backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

1

Tanya Dokter
Simpan

Berbagai Penyakit Kelainan Darah yang Paling Umum

Ditinjau secara medis oleh dr. Charley Simanjuntak, Sp.B., Sub BVE, B.Med.Sc. · Bedah Vaskular · Tzu Chi Hospital


Ditulis oleh Risky Candra Swari · Tanggal diperbarui 10/05/2022

    Berbagai Penyakit Kelainan Darah yang Paling Umum

    Darah Anda tersusun dari empat komponen utama, yaitu sel darah merah (eritrosit), sel darah putih (leukosit), trombosit (keping darah), dan plasma darah. Keempat komponen tersebut bisa bermasalah sehingga tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya. Akibatnya, Anda mungkin akan mengalami berbagai penyakit kelainan darah yang dapat bersifat akut dan kronis.

    Lantas, apa saja penyakit kelainan darah yang paling umum? Cari tahu jawabannya di sini.

    Apa saja jenis-jenis kelainan darah?

    Darah terdiri dari cairan dan padatan. Bagian cair, yang disebut plasma, terbuat dari air, garam, dan protein.

    Sementara itu, bagian padat dari darah Anda mengandung sel darah merah, sel darah putih, dan trombosit. 

    Gangguan darah dapat menyerang salah satu atau lebih bagian darah. Akibatnya, darah tidak dapat melakukan tugasnya dengan baik.

    Berikut adalah daftar beberapa penyakit kelainan darah yang paling umum.

    Penyakit kelainan darah yang memengaruhi sel darah merah

    sel darah merah trombosit

    Gangguan sel darah merah adalah kondisi yang menyerang sel yang bertugas membawa oksigen dari paru-paru ke seluruh tubuh Anda.

    Berbagai penyakit kelainan darah yang dapat memengaruhi sel darah merah meliputi berikut.

    1. Anemia

    Anemia disebabkan karena jumlah sel darah merah dalam tubuh rendah. Jika terkena anemia, tubuh Anda tidak mendapatkan suplai darah yang kaya oksigen.

    Akibatnya, Anda mungkin merasa lelah, lesu, dan tidak bertenaga. Anda juga mungkin memiliki gejala lain, seperti sesak napas, pusing, atau sakit kepala.

    Tergantung penyebabnya, anemia terbagi menjadi beberapa jenis yang meliputi berikut ini.

    2. Polisitemia vera

    Dikutip dari Mayo Clinic, polisitemia vera adalah kondisi ketika sel darah merah yang diproduksi pada sumsum tulang belakang terlalu banyak.

    Meningkatnya produksi sel darah merah dalam tubuh dapat menyebabkan darah membeku dan menghambat aliran darah. Kondisi ini meningkatkan risiko pembekuan darah.

    Jika tidak segera diobati, gumpalan darah dapat menyumbat pembuluh darah, menyebabkan kondisi serius seperti stroke (pembuluh darah otak) atau infark miokard (arteri jantung).

    Penyakit kelainan darah yang memengaruhi sel darah putih

    Gangguan sel darah putih merupakan kondisi yang menyerang sel yang bertugas sebagai sistem kekebalan tubuh untuk melawan penyakit.

    Adanya kelainan pada jumlah sel darah putih dapat membuat Anda rentan mengalami infeksi.

    Berbagai kelainan darah yang dapat memengaruhi sel darah putih meliputi berikut ini.

    1. Limfoma

    Limfoma adalah jenis kanker darah yang memengaruhi kelenjar getah bening, kelenjar timus, sumsum tulang, dan bagian tubuh lainnya.

    Kondisi ini terjadi akibat sel darah putih yang berkembang tidak normal dan di luar kendali.

    Limfoma terdiri dari berbagai jenis, tetapi dua kategori utama dari limfoma adalah limfoma Hodgkin dan limfoma non-Hodgkin.

    2. Leukemia

    Leukemia adalah jenis kanker darah yang terjadi ketika sel darah putih berubah menjadi tidak normal dan berkembang biak secara tidak terkendali di dalam sumsum tulang.

    Leukimia adalah jenis yang paling umum dari kanker darah.

    Berdasarkan seberapa cepat perkembangannya serta jenis sel darah putih yang diserang, leukemia dibedakan menjadi akut dan kronis.

    Leukemia kronis jauh lebih berbahaya dan sulit untuk diobati dibanding leukemia akut.

    3. Multiple myeloma

    Multiple myeloma adalah jenis kanker darah yang terjadi karena sel plasma berubah menjadi ganas dan berkembang biak tidak terkendali.

    Padahal, sel plasma berperan untuk menghasilkan antibodi (atau immunoglobulin) yang membantu tubuh menyerang dan membunuh kuman.

    Multiple myeloma menyebabkan produksi antibodi menjadi tidak normal. Hal ini mengakibatkan sistem kekebalan tubuh Anda menjadi lemah dan rentan terhadap infeksi.

    4. Sindrom mielodisplastik (praleukemia)

    Sindrom mielodisplastik atau disebut juga dengan penyakit praleukemia adalah jenis kanker darah yang menyerang sumsum tulang.

    Kondisi ini disebabkan oleh sel darah yang terbentuk tidak sempurna, sehingga tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya.

    Meski sering kali muncul secara perlahan, sindrom ini juga dapat muncul secara mendadak dan menjadi leukemia pada tingkatan yang parah.

    Penyakit kelainan darah yang memengaruhi trombosit

    proses pembekuan darah

    Gangguan ini menyerang trombosit, yaitu sel dalam darah yang bersirkulasi di aliran darah dan membantu darah membeku.

    Beberapa penyakit kelainan darah yang dapat memengaruhi trombosit adalah sebagai berikut.

    1. Trombositopenia

    Trombositopenia terjadi karena trombosit dalam darah terlalu rendah. Trombosit adalah sel darah yang berperan penting pada proses pembekuan darah.

    Kondisi ini dapat disebabkan karena masalah kesehatan atau efek dari obat-obatan tertentu.

    Pada kasus yang langka, jumlah trombosit dapat menjadi sangat rendah di mana perdarahan internal yang berbahaya dapat terjadi.

    2. Trombositemia esensial

    Trombositemia esensial adalah peningkatan jumlah trombosit tanpa sebab yang jelas. Kondisi ini menyebabkan pembekuan darah berlebihan dan perdarahan.

    Trombositemia esensial bisa terjadi akibat gangguan proses pembentukan sel punca (stem cell) pembentuk darah.

    Sayangnya, sampai saat ini para ahli belum mengetahui apa penyebab pasti dari trombositosis esensial.

    3. Trombofilia

    Trombofilia atau yang disebut juga dengan pengentalan darah adalah penyakit yang berhubungan dengan pembekuan darah.

    Kondisi ini menyebabkan darah lebih mudah untuk menggumpal.

    Beberapa orang yang didiagnosis penyakit ini harus minum obat pengencer darah setiap hari untuk menghindari terjadinya penggumpalan darah.

    Gangguan faktor pembekuan darah

    Faktor pembekuan atau faktor koagulasi adalah protein dalam darah yang bekerja dengan trombosit untuk membentuk gumpalan darah.

    Masalah apa pun yang memengaruhi fungsi atau jumlah faktor pembekuan dalam menyebabkan gangguan perdarahan. 

    Beberapa penyakit kelainan darah yang dapat memengaruhi faktor pembekuan darah.

    1. Hemofilia

    Hemofilia adalah penyakit genetik yang menyebabkan darah menjadi sulit membeku. Kondisi ini disebabkan karena tubuh kekurangan protein pembekuan darah (faktor pembekuan).

    Apabila orang dengan hemofilia mengalami perdarahan, perdarahannya akan sulit dihentikan. Akibatnya, darah akan terus mengalir keluar.

    Jika tidak segera ditangani, penyakit ini dapat menyebabkan komplikasi serius.

    2. Trombosis vena dalam

    Trombosis vena dalam atau deep vein thrombosis (DVT) adalah suatu penyakit yang terjadi ketika terdapat gumpalan darah di pembuluh darah vena.

    Biasanya, pembuluh darah vena yang paling sering mengalami penggumpalan adalah bagian kaki.

    Kondisi ini menyebabkan aliran darah melambat. Akibatnya, daerah yang tersumbat menjadi bengkak, merah, dan nyeri.

    Apabila gumpalan darah bergerak ke paru-paru, dapat menyebabkan emboli paru yang menimbulkan masalah pernapasan serius.

    3. Disseminated intravascular coagulation

    Disseminated intravascular coagulation (DIC) adalah kondisi langka tapi serius yang bisa menyebabkan pembekuan darah abnormal di seluruh pembuluh darah tubuh.

    Kondisi ini disebabkan oleh penyakit atau kondisi lain, seperti infeksi atau cedera, yang membuat proses pembekuan darah menjadi terlalu aktif.

    4. Von Willebrand disease

    Von Willebrand disease (VWD) atau penyakit von Willebrand merupakan gangguan genetik yang disebabkan oleh salah satu protein pembekuan, yaitu faktor von Willebrand (VWF).

    VWF mengikat faktor VIII (protein pembekuan utama) dan trombosit di dinding pembuluh darah. Faktor ini membantu membentuk sumbat trombosit selama pembekuan. 

    Apa saja tanda dan gejala kelainan darah?

    Anemia Sideroblastik

    Tanda dan gejala penyakit kelainan darah mungkin dapat berbeda, tergantung dari penyebabnya dan komponen darah apa yang abnormal.

    Namun, ada beberapa gejala khas yang bisa muncul ketika seseorang mengalami gangguan darah, di antaranya sebagai berikut.

    • Lemah, lesu, tidak bertenaga.
    • Demam.
    • Sakit kepala.
    • Pusing.
    • Kulit pucat pasi.
    • Kemerahan pada wajah.
    • Pembekuan darah yang berlebihan.
    • Muncul petekie atau bintik-bintik merah.
    • Luka yang tidak kunjung sembuh atau lambat sembuh.
    • Perdarahan tak terkendali setelah terluka.
    • Kulit mudah memar meski hanya terkena benturan kecil.

    Umumnya, gangguan darah menyebabkan perdarahan sangat berat dalam kasus berikut.

    • Mimisan.
    • Prosedur gigi.
    • Perdarahan menstruasi.
    • Melahirkan.
    • Tumbuh gigi pada bayi.

    Kemungkinan ada tanda-tanda dan gejala yang tidak disebutkan di atas. Untuk mendapatkan hasil yang lebih pasti, sebaiknya Anda berkonsultasi dengan dokter mengenai gejala tertentu.

    Apa penyebab kelainan darah?

    kelelahan akibat HIV

    Ada beberapa penyebab utama penyakit darah, di antaranya sebagai berikut.

    1. Keturunan

    Penyakit darah dapat berasal dalam keluarga. Ini berarti jika orangtua atau saudara kandung memiliki kelainan darah, Anda kemungkinan akan mengalami hal yang serupa.

    2. Kondisi tertentu

    Berbagai kondisi tertentu dapat meningkatkan risiko kelainan darah. Salah satunya adalah penyakit autoimun.

    Penyakit autoimun seperti lupus membuat sistem kekebalan tubuh Anda tidak bekerja dengan baik.

    Sistem kekebalan tubuh Anda mungkin menghancurkan trombosit darah Anda sendiri sehingga membuat tubuh kesulitan untuk menghentikan perdarahan ketika terluka.

    3. Infeksi

    Beberapa infeksi dapat mengurangi jumlah sel darah putih dari darah Anda. Meski begitu, terkadang infeksi juga bisa meningkatkan produksi sel darah putih dalam tubuh Anda. 

    4. Kekurangan gizi

    Asupan nutrisi yang buruk juga bisa menyebabkan gangguan darah. Contohnya, jika Anda kekurangan zat besi, tubuh tidak dapat memproduksi sel darah merah yang cukup.

    Akibatnya, Anda akan lebih rentan mengalami penyakit anemia.

    Bagaimana mendiagnosis kondisi ini?

    Plasma darah

    Guna mengetahui penyebab gangguan darah yang Anda alami, dokter biasanya akan menganjurkan Anda untuk melakukan beberapa tes di bawah ini.

    • Hitung darah lengkap.Tes darah lengkap berfungsi untuk mengevaluasi semua komponen seluler (sel darah merah, sel darah putih, dan trombosit) dalam darah.
    • Penghitungan retikulosit. Tes ini untuk mengukur jumlah sel darah merah (eritrosit) yang baru terbentuk dalam volume tertentu darah. 
    • Tes khusus sel-sel darah. Sebagian besar tes dilakukan pada sampel darah, tetapi beberapa memerlukan sampel dari sumsum tulang.
    • Tes pembekuan darah mencakup berbagai jenis tes. Beberapa tes pembekuan dapat menghitung jumlah trombosit dalam darah Anda. 
    • Pengukuran protein dan zat lainnya. Tes ini dilakukan pada sampel urin. 

    Apa pengobatan untuk mengatasi penyakit kelainan darah?

    anemia gravis

    Dokter dapat menyarankan kombinasi perawatan untuk membantu memperbaiki gangguan sel darah Anda. Berikut pilihan pengobatan yang mungkin disarankan dokter:

    1. Obat-obatan

    Jika kondisi Anda tidak tergolong berat, Anda mungkin hanya akan diberi obat-obatan tertentu untuk meringankan gejala yang Anda keluhkan.

    2. Transplantasi sumsum tulang

    Sementara dalam kasus ketika obat tidak bekerja dengan baik, Anda mungkin akan dianjurkan untuk melakukan transplantasi sumsum tulang.

    Prosedur tersebut dapat memperbaiki atau mengganti sumsum tulang yang rusak, sehingga bisa kembali berfungsi lagi dengan baik.

    3. Transfusi darah

    Transfusi darah adalah pilihan lain untuk membantu Anda mengganti sel-sel darah yang hilang atau rusak. Selama transfusi darah, Anda menerima infus darah yang sehat dari donor.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Charley Simanjuntak, Sp.B., Sub BVE, B.Med.Sc.

    Bedah Vaskular · Tzu Chi Hospital


    Ditulis oleh Risky Candra Swari · Tanggal diperbarui 10/05/2022

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan