backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan

11 Jenis Gula yang Terdapat pada Makanan dan Minuman

Ditinjau secara medis oleh dr. Patricia Lukas Goentoro · General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)


Ditulis oleh Aprinda Puji · Tanggal diperbarui 27/10/2022

    11 Jenis Gula yang Terdapat pada Makanan dan Minuman

    Dalam kehidupan sehari-hari mungkin kita tidak dapat terlepas dari konsumsi gula. Faktanya, hampir setiap makanan atau minuman yang Anda konsumsi mengandung gula dalam berbagai jenis. Kenali lebih dalam beragam jenis gula pada ulasan berikut ini.

    Jenis gula yang sering Anda konsumsi

    Tidak semua pemanis sama dan berasal dari jenis “gula” yang sama. Pemanis sebenarnya dibagi menjadi dua kelompok besar yaitu, pemanis alami dan pemanis buatan.

    Pemanis alami biasanya didapatkan dari bahan-bahan alami dan memiliki kandungan kalori, sedangkan pemanis buatan merupakan produk olahan dan tidak memiliki kalori.

    Beragam jenis gula alami

    berbagai buah untuk jantung

    Gula alami dikenal juga dengan sebutan pemanis kalori karena menyediakan energi dalam bentuk karbohidrat.

    Tipe gula ini ditemukan secara alami dalam makanan. Sebutan lain untuk gula ini adalah gula nutrisi. Makanan yang mengandung gula tipe ini biasanya juga mengandung zat gizi lain, seperti vitamin, mineral, dan serat.

    1. Glukosa

    Glukosa adalah sumber utama energi yang dibutuhkan tubuh untuk beraktivitas. Jenis gula ini juga satu-satunya yang berfungsi memberikan asupan energi pada sel otak.

    Tipe gula ini akan langsung dipakai oleh tubuh untuk menghasilkan energi. Pemanis bentuk lainnya akan dicerna dahulu dan diubah menjadi glukosa baru setelah itu dipakai untuk sumber energi.

    Glukosa merupakan kandungan dari sukrosa dan high fructose corn syrup. Dalam satu sendok teh glukosa mengandung sebanyak 16 kalori. Glukosa diketahui berpengaruh dalam kadar gula darah.

    2. Fruktosa

    Pemanis ini dikenal sebagai pemanis pada buah karena kandungannya cukup tinggi pada buah dan madu.

    Jenis gula alami ini baik untuk penderita diabetes melitus karena tidak menyebabkan kenaikan gula darah.

    Namun, konsumsi fruktosa dalam jumlah yang tinggi dapat menyebabkan penyimpanan lemak dalam tubuh meningkat. Hal ini dapat meningkatkan risiko terkena penyakit diabetes atau jantung. 

    Pemanis jenis ini akan dimetabolisme oleh hati untuk diubah menjadi glukosa.  

    3. Galaktosa

    Galaktosa sering ditemukan pada susu dan berbagai produk susu lainnya, seperti yoghurt, keju, dan sebagainya.

    Jenis gula ini juga memiliki kadar manis yang lebih rendah dibandingkan dengan glukosa.

    Jika menggunakan jenis gula alami ini untuk memasak, Anda perlu menambahkannya dalam jumlah yang cukup banyak untuk memunculkan rasa manis.

    Asupan gula yang berlebihan dapat menimbulkan dampak buruk bagi kesehatan.

    4. Laktosa

    Laktosa diketahui sebagai pemanis yang ada di dalam susu dan terdiri dari galaktosa dan glukosa. Tipe gula ini merupakan bentuk karbohidrat sederhana berjenis disakarida.

    Gula alami ini memiliki rasa yang kurang manis dan lebih susah untuk dicerna dalam tubuh.

    Oleh karena itu, laktosa jarang digunakan sebagai tambahan pada produk makanan atau minuman kemasan.

    5. Maltosa

    Maltosa merupakan disakarida dari karbohidrat sederhana yang dibentuk dari dua molekul glukosa.

    Tipe gula ini juga sering disebut dengan gula malt, yang biasanya terdapat pada sereal, pasta, kentang, beberapa produk minuman beralkohol, dan berbagai produk makanan kemasan lain.

    6. Sukrosa (gula pasir)

    Gula pasir yang sering kita pakai untuk bumbu dapur atau tambahan dalam teh maupun kopi adalah pemanis jenis sukrosa.

    Jenis gula ini merupakan karbohidrat sederhana yang dibentuk dari glukosa dan fruktosa.

    Sukrosa dapat ditemukan secara alami di berbagai jenis buah maupun sayuran, tapi sebagian besar sukrosa terbentuk dari  80% tebu dan 20% gula bit.

    Tipe gula ini hadir dalam berbagai bentuk, yaitu berbentuk pasir, bubuk, bahkan batu yang disebut gula batu.

    Satu sendok teh sukrosa mengandung 17 kalori dan konsumsi sukrosa sangat dibatasi untuk penderita diabetes melitus.

    Beragam jenis gula buatan

    jenis gula macam

    Pemanis buatan saat ini digunakan sebagai gula alternatif bagi pasien diabetes. Selain itu, pemanis buatan tidak mengandung kalori sama sekali atau nol-kalori, maka pemanis buatan sering disebut lebih sehat.

    Namun hal tersebut masih perlu dibuktikan lebih lanjut dengan melakukan penelitian lebih banyak. Berikut adalah macam-macam pemanis buatan yang ada di pasaran.

    1. Sakarin

    Sakarin merupakan pemanis buatan yang pertama kali ditemukan dan sudah ada sejak 100 tahun yang lalu.

    Gula ini memiliki rasa manis 300 hingga 400 kali lebih manis daripada gula biasa dan akan menimbulkan rasa pahit setelah dikonsumsi.

    Namun beberapa penelitian belakangan ini menemukan bahwa sakarin berbahaya untuk kesehatan. Sakarin dianggap dapat meningkatkan risiko terkena kanker karena mengandung karsinogen.

    Jenis gula buatan ini masih diperbolehkan untuk dikonsumsi dengan batas 12 mg per 29 ml dalam sebuah minuman dan 30 mg per kemasan makanan.

    Ibu hamil dan ibu menyusui sebaiknya tidak mengonsumsi makanan atau minuman yang mengandung sakarin.

    2. Aspartam

    Pemanis jenis ini memiliki tingkat kemanisan 200 kali lebih tinggi dibandingkan dengan gula dan memiliki sebanyak 4 kalori per gramnya.

    Gula ini sudah diizinkan untuk dikonsumsi sejak tahun 1981 dan telah banyak menjadi campuran makanan atau minuman kemasan.

    Lebih dari 200 penelitian yang telah membuktikan bahwa aspartam tidak memiliki dampak buruk bagi kesehatan.

    Namun, aspartam mempunyai kekurangan yaitu rasa manisnya akan hilang jika terpapar suhu yang tinggi dalam waktu lama.

    Oleh karena itu, aspartam lebih banyak digunakan untuk makanan dingin, seperti es krim, minuman dingin, yoghurt, dan sebagainya.

    3. Acesulfame K

    Sama seperti aspartam, pemanis buatan ini memiliki rasa 200 kali lebih manis dibandingkan dengan gula, tapi tidak menimbulkan rasa pahit setelah dikonsumsi.

    Acesulfame K tidak dicerna oleh tubuh karena tidak memiliki kalori sama sekali. Selain itu, pemanis buatan ini tahan dengan pemanasan suhu tinggi sehingga tahan jika melalui proses pemasakan.

    Jenis gula ini juga baik untuk penderita diabetes karena terbukti tidak mempengaruhi kadar gula darah. Setidaknya terdapat 1000 lebih produk yang menggunakan acesulfame K.

    4. Sukralosa

    Gula buatan ini memiliki rasa manis 600 lebih tinggi dibandingkan dengan gula.

    Pemanis ini juga tidak melalui proses pencernaan di dalam tubuh. Itulah mengapa sukralosa sering digunakan dalam produk penurun berat badan.

    Tipe gula buatan ini juga dapat digunakan ketika proses pemasakan dengan suhu tinggi dan tidak akan menghilangkan rasa manisnya.

    Sukralosa sering digunakan untuk sirup, makanan penutup, minuman, dan produk kue.

    5. Neotame

    Jenis gula ini merupakan pemanis buatan yang baru ditemukan dan diperbolehkan untuk dikonsumsi oleh BPOM Amerika, yakni FDA, sejak tahun 2002.

    Tingkat kemanisan yang dimiliki oleh neotame yaitu 8000 kali lebih manis dibandingkan dengan gula biasa dan 40 kali lebih manis dibandingkan dengan aspartam.

    Pemakaian neotame dengan kadar sedikit saja sudah menimbulkan rasa manis pada makanan atau minuman.

    Neotame diperbolehkan untuk dikonsumsi sebanyak 2 mg per kg berat badan. Pemanis ini juga tidak menyebabkan kenaikan kadar gula darah.

    Konsumsi makanan atau minuman manis harus tetap dibatasi meskipun produk tersebut menggunakan pemanis buatan yang minim kalori.

    Terlalu banyak mengonsumsi makanan manis dapat meningkatkan risiko terkena penyakit diabetes mellitus tipe 2, penyakit jantung, hipertensi, bahkan osteoporosis.

    WHO menganjurkan untuk mengonsumsi gula hanya 10% dari total kebutuhan kalori per hari.

    Oleh karena itu, lebih baik Anda membatasi makanan mengandung banyak gula dan melakukan olahraga rutin sehingga mengurangi bahaya penyakit degeneratif. 

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Patricia Lukas Goentoro

    General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)


    Ditulis oleh Aprinda Puji · Tanggal diperbarui 27/10/2022

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan