Studi menemukan bahwa seseorang akan lebih berisiko terkena kanker payudara seiring bertambahnya usia. Sekitar 77 persen wanita yang didiagnosis menderita penyakit ini setiap tahunnya berusia di atas 50 tahun. Hampir 50 persen lainnya berusia 65 tahun atau bahkan lebih.
3. Menstruasi usia muda dan menopause yang lebih lambat
Wanita yang mengalami siklus menstruasi lebih awal (di bawah 12 tahun) atau mengalami masa menopause lebih lambat (lebih dari 55 tahun) lebih berisiko kena kanker payudara pada kemudian hari.
Kedua faktor ini dapat meningkatkan kadar hormon estrogen pada tubuh, yang merupakan salah satu penyebab atau pemicu terjadinya kanker payudara.
Selain kedua faktor ini, kadar estrogen yang tinggi juga bisa terjadi pada wanita yang mengalami kehamilan pertama pada usia yang lebih tua (melahirkan di usia lebih dari 30 tahun) atau tidak pernah melahirkan. Sebaliknya, melahirkan adalah faktor yang dapat mengurangi risiko kanker payudara.
4. Penggunaan alat kontrasepsi hormonal
Selain faktor-faktor di atas, penggunaan alat kontrasepsi hormonal juga bisa meningkatkan kadar hormon estrogen, yang bisa meningkatkan risiko penyebab kanker payudara.
Berdasarkan sebuah penelitian di Denmark yang dipublikasikan oleh The New England Journal of Medicine, penggunaan alat kontrasepsi hormonal, baik pil KB maupun KB spiral (IUD), bisa meningkatkan risiko terjadinya kanker payudara. Meski demikian, peningkatan risiko ini bergantung pada faktor lainnya, termasuk usia, kondisi kesehatan secara umum, atau memiliki faktor risiko kanker payudara lain sebelum menggunakan KB, seperti keturunan atau gaya hidup yang buruk.
Oleh karena itu, sebaiknya Anda selalu berkonsultasi dengan dokter sebelum menggunakan KB, termasuk untuk mengetahui dosis yang terbaik untuk Anda.
5. Penggunaan terapi hormon
Terapi hormon estrogen (sering dikombinasikan dengan progesteron) biasa digunakan untuk membantu meringankan gejala menopause dan membantu mencegah osteoporosis. Namun, faktanya, wanita menopause yang menggunakan terapi hormon kombinasi berisiko tinggi mengalami kanker payudara.
Peningkatan risiko ini umumnya terlihat setelah sekitar 4 tahun digunakan. Selain itu, kombinasi terapi hormon ini juga meningkatkan kemungkinan kanker ditemukan pada stadium kanker payudara lanjut.
Namun, risiko penyebab kanker payudara ini bisa menurun kembali dalam lima tahun setelah terapi dihentikan. Konsultasikan dengan dokter Anda mengenai efek samping dari terapi ini bila Anda ingin menggunakannya.
6. Perubahan jam tidur malam
Sebuah penelitian mengungkapkan bahwa perempuan yang memiliki jam kerja pada malam hari lebih rentan terhadap kanker payudara dibandingkan mereka yang tidak.
Para peneliti berasumsi hal ini disebabkan oleh hormon-hormon, salah satunya melatonin, yang terganggu akibat perubahan jam tidur malam. Rendahnya hormon melatonin sering dijumpai pada pasien yang mengidap kanker payudara.
Terkait hal ini, sebuah analisis yang dipublikasikan di BMJ menunjukkan fakta bahwa wanita dengan kebiasaan tidur yang baik, yang suka bangun pagi, berisiko lebih rendah terkena kanker payudara. Sebaliknya, wanita yang suka begadang memiliki risiko lebih tinggi terkena kanker payudara.
Selain itu, wanita yang berprofesi sebagai pramugari pun lebih rentan dan lebih berisiko mengalami kanker payudara. Para peneliti dari Harvard T.H. Chan School of Public Health menduga, pramugari rentan mengalami gangguan tidur terkait rutinitas pekerjaan serta mendapat paparan tertentu.
Paparan tersebut diantaranya, radiasi pengion kosmik dari ketinggian, sinar UV, asap rokok dari penumpang dan awak pesawat lain, atau udara di kabin yang tidak sehat.
7. Pemakaian pewarna rambut

Penelitian yang diterbitkan di International Journal of Cancer mengungkapkan faktar bahwa pewarna atau cat rambut, terutama jenis permanen, dapat meningkatkan risiko kanker payudara. Kandungan cat rambut permanen, yaitu aromatic amines, disebut sebagai penyebab terjadinya kanker, termasuk di payudara.
Aromatic amines adalah senyawa kimia sampingan yang biasa ditemukan pada produk plastik, bahan kimia industri, dan produk lainnya. Senyawa kimia ini dibagi menjadi tiga kategori dan kemungkinan besar bersifat karsinogen terhadap manusia.
Namun, fakta mengenai hal ini masih memerlukan penelitian lanjutan untuk menguatkannya.
8. Miliki payudara yang padat
Wanita dengan payudara yang sangat padat diperkirakan lebih berisiko hingga empat sampai enam kali lipat mengalami kanker payudara, dibandingkan dengan wanita dengan kepadatan payudara yang rendah.
Belum ada alasan yang pasti mengapa kepadatan payudara bisa dikaitkan dengan risiko penyebab kanker payudara. Namun, jaringan payudara yang padat umumnya menyulitkan dokter dan teknisi untuk menemukan potensi kanker payudara pada hasil mammogram.
9. Ukuran payudara yang besar
Selain kepadatan payudara, ukuran payudara juga disebut menjadi faktor penyebab terjadinya kanker payudara. Belum diketahui secara pasti apa hubungan antara kedua hal tersebut. Namun, para ahli menyatakan bahwa ukuran payudara wanita dipengaruhi oleh gen.
Adapun gen yang membuat ukuran payudara besar juga memengaruhi pertumbuhan kanker, sehingga pada kemudian hari penyakit ini bisa muncul.
Selain itu, wanita dengan berat badan berlebih juga umumnya mempunyai ukuran payudara yang besar. Adapun obesitas atau kegemukan juga dapat meningkatkan risiko penyakit kanker payudara.
Mitos mengenai penyebab kanker payudara dan faktanya
Selain penyebab dan faktor risiko yang sudah pasti, ada beberapa mitos yang disebut bisa menjadi penyebab penyakit kanker payudara. Benarkah mitos tersebut dan bagaimana faktanya? Berikut penjelasannya untuk Anda:
1. Mitos: Implan payudara menyebabkan kanker payudara
Pemasangan implan payudara disebut bisa menjadi salah satu pemicu terjadinya kanker payudara. Namun, hal ini tidak sepenuhnya benar.
Belum ada penelitian yang menyatakan implan payudara berisiko kanker payudara. Namun, penggunaan implan telah terbukti menyebabkan jenis kanker lain, yaitu limfoma sel besar anaplastik terkait dengan implan payudara (breast implant-associated anaplastic large cell lymphoma/BIA-ALCL).
2. Mitos: Penggunaan bra berkawat menyebabkan kanker payudara

Banyak wanita yang resah karena menggunakan bra berkawat seringkali disebut sebagai salah satu penyebab kanker payudara. Namun, hingga saat ini belum ada penelitian yang cukup kuat untuk membuktikan isu tersebut.
3. Mitos: Deodoran menyebabkan kanker payudara
Deodoran disebut mengandung alumunium dan paraben yang dapat diserap kulit dan masuk ke dalam tubuh. Meski demikian, kedua kandungan tersebut tidak terbukti dapat menyebabkan kanker payudara.
4. Mitos: Mamografi, USG, dan MRI menyebabkan kanker payudara
Paparan radiasi memang disebut bisa menjadi penyebab kanker payudara. Oleh karena itu, muncul mitos atau isu yang menyebutkan bahwa mamografi bisa memicu penyakit ini.
Namun, faktanya, risiko paparan radiasi dari mamografi sangat rendah, karena hanya menggunakan dosis radiasi yang sangat kecil. Penggunaan mamografi justru lebih bermanfaat untuk membantu diagnosis kanker payudara.
Kemudian, perlu Anda ketahui, USG payudara merupakan prosedur yang menggunakan gelombang suara, sedangkan MRI merupakan magnet, sehingga keduanya tidak berisiko pada kanker.
5. Mitos: Kafein meningkatkan risiko kanker payudara
Efek kafein pada risiko kanker payudara memang masih pro dan kontra. Sebuah penelitian di Swedia justru menemukan fakta bahwa mengonsumsi kopi berkafein dapat menurunkan risiko kanker payudara pada wanita pascamenopause.
Meski demikian, hal ini tidak bisa dijadikan alasan untuk minum kopi sebanyak-banyaknya. Untuk lebih jelas, tanyakan kepada dokter seberapa banyak Anda boleh mengonsumsi minuman berkafein, sesuai dengan kondisi Anda.
Dibanding meminum kopi, lebih baik Anda menerapkan gaya hidup sehat untuk menurunkan risiko kanker payudara. Anda pun perlu melakukan deteksi dini kanker payudara untuk menghindari perkembangan penyakit yang lebih serius.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar