, nyeri seringkali muncul di area vagina pada wanita. Sementara pada pria, rasa sakitnya bisa terasa sampai prostat, testis, dan ujung penis serta uretra.
-
Masalah seksual
Pada wanita, sindrom levator ani juga bisa menyebabkan rasa sakit sebelum, selama, atau setelah berhubungan seks. Pada pria, penyakit ini bisa menyebabkan rasa sakit saat ejakulasi, atau bahkan menyebabkan ejakulasi dini maupun impotensi.
Mungkin ada gejala yang tidak disebutkan di atas. Konsultasikan pada dokter untuk informasi tentang gejala lainnya.
Kapan saya harus pergi ke dokter?
Bila Anda merasa sakit di bagian panggul, rektum, anus, dan sekitarnya, terutama jika intens dan sering kambuh, sebaiknya Anda segera memeriksakan diri ke dokter. Gejala ini mungkin tidak selalu disebabkan oleh sindrom levator. Oleh karena itu, ada baiknya untuk memastikan penyebab dari gejala tersebut pada ahlinya.
Penyebab sindrom levator ani
Apa penyebab sindrom levator ani?
Penyebab sindrom levator belum diketahui secara pasti. Meski demikian, ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang terkena kondisi ini, yaitu:
- Sering menahan buang air kecil atau besar, termasuk wasir.
- Terus melakukan hubungan seks meskipun terasa sakit.
- Kehamilan dan melahirkan.
- Stres, kecemasan, dan depresi.
- Cedera pada dasar panggul akibat operasi atau trauma, termasuk kekerasan seksual.
- Anda memiliki penyakit lain yang menyebabkan nyeri panggul kronis, seperti sindrom iritasi usus atau irritable bowel syndrome (IBS), endometriosis, atau interstitial cystitis.
Diagnosis sindrom levator ani
Bagaimana dokter mendiagnosis sindrom levator ani?
Tidak ada tes khusus yang dapat mendiagnosis kondisi ini. Berbagai pemeriksaan dan tes yang dokter lakukan umumnya untuk menyingkirkan gangguan atau penyakit lain yang memiliki gejala serupa.
Berikut adalah beberapa tes pemeriksaan yang dapat membantu dokter mendiagnosis sindrom levator:
1. Pemeriksaan fisik
Pada pemeriksaan fisik, dokter akan mencari tanda-tanda yang khas pada sindrom levator. Berdasarkan pemeriksaan ini, dokter kemungkinan akan mendiagnosis Anda dengan sindrom levator apabila:
- anda merasa nyeri pada rektum yang bertahan selama minimal 20 menit, serta
- anda merasa nyeri menusuk saat otot levator ditekan.
2. Tes
Beberapa tes yang mungkin dilakukan untuk mendiagnosis sindrom levator adalah:
- USG.
- Magnetic resonance imaging (MRI) panggul.
- Sigmoidoskopi, yaitu tes untuk melihat gambar rektum dan bagian bawah usus besar.
- Defekografi, yaitu tes dengan sinar-X untuk menunjukkan kondisi rektum saat buang air besar.
Tes mana yang harus Anda jalani biasanya tergantung keputusan dokter, sesuai dengan yang dibutuhkan untuk kondisi Anda.
Pengobatan sindrom levator ani
Informasi di bawah ini tidak dapat dijadikan pengganti konsultasi medis. SELALU konsultasikan pada dokter untuk mendapat informasi tentang pengobatan.
Bagaimana cara mengobati sindrom levator ani syndrome?
Beberapa pilihan pengobatan untuk sindrom levator ani adalah:
- Terapi fisik. Terapi fisik, termasuk pijat yang dikombinasikan dengan terapi panas dan relaksan otot, bisa mengurangi kejang dan kram pada otot dasar panggul.
- Stimulasi elektrogalvanik (EGS). Dokter akan memasukkan alat lewat anus untuk menyalurkan stimulasi elektrik. Cara ini terbukti lebih efektif untuk mengurangi nyeri dibanding terapi fisik.
- Biofeedback. Teknik ini menggunakan alat khusus untuk mengukur aktivitas otot saat Anda sedang berolahraga. Dari hasil yang didapat, Anda bisa belajar mengendurkan dan mengontraksikan otot-otot dasar panggul dengan benar guna mengurangi rasa sakit.
- Suntikan Botox. Bukan hanya untuk mengurangi kerutan di wajah, suntikan botox juga sudah lama diteliti sebagai salah satu pengobatan sindrom levator. Beberapa penelitian menemukan bahwa kejang otot berhenti setelah mendapat suntikan Botox.
- Stimulasi saraf atau transcutaneous electrical nerve stimulation (TENS). Stimulasi listri ke saraf tulang belakang di bagian bawah (panggul) dapat membantu mengurangi rasa sakit dan mengendurkan otot.
- Pengobatan lain. Jenis pengobatan lain yang mungkin disarankan dokter adalah obat-obatan pelemas otot, obat-obatan antinyeri seperti gabapentin atau pregabalin, akupuntur untuk mengatasi gejala yang memengaruhi kehidupan seks.
Pengobatan sindrom levator ani di rumah
Apa pengobatan rumahan yang dapat membantu mengatasi gejala sindrom levator?
Jika Anda menderita sindrom levator ani, cara-cara berikut ini bisa dilakukan untuk meringankan gejalanya:
1. Duduk di air hangat atau sitz bath
Untuk mempraktikan sitz bath, Anda hanya perlu:
- Isi ember atau bak mandi dengan air hangat (bukan panas) kemudian berjongkok atau duduklah sehingga seluruh area bokong Anda terendam selama 10 menit.
- Setelah itu, keringkan tubuh Anda dengan menepuk-nepuk handuk. Hindari mengeringkan dengan menggosok handuk karena akan menimbulkan iritasi.
- Lakukan cara ini tiga kali sehari.
2. Olahraga
Selain itu, ada pula beberapa olahraga yang dapat membantu mengendurkan otot dasar panggul yang terlalu kencang akibat sindrom levator, yaitu:
Deep squat
Latihan otot ini bisa Anda lakukan dengan:
- Berdiri dengan kaki Anda dibuka selebar bahu, kemudian berpeganganlah pada benda yang stabil seperti bangku atau meja.
- Perlahan turunkan bokong Anda mendekati lantai, jaga supaya lutut tidak maju melebihi ujung jari. Tahan selama 30 detik.
- Ulangi lima kali sehari.
Happy baby
Latihan happy baby bisa Anda lakukan dengan:
- Berbaring telentang di kasur atau yoga mat di lantai.
- Tekuk lutut Anda hingga paha menempel dengan dada, dan telapak kaki menghadap ke langit-langit.
- Genggam telapak kaki atau pergelangan kaki dengan tangan Anda.
- Perlahan lebarkan kaki Anda melebihi lebar pinggul.
- Tahan 30 detik.
- Ulangi 5-6 kali sehari.
Legs up the wall
Latihan otot ini bisa Anda lakukan dengan:
- Berbaringlah dengan kaki diangkat ke atas, tumit bersandar pada tembok. Jaga kaki supaya rileks.
- Jika Anda merasa lebih nyaman apabila kaki terbuka lebar dan bukan lurus rapat, lakukan ini.
- Tahan selama 3-5 menit.
Selain itu, rutin melakukan senam Kegel juga bisa membantu meringankan gejala sindrom levator ani. Silakan konsultasikan pada dokter untuk informasi lebih lanjut.
[embed-health-tool-bmi]