Gejala yang melibatkan perubahan perilaku
Perilaku lansia yang mengalami post power syndrome juga akan berubah. Lansia jadi lebih pemalu dan pendiam, atau malah sebaliknya, terus-menerus membicarakan masa-masa kejayaan karirnya pada waktu muda.
Bagaimana cara mengatasi post power syndrome?
Memang, retirement syndrome bukan kondisi yang serius, seperti halnya penyakit jantung maupun stroke. Namun, lansia yang mengidap kondisi ini perlu mendapatkan pengobatan segera.
Pasalnya, bila kondisi ini dianggap sebelah mata, kualitas kesehatan bisa memburuk karena risiko depresi atau hipertensi (tekanan darah tinggi) pada lansia semakin meningkat.
Oleh karena itu, jika Anda mendapati orangtua, kakek, nenek, atau orang sekitar Anda menunjukkan gejala retirement syndrome, ajak mereka untuk periksa ke dokter.
Tidak ada perawatan khusus untuk orang dengan gangguan kejiwaan ini. Akan tetapi, ada beberapa hal yang bisa membantu lansia untuk mengatasi post power syndrome, antara lain:
Terima perubahan yang terjadi

Sebagaimana penjelasan sebelumnya, kebanyakan pengidap retitrement syndrome tidak bisa menerima perubahan yang mereka hadapi, contohnya pensiun. Supaya mereka bisa menerima perubahan tersebut, lansia perlu belajar untuk memahami kondisi tersebut.
Begitu juga dengan orang yang “dirumahkan”, mereka juga perlu memahami situasi tersebut. Sah-sah saja jika bersedih, tapi jangan biarkan emosi tersebut menguasai Anda karena ini bisa menyebabkan post power syndrome.
Pahami bahwa peristiwa tersebut menjadi bagian dari proses alami dan bagian dari pengalaman hidup Anda, dan tidak hanya Anda yang mengalaminya.
Jadi, luangkan waktu untuk menenangkan diri, kemudian kembali bangkit dan kembali menghadapi hari.
Buat rencana ke depan
Bagi sebagian lansia yang harus pensiun, aktivitas akan menjadi semakin berkurang sehingga mudah bosan. Oleh karena itu, manfaatkan waktu senggang untuk melakukan berbagai aktivitas yang menyehatkan bagi lansia.
Jika masih mampu, membuka usaha untuk menambah pemasukan juga bisa lansia rencanakan. Sebagai contoh, bagi mereka yang suka berkebun bisa membuka bisnis cocok tanam, bagi yang suka memasak bisa membuka bisnis kuliner, atau membuka toko/warung kecil yang menjual kebutuhan sehari-hari.
Ikuti komunitas dan terus bersosialisasi

Cara selanjutnya untuk mengatasi post power syndrome adalah terus terkoneksi dengan orang sekitar Anda. Coba pikirkan baik-baik, menjalani hari dengan orang-orang yang Anda sayangi tentu lebih menyenangkan, bukan, ketimbang sendirian?
Oleh karena itu, lansia yang pensiun bisa menggunakan waktu luangnya untuk mengikuti komunitas, seperti komunitas olahraga khusus lansia atau komunitas keagamaan. Selain itu, cobalah untuk berbaur dengan tetangga, seperti menyapa, membuka obrolan, atau mengundang mereka untuk makan malam bersama.
Konseling ke dokter/psikolog jika perlu
Mengatasi retirement syndrome mungkin tidak bisa hanya dengan mengandalkan cara-cara di atas. Lansia atau pengidapnya juga butuh konsultasi ke psikolog atau dokter.
Jadi, jangan ragu untuk mengunjungi dokter jika Anda merasa kesulitan untuk beradaptasi dengan perubahan memasuki masa pensiun atau stres akibat kehilangan pekerjaan.
Namun, ingat bahwa lansia atau pengidap post power syndrome tidak bisa berjuang sendiri dalam melawan kondisi ini. Oleh karena itu, jika Anda sebagai keluarga atau perawat lansia, penting bersikap siap membantu dan mendukung mereka. Sebagai contoh, menemani mereka supaya tidak lagi merasa kesepian dan mengajak mereka untuk melakukan kegiatan yang bermanfaat bersama, sehingga lansia tetap sehat dan bugar.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar