Definisi stenosis arteri renalis
Apa itu stenosis arteri renalis?
Stenosis arteri renalis adalah penyempitan salah satu atau lebih dari satu arteri yang mengangkut darah menuju ginjal (renal artery).
Ginjal butuh aliran darah yang memadai untuk membantu menyaring produk limbah dan membuang cairan yang berlebihan. Penyempitan arteri mencegah sejumlah darah kaya oksigen mencapai ginjal.
Aliran darah yang berkurang mungkin meningkatkan tekanan darah pada seluruh tubuh (tekanan darah sistemik) dan merusak jaringan ginjal. Ketika kedua arteri terhambat, dapat berakibat masalah serius, termasuk gagal ginjal.
Seberapa umumkah kondisi ini?
Stenosis arteri renalis adalah penyakit ginjal yang umumnya terjadi pada wanita dan orang lanjut usia. Anda bisa mengurangi peluang terkena penyakit ini dengan mengurangi faktor risiko. Diskusi dengan dokter untuk informasi lebih lanjut.
Tanda & gejala stenosis arteri renalis
Orang dengan kondisi ini biasanya tidak memiliki gejala apapun. Hal ini membuat mereka tidak tahu adanya penyakit, sampai mereka mulai mengalami tekanan darah tinggi atau gagal ginjal.
Kondisi mungkin secara kebetulan terdiagnosis dalam tes kesehatan karena masalah kesehatan lain.
Seiring berkembangnya penyakit, tanda dan gejala stenosis arteri renalis yang mungkin muncul sebagai berikut.
- Tekanan darah tinggi mendadak. Kondisi ini bisa terjadi sebelum berusia 30 tahun atau sesudah usia 55 tahun.
- Peningkatan level protein dalam urine atau tanda-tanda kelainan fungsi ginjal lainnya.
- Semakin memburuknya fungsi ginjal selama pengobatan tekanan darah tinggi.
- Kelebihan cairan dan pembengkakan (edema) pada jaringan tubuh.
- Gagal jantung yang tidak dapat diobati.
Setiap orang sangat mungkin menunjukkan gejala yang berbeda-beda. Beberapa orang bahkan merasakan gejala lain selain penjelasan sebelumnya.
Kapan harus periksa ke dokter?
Jika memiliki tanda atau gejala atau ingin bertanya, konsultasi dengan dokter. Terutama jika Anda mengalami masalah buang air kecil, pembengkakan, dan tekanan darah tinggi yang tidak juga kembali normal.
Penyebab stenosis arteri renalis
Ada dua penyebab utama dari stenosis arteri renalis berikut ini.
Terjadi penumpukan pada arteri ginjal
Lemak, kolesterol, dan zat lain dapat menumpuk pada bagian dalam dan dinding arteri ginjal. Kondisi ini Anda kenal dengan sebautan aterosklerosis.
Saat deposit ini semakin besar, plak dapat mengeras, mengurangi aliran darah, menyebabkan jaringan parut ginjal dan akhirnya mempersempit arteri.
Aterosklerosis terjadi pada banyak area tubuh, bukan hanya jantung saja, dan merupakan penyebab paling umum dari stenosis arteri ginjal.
Displasia fibromuskular
Pada displasia fibromuskular, otot pada dinding arteri tumbuh secara tidak normal, sering kali sejak masa kanak-kanak.
Arteri ginjal dapat memiliki bagian sempit bergantian dengan bagian yang lebih luas, memberikan penampilan seperti manik-manik pada gambar arteri.
Arteri ginjal yang menyempit dapat menyebabkan ginjal tidak mendapatkan suplai darah yang cukup dan dapat menyebabkan tekanan darah tinggi pada usia muda. Ini bisa terjadi pada satu atau kedua ginjal.
Hingga kini, ahli kesehatan tidak mengetahui apa yang menyebabkan displasia fibromuskular, tetapi kondisi ini lebih sering terjadi pada wanita dan berkaitan dengan kondisi bawaan lahir.
Pada jarang kasus, stenosis arteri ginjal menjadi komplikasi dari kondisi lain seperti peradangan pembuluh darah atau pertumbuhan yang berkembang pada perut dan menekan arteri ginjal Anda.
Faktor risiko stenosis arteri renalis
Siapa saja bisa terkena stenosis arteri renalis. Namun, pada orang dengan faktor tertentu risik terkena penyakit ini menjadi lebih besar. Faktor-faktor tersebut termasuk:
- menuanya usia,
- memiliki penyakit tekanan darah tinggi, kadar kolesterol tinggi, atau diabetes,
- obesitas dan jarang berolahraga,
- merokok, dan
- riwayat penyakit jantung dalam anggota keluarga.
Diagnosis & pengobatan stenosis arteri renalis
Informasi yang diberikan bukanlah pengganti nasihat medis. SELALU konsultasikan pada dokter Anda.
Bagaimana cara mendiagnosis kondisi ini?
Untuk diagnosis stenosis arteri ginjal, dokter Anda mungkin mulai dengan pemeriksaan fisik. Dokter akan menempelkan stetoskop pada area ginjal Anda untuk mendeteksi kelainan suara pertanda adanya penyempitan.
Kemudian, dokter akan melihat riwayat kesehatan dan kebiasaan Anda. Langkah berikutnya yaitu tes urine untuk memeriksa fungsi ginjal dan tes darah untuk mengukur kadar hormon tertentu.
Selain itu, dokter juga akan meminta Anda untuk menjalanin serangkaian tes pencitraan, meliputi:
- USG Doppler untuk melihat kondisi arteri ginjal dan fungsinya serta menentukan seberapa parah penyumbatan.
- CT-scan atau angiografi resonansi magnetik (MRA) untuk menunjukkan gambaran detail kondisi ginjal dan arterinya.
- Arteriografi ginjal untuk mengamati kondisi ginjal, dengan menggunakan kateter dan zat pewarna yang disuntikkan ke pembuluh darah.
Apa saja pilihan pengobatan untuk stenosis arteri renalis?
Pengobatan tergantung pada keparahan dan penyebab stenosis dan pilihan pribadi.
Pengobatan gejala ringan atau sedang terkadang dengan obat-obatan untuk mengendalikan tekanan darah tinggi. Kondisi yang lebih parah mungkin memerlukan pelebaran atau pembukaan arteri dengan operasi.
Selain itu, dokter mungkin menggunakan perawatan bernama angioplasty. Perawatan ini lebih sering dokter rekomendasikan bila penyebabnya adalah fibromuscular dysplasia tapi bukan aterosklerosis.
Berikut ini adalah tahap-tahap dari prosedur angioplasty.
- Dokter menggunakan balon plastik untuk membuka arteri yang menyempit.
- Lalu, dokter memasukkan tabung metal atau jaring bernama stent untuk menjaga arteri tetap terbuka
Prosedur mungkin akan dokter rekomendasikan berkali-kali karena penyempitan bisa kambuh. Obat tekanan darah tinggi mungkin masih perlu Anda minum.
Pengobatan stenosis arteri renalis di rumah
Selain mengikuti pengobatan dokter, Anda juga perlu mengikuti perubahan gaya hidup untuk mendukung efektivitas pengobatan. Berikut adalah perubahan gaya hidup yang mungkin dokter sarankan.
Jaga berat badan tetap sehat
Ketika berat badan Anda naik, tekanan darah juga akan ikut meningkat. Jika Anda kelebihan berat badan, menurunkan berat badan dapat membantu menurunkan tekanan darah Anda.
Batasi garam dalam diet Anda
Garam dan makanan asin menyebabkan tubuh Anda menahan cairan. Ini dapat meningkatkan volume darah dan meningkatkan tekanan darah. Oleh karena itu, Anda mungkin harus menjalani diet DASH.
Aktif secara fisik
Aktif secara fisik secara rutin dapat membantu Anda menurunkan berat badan, menurunkan risiko penyakit jantung, menurunkan kolesterol, dan menurunkan tekanan darah Anda.
Mengurangi stres
Menurunkan tingkat stres dapat membantu menurunkan tekanan darah Anda. Anda bisa menyingkirkan stres dengan menjalani aktivitas yang Anda sukai, meditasi, olahraga, atau konsultasi ke psikolog.
Jangan merokok
Tembakau melukai dinding pembuluh darah dan mempercepat proses pengerasan pembuluh darah. Jadi, lebih baik berhenti merokok segera mungkin.
[embed-health-tool-heart-rate]