Adapun faktor risiko lainnya yang juga bisa menyebabkan hipertensi di usia muda dan remaja, yaitu:
- Kurang olahraga.
- Pola makan yang buruk (asupan natrium/garam berlebih).
- Kurang tidur dan stres.
- Merokok.
- Konsumsi alkohol berlebihan.
Bahaya hipertensi pada anak muda dan remaja
Memiliki hipertensi pada usia muda dapat meningkatkan risiko gangguan kesehatan pada masa mendatang. Tekanan darah yang tidak terkendali dengan baik, akan cenderung semakin meningkat pada usia lanjut. Bila kondisi ini dibiarkan, hipertensi bisa berkembang pada komplikasi hipertensi yang lebih serius.
Berdasarkan studi yang dilakukan Journal of the American College of Cardioliogy, remaja atau anak muda yang memiliki tekanan darah di atas normal lebih mungkin memiliki masalah jantung pada kemudian hari. Hasil ini ditemukan setelah melakukan penelitian terhadap 2.500 pria dan wanita selama 25 tahun.
Dari studi tersebut ditemukan bahwa, tekanan darah yang lebih tinggi atau di atas normal dan terus terjadi selama lebih dari 25 tahun bisa memicu perubahan fungsi otot jantung dan meningkatkan risiko penyakit pada jantung.
Selain penyakit jantung, hipertensi pada anak muda dan remaja juga bisa meningkatkan risiko terkena stroke. Studi yang dipresentasikan di International Stroke Conference di Honolulu, US, menemukan bahwa risiko terkena stroke meningkat secara signifikan, bila pada usia 20 tahun memiliki tekanan darah tinggi atau bersamaan dengan faktor risiko lainnya, seperti diabetes.
Kondisi ini bisa meningkatkan risiko stroke pada usia 30 atau 40 tahun. Bahkan, risiko stroke lebih besar terjadi jika memiliki setidaknya dua faktor risiko.
Mengontrol tekanan darah pada anak muda
Hipertensi sering dipandang sebelah mata oleh remaja usia muda karena beranggapan penyakit ini hanya akan terjadi pada orang-orang tua. Apalagi, kondisi ini umumnya tidak menimbulkan gejala darah tinggi sehingga kerap dibiarkan.
Hipertensi pada anak muda dan remaja memang tidak bisa dicegah dan disembuhkan, terutama bila memiliki faktor risiko hipertensi yang tidak dapat diubah. Bila hal ini sudah terjadi, Anda mungkin harus mengonsumsi obat darah tinggi dari dokter.
Namun, risiko komplikasi darah tinggi masih bisa dicegah dengan mengontrol tekanan darah sedini mungkin. Bila remaja sudah didiagnosa memiliki prehipertensi sekalipun, mencegah hipertensi masih mungkin dilakukan dengan kontrol tekanan darah tersebut.
Untuk mengontrol tekanan darah, remaja dan anak muda perlu rutin cek tensi mulai dari usia 20 tahun. Dengan rutin cek tensi, anak muda bisa mengambil langkah proaktif untuk mencegah risiko komplikasi pada masa depan.
Selain itu, gaya hidup sehat pun perlu dilakukan. Mulailah melakukan diet hipertensi yang rendah garam, sebab garam dapat menyebabkan hipertensi, terutama bila dikonsumsi secara berlebihan. Lakukanlah olahraga secara rutin, tidak merokok, mengontrol stres, tidak mengonsumsi alkohol berlebihan, serta menjaga berat badan ideal.