backup og meta

Dermatitis Seboroik

Dermatitis Seboroik

Pernahkah Anda mengalami kulit kepala sangat kering hingga mengelupas? Kondisi ini disebut dengan dermatitis seboroik. Kondisi ini dapat dialami oleh bayi hingga orang dewasa dan menimbulkan rasa gatal yang cukup mengganggu.

Ketahui lebih lanjut seputar dermatitis seboroik dalam artikel berikut ini.

Apa itu dermatitis seboroik?

Dermatitis seboroik (seborrheic dermatitis) adalah penyakit kulit yang dianggap sebagai bentuk dermatitis kronis (jangka panjang) pada kulit kepala.

Masalah kulit ini disebut juga dengan istilah eksim seboroik, eksim kepala, atau cradle cap pada bayi.

Dermatitis seboroik menyebabkan kulit kepala memerah dan mengalami ruam dengan bercak bersisik yang terasa gatal.

Penyakit kulit ini juga dapat membuat kulit kepala mengering, mengelupas, dan memunculkan ketombe yang membandel.

Area kulit yang paling sering terdampak adalah kulit kepala.

Akan tetapi, dermatitis seboroik bisa juga menyerang area berminyak di bagian tubuh yang lain seperti wajah, sisi hidung, alis, telinga, kelopak mata, dan dada.

Pada orang dewasa, dermatitis seboroik terkadang dapat sembuh tanpa pengobatan.

Sementara itu, pada bayi gejala seboroik biasanya akan hilang sepenuhnya di usia 6 – 12 bulan. Namun, eksim seboroik bisa muncul kembali saat anak menginjak usia puber.

Dermatitis jenis ini tidak menular dan tidak membahayakan kesehatan, tapi gejalanya sangat tidak nyaman dan cukup mengganggu penampilan.

Maka dari itu, penderita dermatitis seboroik biasanya perlu berkonsultasi ke dokter untuk mendapat pengobatan.

Seberapa umum kondisi ini?

Dermatitis seboroik sangat umum terjadi di berbagai kalangan usia, mulai dari bayi, balita, sampai orang dewasa.

Pria lebih banyak mengalami eksim di kepala dibandingkan sengan wanita.

Tanda dan gejala dermatitis seboroik

kondisi kulit kepala sensitif

Hampir semua bagian tubuh bisa terkena eksim seboroik.

Namun, area yang paling sering terkena adalah yang berminyak seperti kulit kepala, punggung, bulu mata, alis, zona T wajah, dan sisi hidung Anda.

Eksim seboroik juga dapat mengenai area kulit yang kering, seperti belakang telinga, lipatan paha, dan ketiak.

Gejalanya mungkin bervariasi, tergantung tingkat keparahan dan usia penderita.

Di bawah ini adalah gejala dermatitis seboroik yang paling umum pada orang dewasa.

  • Bercak bersisik pada kulit.
  • Kulit kepala merah, bersisik mengelupas, dan sangat gatal.
  • Kulit kepala berminyak, sangat lembap, berlilin, atau melepuh.
  • Kulit di bawah bercak berwarna kemerahan.
  • Rasa gatal terbakar, terutama pada kulit kepala dan saluran telinga.
  • Kerak di kulit kepala bisa mengalami infeksi dan mengeluarkan cairan bening.
  • Jika eksim menyebar ke telinga, keluar cairan bening dari telinga.
  • Adanya perubahan warna kulit meski telah sembuh.

Eksim di kulit kepala kerap dikira sebagai ketombe biasa. Tidak heran, mengingat salah satu ciri eksim adalah munculnya serpihan kulit mati yang terkelupas atau yang sering disebut ketombe.

Bedanya, dermatitis seboroik memicu peradangan pada kulit kepala dengan berbagai gejala di atas. Masalah ketombe biasa umumnya tidak dibarengi dengan ciri-ciri yang disebutkan.

Pada bayi, dermatitis seboroik lebih dikenal dengan istilah cradle cap dan cenderung muncul di kulit kepala. Tanda-tanda dan gejalanya adalah sebagai berikut.

  • Bercak kuning bersisik dan berminyak pada kulit kepala.
  • Lapisan sisik yang tebal dan menutupi seluruh kepala.
  • Kerak kering berwarna kuning hingga kecokelatan.

Eksim seboroik juga bisa menyerang wajah, terutama di kelopak mata, sekitar hidung, atau telinga bayi. Selain itu, eksim seboroik juga dapat berujung menjadi ruam popok.

Pada sebagian bayi, kondisi ini bisa menutupi sebagian besar area tubuhnya.

Kemungkinan ada tanda-tanda dan gejala eksim seboroik yang tidak disebutkan di atas. Bila Anda memiliki kekhawatiran akan sebuah gejala tertentu, konsultasikanlah ke dokter.

Kapan saya harus periksa ke dokter?

Dermatitis seboroik sebenarnya tidak berbahaya. Meski begitu, segera periksa ke dokter spesialis kulit bila Anda atau anak Anda mengalami gejala-gejala berikut ini.

  • Sulit tidur dan berkonsentrasi akibat gatal yang mengganggu.
  • Merasa bingung dan cemas berlebihan dengan penyakit yang sedang dialami.
  • Kulit mengalami infeksi.
  • Sudah mencoba berbagai perawatan rumahan, tapi tak membuahkan hasil.

Tubuh setiap orang berbeda sehingga gejala yang muncul pun tak selalu sama.

Cara terbaik untuk memastikan penyebab munculnya gejala adalah dengan berkonsultasi kepada dokter dan pemeriksaan lebih lanjut.

Penyebab dermatitis seboroik

Penyebab dermatitis jenis ini belum diketahui secara pasti.

Kendati demikian, National Eczema Association menyebut ada sejumlah kemungkinan yang mungkin membuat beberapa orang lebih rentan mengalami eksim seboroik, sedangkan yang lainnya tidak.

Kulit yang berminyak sering kali menjadi dalangnya karena kelembapan mengundang pertumbuhan jamur Malassezia.

Pertumbuhan jamur yang tak terkontrol menyebabkan peradangan dan berbagai gejala lain pada kulit kepala.

Faktor genetik seperti mutasi gen yang diturunkan juga turut memengaruhi kondisi kulit seseorang.

Jika ada keluarga dekat Anda yang memiliki dermatitis atau spesifik eksim seboroik, peluang Anda mengalami penyakit yang sama pun dapat meningkat.

Tidak hanya itu, penyakit terdahulu juga dapat menjadi faktor penyebab dermatitis seboroik pada sejumlah orang.

Penyakit kulit ini lebih rentan dialami oleh orang yang memiliki sistem imun lemah akibat:

  • AIDS,
  • penyakit Parkinson,
  • epilepsi,
  • riwayat stroke atau serangan jantung,
  • alkoholisme (ketergantungan alkohol berat),
  • depresi,
  • gangguan makan, dan
  • gangguan neurologis.

Faktor risiko dermatitis seboroik

Bayi, anak-anak, hingga orang dewasa bisa mengalami kondisi ini. Akan tetapi, faktor-faktor berikut dapat meningkatkan risikonya.

1. Usia

Bayi berusia tiga bulan atau lebih biasanya rentan terkena dermatitis seboroik. Selain itu, orang dewasa dalam rentang usia 30 – 60 tahun berisiko lebih tinggi.

2. Mengidap kondisi tertentu

Risiko penyakit dermatitis seboroik akan meningkat jika Anda memiliki salah satu dari kondisi medis berikut ini.

  • HIV, sekitar 85 persen orang yang terinfeksi HIV cenderung mudah terkena kondisi ini.
  • Jerawat parah, rosacea, atau psoriasis.
  • Penyakit Parkinson.
  • Penyakit epilepsi.
  • Baru pulih dari stroke atau serangan jantung.
  • Peminum alkohol berat.
  • Sedang mengalami depresi.
  • Gangguan makan.

3. Obat-obatan

Orang-orang yang menggunakan obat mengandung interferon, lithium, dan psoralen berisiko lebih tinggi mengalami dermatitis seboroik.

Diagnosis dermatitis seboroik

Dokter biasanya mendiagnosis eksim seboroik dengan melihat riwayat medis pasien terlebih dulu.

Dokter kemudian akan melakukan pemeriksaan terhadap kulit Anda dan mengamati gejala yang muncul.

Penyakit ini terkadang muncul sebagai dampak dari kondisi lain yang sudah ada.

Jika dokter mencurigai ada penyakit lain yang menyebabkan eksim seboroik, akan ada tes medis atau biopsi kulit yang perlu dilakukan sesuai kondisi.

Pengobatan dermatitis seboroik

Penyebab kulit kepala kering

Pada awalnya dokter akan merekomendasikan pengobatan eksim tradisional terlebih dahulu.

Jika perawatan mandiri tidak membantu, dokter baru akan memberikan obat-obatan berdasarkan gejala yang muncul.

Pengobatan dermatitis seboroik biasanya disesuaikan dengan usia, lokasi munculnya peradangan, dan tingkat keparahan.

Obat-obatan tidak dapat menyembuhkan dermatitis seboroik, tapi akan membantu meredakan gejala dan mencegah kekambuhan.

Secara umum, berikut beberapa jenis obat eksim seboroik yang biasanya diresepkan dokter.

1. Kortikosteroid

Sampo, krim, dan salep kortikosteroid merupakan perawatan utama untuk mengatasi dermatitis seboroik.

Beberapa contoh hidrokortison yang sering digunakan antara lain fluocinolone, clobetasol, dan desonide.

Namun, krim atau salep hidrokortison bisa menimbulkan efek samping jika digunakan dalam jangka panjang tanpa jeda.

Efek samping yang biasanya sangat terlihat yaitu penipisan kulit pada area yang sering diolesi obat.

2. Calcineurin inhibitor

Calcineurin inhibitor seperti tacrolimus dan pimecrolimus juga termasuk obat-obatan yang efektif mengendalikan peradangan.

Efek sampingnya pun lebih sedikit daripada kortikosteroid sehingga kerap dijadikan alternatif pengobatan jangka panjang.

Sayangnya, tacrolimus dan pimecrolimus lebih mahal bila dibandingkan dengan obat kortikosteroid ringan.

Ada pula dugaan bahwa keduanya meningkatkan risiko kanker, tapi hal ini masih perlu dikaji lebih lanjut.

3. Obat antijamur

Gel, krim, atau sampo antijamur juga sering diresepkan untuk membantu mengatasi eksim di kepala.

Jenis yang diberikan mungkin berbeda pada tiap orang, tergantung area yang terkena dan keparahan gejala.

Jika antijamur oles dan sampo tidak memberikan perubahan apa pun, dokter biasanya memberikan obat dalam bentuk pil.

Mengingat adanya risiko efek samping yang lebih berat, obat pil hanya diberikan bila kondisi pasien terbilang parah.

Perawatan di rumah dermatitis seboroik

keramas tanpa sampo

Berbagai perubahan gaya hidup dan pengobatan rumahan berikut dapat membantu Anda mencegah dan mengatasi dermatitis seboroik.

  • Keramas secara teratur. Cobalah sampo antiketombe dan gosok bagian yang berkerak atau area eksim di kepala sering kambuh agar segera sembuh.
  • Melembapkan kulit kepala dengan minyak. Rutinlah melembapkan kulit kepala yang bersisik dengan minyak mineral atau minyak zaitun.
  • Menghindari produk penata rambut. Selama pengobatan, usahakan untuk menghindari berbagai produk penataan rambut.
  • Menghindari produk yang mengandung alkohol. Produk perawatan rambut dan kulit kepala mengandung alkohol akan membuat kulit mengering sehingga gejala semakin parah.
  • Menggunakan pakaian bertekstur halus. Hindari pakaian yang ketat dan bertekstur kasar seperti brukat karena bisa mengiritasi kulit yang bermasalah.
  • Menjaga kebersihan rambut wajah. Gejala dermatitis seboroik bisa memburuk jika Anda memiliki kumis dan jenggot yang dibiarkan lebat tanpa diurus.
  • Menggunakan tea tree oil. Tea tree oil mengandung zat antibakteri, antijamur, dan antiradang sehingga sering digunakan untuk meredakan gejala eksim.
  • Menggunakan lidah buaya. Gel lidah buaya membantu mengatasi kemerahan dan gatal akibat eksim seboroik.
  • Aplikasikan minyak ikan. Minyak ikan kaya akan asam lemak omega-3 yang efektif sebagai zat antiradang.
  • Mengonsumsi probiotik. Probiotik membantu meningkatkan sistem kekebalan tubuh sehingga mengurangi peradangan di dalam tubuh.

Dermatitis seboroik merupakan salah satu bentuk dari peradangan kulit kronis. Seperti jenis dermatitis lainnya, kondisi ini menyebabkan kulit gatal, bersisik, bahkan luka bila sering digaruk.

Meskipun tidak berbahaya, gejala yang muncul biasanya sangat mengganggu.

Anda dapat mengurangi keparahannya dengan obat-obatan, perubahan gaya hidup di rumah, dan konsultasi rutin dengan dokter untuk memantau perkembangan kondisi.

Ringkasan

  • Dermatitis seboroik adalah kondisi kulit kronis yang menyebabkan peradangan, kemerahan, dan pengelupasan kulit, terutama di area berminyak seperti kulit kepala, wajah, dan dada.
  • Gejala dermatitis seboroik berupa kulit kemerahan, berminyak, pengelupasan kulit seperti ketombe, dan rasa gatal atau perih.
  • Penyebab dermatitis seboroik belum diketahui secara pasti, tetapi terdapat faktor risiko berupa pertumbuhan jamur Malassezia, produksi minyak berlebih, faktor generik, dan stres.
  • Pengobatan dermatitis seboroik berupa sampo antijamur, steroid topikal, dan perawatan untuk mengurangi minyak kulit.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Mayo Clinic. Seborrheic dermatitis. (2024). Retrieved 11 December 2024, from http://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/seborrheic-dermatitis/basics/definition/con-20031872

U.S. National Library of Medicine. Seborrheic dermatitis. (2024). Retrieved 11 December 2024, from https://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/000963.htm

Seborrheic Dermatitis. (2024). Retrieved 11 December 2024, from https://nationaleczema.org/eczema/types-of-eczema/seborrheic-dermatitis/

Seborrheic Dermatitis. (2023). Retrieved 11 December 2024, from https://www.aad.org/public/diseases/scaly-skin/seborrheic-dermatitis#treatment

Dall’Oglio, F., Nasca, M. R., Gerbino, C., & Micali, G. (2022). An Overview of the Diagnosis and Management of Seborrheic Dermatitis. Clinical, cosmetic and investigational dermatology15, 1537–1548. https://doi.org/10.2147/CCID.S284671

Versi Terbaru

13/12/2024

Ditulis oleh Widya Citra Andini

Ditinjau secara medis oleh dr. Patricia Lukas Goentoro

Diperbarui oleh: Fidhia Kemala


Artikel Terkait

8 Pilihan Salep Eksim yang Efektif untuk Meredakan Gejala

Keratosis Seboroik


Ditinjau secara medis oleh

dr. Patricia Lukas Goentoro

General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)


Ditulis oleh Widya Citra Andini · Tanggal diperbarui seminggu yang lalu

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan