Baca semua artikel tentang coronavirus (COVID-19) di sini.
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) sedang mengembangkan fermentasi jambu biji merah sebagai minuman suplemen peningkat daya tahan tubuh. Fermentasi ini diharapkan membantu masyarakat untuk tetap fit di masa pandemi COVID-19.
Manfaat suplemen fermentasi jus jambu biji LIPI
LIPI sedang mengembangkan suplemen dari fermentasi jus jambu biji merah untuk memperkuat sistem kekebalan tubuh. Sistem kekebalan atau sistem imun merupakan kemampuan tubuh untuk melindungi diri terhadap benda asing atau sel asing yang masuk ke dalam tubuh, seperti virus dan bakteri penyakit.
Jambu biji merah pada dasarnya memiliki banyak kandungan nutrisi, di antaranya memiliki tiga serat larut air yakni polifenol, alkaloid, dan flavonoid. Ketiganya bermanfaat melawan pembentukan radikal bebas dalam tubuh, detoksifikasi, menetralkan racun-racun, serta meningkatkan sistem kekebalan tubuh.
Selain serat larut air, jambu biji merah juga memiliki beberapa kandungan zat organik yakni myricetin, kuersetin, luteolin, kaempferol, dan hesperidin. Zat-zat tersebut memiliki beragam manfaat, salah satunya adalah sebagai penghambat pertumbuhan virus.
Peneliti Pusat Kimia LIPI, Yati Maryati mengatakan bahwa myricetin mampu menghambat pertumbuhan virus SARS-CoV-1 (SARS) dan luteolin dipercaya mampu memecah lapisan protein pada virus corona seperti MERS. Semenatara hesperidin diprediksi mampu menghambat virus SARS-COV-2 penyebab COVID-19 ke dalam tubuh.
Dengan banyak kegunaan di atas, peneliti LIPI mengembangkan potensi manfaat jus jambu biji tersebut melalui proses fermentasi menjadi jus.
1,347,026
1,160,863
36,518
Proses fermentasi meningkatkan fungsi detoksifikasi racun
Para peneliti dari Pusat Penelitian Kimia LIPI mengatakan bahwa dengan melalui proses fermentasi ini, manfaat kandungan serat dan senyawa aktif dalam jambu biji merah akan meningkat hingga 90 persen.
Proses fermentasi jambu biji merah
Untuk prosesnya, dimulai dengan jambu biji merah yang segar dipotong-potong lalu dihaluskan dan disaring. Setelah disaring, jus jambu tersebut dipasteurisasi (dipanaskan dengan suhu tinggi) dan didiamkan sampai mencapai suhu ruangan.
Setelah jus jambu kembali ke suhu normal, barulah peneliti meriset kandidat suplemen ini melalui proses fermentasi.
Jus jambu dimasukan ke dalam wadah kaca lalu dicampurkan dengan probiotik atau bisa disebut sebagai bakteri baik. Peneliti menggunakan probiotik asam laktat dan scoby (kultur bakteri yang digunakan dalam kombucha).
Waktu fermentasi membutuhkan beberapa hari untuk meningkatkan kandungan manfaat dalam jus jambu.
“Proses fermentasi ini menghasilkan senyawa asam organik, meningkatkan aktivitas antioksidan. Sehingga fungsinya sebagai detoksifikasi racun dan stimulasi sistem kerja imun tubuh meningkat,” jelas Yati.
Jus jambu fermentasi buatan tim peneliti Pusat Penelitian Kimia LIPI ini masih dalam proses pencarian formula yang paling optimal.
LIPI Kembangkan Masker Kain Disinfektor untuk Cegah COVID-19 dan Virus Lainnya
“Minuman suplemen dari fermentasi jambu biji merah menjadi kandidat potensial dalam meningkatkan daya tahan tubuh,” lanjut Yati.
Yati dan tim berharap bisa segera melakukan pengujian ke tahap selanjutnya sebelum kandidat suplemen ini bisa diproduksi dan dikonsumsi oleh masyarakat.
Rasa jus jambu hasil fermentasi LIPI
Saat membuka botol jus, aroma jambu merah lebih kuat dari jus jambu biasa. Rasa asam dari proses fermentasi mengingatkan pada rasa asam yogurt. Walaupun tidak terlalu kuat, ada sedikit sensasi sengatan di lidah seperti saat meminum soda.
Jus jambu fermentasi ini lebih menyegarkan bila diminum dalam keadaan dingin. Namun, karena merupakan minuman suplemen, produk ini harus diminum sesuai dosis yang dianjurkan.
Bantu dokter dan tenaga medis lain mendapatkan alat pelindung diri (APD) dan ventilator untuk melawan COVID-19 dengan berdonasi melalui tautan berikut.
Hello Health Group dan Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, maupun pengobatan. Silakan cek laman kebijakan editorial kami untuk informasi lebih detail.