Tes mamografi adalah salah satu cara untuk mendeteksi berbagai masalah kesehatan pada wanita, termasuk kanker payudara. Lantas, bagaimana prosedur ini dilakukan? Siapa saja yang harus melakukan pemeriksaan tes ini? Simak ulasan di bawah ini.
Ditinjau secara medis oleh dr. Bob Andinata Sp.B (K) Onk · Pembedahan Payudara · Rumah Sakit Kanker Dharmais
Tes mamografi adalah salah satu cara untuk mendeteksi berbagai masalah kesehatan pada wanita, termasuk kanker payudara. Lantas, bagaimana prosedur ini dilakukan? Siapa saja yang harus melakukan pemeriksaan tes ini? Simak ulasan di bawah ini.
Mamografi (mammography) adalah prosedur pemeriksaan dengan menggunakan sinar-X atau rontgen dosis rendah untuk mengambil gambar jaringan payudara.
Tes pemeriksaan ini dilakukan untuk mendeteksi adanya pertumbuhan atau perubahan abnormal pada jaringan payudara, termasuk untuk mengetahui keberadaan kanker.
Mamografi merupakan prosedur yang sangat bermanfaat bagi wanita, terutama yang memiliki faktor risiko kanker payudara. Meski demikian, prosedur pemeriksaan ini tidak dapat mencegah kanker payudara.
Sebagai salah satu tes kesehatan bagi wanita, mammography bertujuan untuk mendeteksi kanker payudara sedini mungkin. Semakin cepat dideteksi, kanker akan lebih mudah diobati dan bahkan disembuhkan.
Mamografi perlu dilakukan bila Anda merasakan adanya benjolan di payudara atau gejala kanker payudara lainnya setelah melakukan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) dan pemeriksaan payudara klinis (SADANIS) oleh dokter.
Namun, umumnya Anda memerlukan pemeriksaan kanker payudara lain, seperti biopsi atau USG payudara untuk memastikan apakah gejala tersebut berkaitan dengan kanker atau tidak.
Selain itu, mamografi juga bisa dilakukan meski Anda tidak merasakan gejala apa pun pada payudara. Pada kondisi ini, tes dibutuhkan untuk mendeteksi dini keberadaan tumor yang mungkin tidak terasa.
Deteksi dini dengan mamografi perlu dilakukan oleh semua wanita, terutama yang memiliki faktor risiko kanker payudara, baik yang berisiko tinggi maupun rata-rata.
Konsultasikan dengan dokter mengenai kapan waktu yang tepat untuk mamografi dan seberapa rutin Anda harus menjalaninya.
Secara umum, American Cancer Society merekomendasikan pemeriksaan perlu dimulai pada wanita usia 40 hingga 44 tahun. Pada usia inilah mamografi dapat mendeteksi kelainan pada payudara.
Memasuki usia 45 hingga 54 tahun, wanita perlu menjalani tes ini setiap tahun. Barulah pada usia 55 tahun ke atas, pemeriksaan mamografi boleh dilakukan setiap dua tahun sekali. Namun, Anda tetap diperbolehkan untuk mengulanginya setahun sekali.
Penting untuk dipahami, risiko kanker payudara meningkat seiring bertambahnya usia. Itulah mengapa semua wanita usia menopause harus melakukan mamografi secara teratur.
Meski begitu, untuk mengetahui kapan Anda harus mulai mendapatkan mamografi, harus seberapa rutin tes ini dilakukan, dan kapan harus berhenti, semua ini perlu didiskusikan dengan dokter.
Mamografi memang bermanfaat untuk mendeteksi dini kanker payudara. Namun, jenis pemeriksaan ini pun memiliki risiko, efek samping, dan keterbatasan sebagai berikut.
Sebelum menjalani mamografi, sebaiknya Anda memerhatikan hal-hal di bawah ini agar lebih siap dalam menjalaninya serta hasilnya pun lebih optimal.
Perlu diketahui, mamografi adalah pemeriksaan yang terkadang menimbulkan rasa nyeri atau tidak nyaman pada payudara Anda. Namun, jangan khawatir, hal ini bersifat sementara dan tidak semua wanita akan merasakan hal tersebut.
Beri tahu dokter atau teknisi mamografi bila Anda mengalaminya. Dokter mungkin akan mempertimbangkan untuk memberikan obat penghilang rasa sakit sekitar satu jam sebelum prosedur dilakukan.
Selain itu, perlu diketahui juga, ibu hamil dan ibu menyusui tidak diperkenankan melakukan tes ini karena paparan sinar-X dapat membahayakan bayi dan janin.
Selama menjalani mamografi, Anda mungkin akan diminta berdiri atau duduk di depan alat atau mesin sinar-X yang didesain khusus.
Payudara Anda akan ditempelkan pada layar pemindai rontgen, kemudian sebuah kompresor yang terdiri dari dua piringan plastik akan menekan payudara Anda ke bawah.
Hal ini dilakukan untuk mendapatkan gambar jaringan payudara Anda secara lebih jelas. Selain itu, Anda mungkin harus menahan napas sesuai instruksi teknisi setiap kali pengambilan gambar.
Selama prosedur, dokter akan memeriksa hasil gambar yang ditampilkan pada layar pemindai. Dokter mungkin akan meminta teknisi radiologi untuk mengambil beberapa gambar tambahan jika hasil yang ada terlihat kurang jelas atau membutuhkan pemeriksaan lebih lanjut.
Keseluruhan prosedur biasanya memakan waktu kurang dari 30 menit. Setelah itu, Anda dapat berpakaian dan melanjutkan aktivitas normal.
Gambar hasil mamografi disebut dengan mamogram. Umumnya, mamogram dapat Anda terima beberapa hari setelah pemeriksaan.
Dalam mamogram, jaringan payudara yang padat tampak berwarna putih, sedangkan jaringan lemak dengan kepadatan rendah akan berwarna abu-abu. Adapun keberadaan sel tumor juga akan ditunjukkan dengan berwarna putih, sama seperti jaringan payudara yang padat.
Setelah pemeriksaan, berikut ini beberapa kemungkinan kondisi yang ditemukan.
Sebagian kalsifikasi yang ditemukan dalam payudara bersifat jinak, seperti fibroadenoma. Namun, kalsifikasi yang tidak teratur dan jumlahnya banyak bisa dicurigai sebagai kanker sehingga diperlukan mamografi tambahan dengan pembesaran gambar.
Sementara itu, area padatan biasanya menunjukkan jaringan kelenjar atau kanker. Oleh karena itu, dibutuhkan tes lanjutan untuk memastikannya, seperti biopsi payudara.
Catatan
Hello Health Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.
Ditinjau secara medis oleh
dr. Bob Andinata Sp.B (K) Onk
Pembedahan Payudara · Rumah Sakit Kanker Dharmais
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar