Gejala tersebut memang seringkali sama dengan penyakit lainnya. Namun, jika gejala tersebut berlangsung lebih lama dan tak kunjung sembuh, sebaiknya Anda segera memeriksakan diri ke dokter.
Apa penyebab limfoma non-Hodgkin?
Umumnya, penyebab limfoma non Hodgkin adalah perubahan atau mutasi DNA pada sel limfosit. Mutasi DNA ini menyebabkan sel-sel limfosit tetap tumbuh dan membelah diri secara tidak terkendali. Hal ini menyebabkan penumpukan limfosit abnormal di kelenjar getah bening hingga menimbulkan gejala, seperti pembengkakan.
Sampai saat ini, para ilmuwan masih belum mengetahui penyebab mutasi DNA dan pembelahan sel yang tidak terkendali tersebut. Namun, dalam beberapa kasus, kondisi ini kerap disebabkan oleh sistem kekebalan tubuh yang melemah.
Selain itu, beberapa faktor tertentu disebut dapat meningkatkan risiko penyakit ini. Berikut adalah faktor-faktor yang dapat meningkatkan risiko limfoma non Hodgkin:
- Perawatan medis yang melemahkan sistem kekebalan tubuh, seperti obat-obatan yang diminum setelah transplantasi organ.
- Infeksi beberapa virus dan bakteri, seperti virus HIV, virus Epstein-Barr, dan bakteri Helicobacter pylori (bakteri yang menyebabkan tukak lambung).
- Riwayat penyakit autoimun, seperti rheumatoid arthritis, lupus, atau sindrom Sjögren.
- Paparan berlebihan terhadap bahan kimia, seperti herbisida dan pestisida.
- Berusia lanjut, yaitu di usia 55 tahun.
Memiliki satu atau lebih faktor risiko di atas bukan berarti Anda akan pasti mengalami penyakit ini. Sebaliknya, seseorang yang terkena penyakit ini pun bisa memiliki faktor risiko yang tidak diketahui. Konsultasikan lebih lanjut mengenai hal ini pada dokter.
Apa saja pilihan pengobatan yang dapat dilakukan?
Pengobatan limfoma non Hodgkin ditentukan berdasarkan jenis dan stadium kanker, usia, dan kondisi kesehatan secara menyeluruh. Pada jenis limfoma yang berkembang lambat, terutama yang tidak menimbulkan gejala, umumnya pengobatan belum dibutuhkan.
Pada kondisi ini, dokter akan meminta Anda untuk melakukan pemeriksaan rutin setiap bulan untuk memantau perkembangan kondisi Anda. Namun, pada kasus limfoma agresif yang menimbulkan gejala, pengobatan medis perlu segera dilakukan.
Berikut beberapa jenis pengobatan yang biasanya direkomendasikan dokter:
Kemoterapi dilakukan dengan memberikan obat atau suntikan untuk menghancurkan sel-sel kanker. Jenis pengobatan ini bisa diberikan sendiri atau kombinasi dengan perawatan lainnya.
Radioterapi menggunakan sinar berenergi tinggi untuk membunuh sel kanker. Jenis perawatan ini juga bisa dilakukan sendiri atau kombinasi dengan pengobatan lainnya.
- Transplantasi sel induk atau sumsum tulang
Pada pengobatan ini, dokter akan mengganti sel induk yang terkena kanker dengan sel induk yang sehat, yang diambil dari tubuh Anda sendiri atau donor. Sebelum prosedur ini dilakukan, Anda umumnya perlu menjalankan kemoterapi atau radioterapi terlebih dahulu.
Dokter dapat merekomendasikan untuk melakukan terapi biologis atau imunoterapi. Imunoterapi yang sering diberikan untuk kanker getah bening non Hodgkin, yaitu rituximab atau ibrutinib. Obat-obatan ini bekerja dengan memperkuat sistem kekebalan tubuh untuk melawan kanker.
Obat-obatan ini mungkin menimbulkan efek samping yang berbeda. Oleh karena itu, selalu konsultasikan dengan dokter mengenai jenis pengobatan yang tepat, termasuk kelebihan dan kekurangannya.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar