backup og meta

Berbagai Penyebab Mimisan dari yang Ringan Hingga Serius

Berbagai Penyebab Mimisan dari yang Ringan Hingga Serius

Apakah Anda pernah mimisan? Mungkin hampir setiap orang pernah mengalami mimisan setidaknya sekali seumur hidupnya. Saat Anda atau orang lain di sekitar Anda mengalami mimisan, mungkin Anda menyangka mimisan ini disebabkan karena kepanasan. Lebih dari itu, ternyata mimisan bisa disebabkan oleh banyak hal, dari yang ringan hingga kondisi yang serius. Artikel di bawah ini akan mengulas berbagai kondisi yang bisa menjadi penyebab mimisan.

Apa itu mimisan?

Mimisan adalah perdarahan yang mengalir dari bagian dalam hidung. Mimisan bisa terjadi pada semua usia, mulai dari anak-anak sampai orang dewasa. Saat seseorang mimisan, mungkin Anda memandangnya sebagai hal yang menakutkan dan berbahaya, tapi umumnya mimisan adalah gangguan kecil.

Mimisan dapat dibagi ke dalam dua jenis berdasarkan dari mana perdarahan tersebut berasal, yaitu anterior dan posterior.

  • Mimisan anterior biasanya berasal dari perdarahan yang terjadi di pembuluh darah bagian depan hidung. Biasanya mimisan ini lebih mudah untuk dikontrol dan paling umum terjadi.
  • Mimisan posterior adalah mimisan yang terjadi karena perdarahan di pembuluh darah bagian belakang hidung. Mimisan ini biasanya berhubungan dengan tekanan darah tinggi dan membutuhkan penanganan khusus. Biasanya mimisan posterior lebih sering terjadi pada orang lanjut usia.

Penyebab mimisan berdasarkan jenisnya

penyebab mimisan, mimisan pada anak, obat mimisan, mimisan tiba-tiba

Mimisan dapat disebabkan oleh berbagai hal, mulai dari yang kecil sampai dengan hal yang berhubungan dengan kondisi kesehatan Anda. Lapisan hidung Anda terdiri dari banyak pembuluh darah kecil yang mudah pecah, sehingga sangat mudah untuk terjadi perdarahan hidung atau mimisan.

Berdasarkan jenis mimisannya, penyebab sering mimisan pun dapat berbeda.

Mimisan anterior

Sebagian besar, penyebab sering mimisan bisa termasuk pada kelompok mimisan anterior. Mimisan jenis ini biasanya lebih sering terjadi pada anak kecil (sekitar usia 2-10 tahun) dan biasanya bukan menjadi tanda hal serius.

Penyebab mimisan anterior biasanya antara lain:

  • Mengupil terlalu dalam atau dengan kuku yang tajam
  • Membuang ingus sangat keras atau kasar
  • Hidung tersumbat, biasanya disebabkan oleh infeksi (seperti pilek dan flu)
  • Sinusitis
  • Rhinitis alergi
  • Udara kering
  • Sedang berada di dataran tinggi
  • Penggunaan dekongestan hidung yang berlebihan
  • Cedera ringan pada hidung
  • Bentuk hidung yang bengkok, ini bisa terjadi sejak lahir atau karena cedera pada hidung

Mimisan posterior

Mimisan jenis ini lebih jarang terjadi, tapi biasanya lebih sering terjadi pada orang dewasa. Mimisan posterior juga biasanya terjadi lebih parah sehingga membutuhkan penanganan yang serius.

Penyebab mimisan posterior biasanya adalah:

  • Trauma pada hidung, yang bisa disebabkan karena pukulan pada kepala atau jatuh, atau hidung patah
  • Operasi hidung
  • Tumor di rongga hidung
  • Aterosklerosis
  • Konsumsi obat-obatan tertentu
  • Kelainan pembekuan darah, seperti pada penyakit hemofilia atau penyakit Von Willebrand
  • Hereditary haemorrhagic telangiectasia (HHT), kondisi genetik yang diwariskan yang memengaruhi pembuluh darah
  • Leukemia
  • Tekanan darah tinggi

Penyebab mimisan secara umum

mengatasi mimisan

Secara umum, penyebab sering mimisan bisa berbeda-beda antara satu orang dengan orang lainnya. Penyebab sering mimisan bisa dari hal yang kecil atau merupakan tanda dari penyakit tertentu.

Berikut berbagai penyebab sering mimisan, antara lain:

1. Udara yang kering

Penyebab mimisan paling umum adalah karena udara yang kering. Biasanya kondisi ini akan lebih sering terjadi pada iklim dingin ketika banyak terjadi infeksi saluran pernapasan atas dan ketika suhu serta kelembapan naik turun secara drastis.

Selain itu, perubahan suhu dari lingkungan luar yang dingin ke dalam rumah yang hangat dan kering akan membuat hidung lebih rentan terhadap perdarahan.

Namun, tidak hanya pada iklim yang dingin, mimisan dapat terjadi di iklim panas dan kering dengan kelembapan rendah atau perubahan musim. Iklim tersebut dapat menyebabkan lapisan hidung kering hingga retak dan berdarah.

2. Penggunaan obat pengencer darah

Berbagai obat pengencer darah, seperti aspirin, warfarin, clopidogrel bisulfate, dan obat anti-inflamasi nonsteroid ternyata juga dapat menjadi penyebab sering mimisan.

Obat pengencer darah akan mengubah kemampuan darah untuk menggumpal dan juga membeku. Akibatnya, perdarahan di hidung tidak dapat terhindarkan dan sulit dihentikan, karena itu terjadilah mimisan.

Obat-obatan tersebut biasanya digunakan untuk kondisi penyakit yang berisiko menyebabkan pembekuan darah serta kondisi jantung tertentu, misalnya fibrilasi atrium.

3. Mengalami cedera pada hidung

Cedera pada hidung yang tidak disengaja juga dapat membuat pembuluh darah di lubang hidung rusak hingga akhirnya berdarah.

Kondisi ini biasanya umum ditemukan sebagai penyebab mimisan pada anak yang terjadi secara tiba-tiba. Anak-anak cenderung sering menggaruk atau menggosok hidungnya. Ditambah lagi, pembuluh darah di area hidung anak masih lemah, sehingga berpotensi mengalami mimisan ketika terjadi benturan keras atau terkena pukulan yang cukup keras.

Orang dewasa juga berisiko mengalami cedera yang dapat mengakibatkan mimisan, misalnya setelah terbentur atau terpukul benda keras. Namun, pembuluh darah di hidung orang dewasa bisa dibilang lebih kuat atau normal, sehingga jarang sekali mengalami mimisan setelah menggaruk atau menggesek hidung.

4. Sering mengorek lubang hidung

Siapa di sini yang masih memelihara kebiasaan mengupil? Nah, ternyata mengorek upil dari hidung terlalu keras juga berpotensi menjadi penyebab mimisan. Terlebih lagi jika Anda lupa memotong kuku yang terlalu panjang, sehingga kuku yang masuk ke lubang hidung berisiko melukai pembuluh darah di dalam hidung.

Tidak hanya itu saja, mengupil juga kebiasaan yang kurang baik untuk kebersihan hidung, meski tujuannya adalah untuk membersihkan hidung Anda. Hal ini dikarenakan jari Anda mungkin membawa masuk kuman melalui lubang hidung Anda.

Akibatnya, Anda bisa terkena penyakit atau infeksi dari kuman yang terbawa tadi, seperti pilek atau sinusitis. Penyakit-penyakit tersebut justru bisa membuat hidung Anda lebih rentan mengalami perdarahan, lho.

5. Masalah kesehatan tertentu

Penyebab mimisan yang paling ditakutkan adalah karena adanya masalah kesehatan tertentu. Kondisi kesehatan yang umum dikaitkan dengan mimisan adalah masalah hidung dan pernapasan, seperti:

Apabila mimisan terjadi disertai dengan gejala lain, seperti sakit kepala, Anda mungkin perlu mewaspadai penyakit lain sebagai penyebab kondisi tersebut. Beberapa di antaranya adalah penyakit ginjal, hati, konsumsi alkohol berlebih, hingga masalah kesehatan lainnya yang dapat menurunkan kemampuan tubuh untuk membekukan darah.

Masalah kesehatan yang umumnya menjadi penyebab mimisan adalah hipertensi dan gagal jantung kongestif. Bahkan, alergi rhinitis juga bisa menjadi pemicu sering mimisan akibat lapisan hidung yang mengalami iritasi.

Penyakit yang menyebabkan gangguan pembekuan darah juga berisiko mengakibatkan penderitanya lebih mudah mengalami perdarahan di hidung. Beberapa penyakit yang berkaitan dengan kondisi ini adalah hemofilia dan penyakit Von Willebrand.

6. Stres

Kondisi pikiran yang terbebani stres diduga turut memicu terjadinya mimisan. Sebuah artikel dari jurnal Rhinology melaporkan bahwa mimisan juga bisa terjadi saat tubuh mengalami stres dan kecemasan kronis.

Bahkan, orang-orang yang sering stres dan cemas berlebihan lebih berisiko mengalami mimisan kronis yang sifatnya kambuhan dan sering muncul tiba-tiba. Stres atau kecemasan tidak mengakibatkan mimisan secara langsung. Biasanya terdapat kondisi lain yang menyertai stres atau kecemasan Anda yang menyebabkan mimisan.

7. Kehamilan

sinusitis pada ibu hamil

Mimisan cenderung lebih sering terjadi selama masa kehamilan. Anda tidak perlu panik dan khawatir, karena mimisan ringan dengan intensitas sesekali saat hamil, umumnya tidak berbahaya bagi kondisi ibu dan janin.

Perubahan hormon biasanya merupakan penyebab mimisan pada ibu hamil yang paling umum. Sering mimisan tiba-tiba saat hamil biasanya bukan hal yang mengkhawatirkan secara berlebihan.

Tingginya kadar hormon saat hamil, dapat meningkatkan aliran darah estrogen dan progesteron pada semua selaput lendir di dalam tubuh ibu hamil, termasuk pada hidung.

Selaput ini kemudian akan membengkak dan melebar hingga menekan pembuluh darah di dalamnya. Akibatnya, pembuluh darah bisa pecah dan membuat hidung mimisan saat hamil.

Ditambah lagi, fase kehamilan dapat menyebabkan pembuluh darah di hidung menjadi melebar, dan meningkatkan suplai darah pada hidung ibu hamil. Akibatnya, pembuluh darah di sekitar hidung mudah pecah dan mengakibatkan mimisan.

8. Kanker

Sebagian besar mimisan akan berhenti dengan sendirinya tanpa perawatan medis yang serius. Namun, sering mengalami mimisan juga bisa menjadi pertanda adanya penyakit serius, seperti kanker.

Penyebab mimisan bisa menjadi gejala beberapa penyakit kanker. Berikut adalah tiga jenis penyakit kanker yang sering dikaitkan dengan gejala mimisan.

Karsinoma nasofaring

Karsinoma nasofaring adalah kanker yang terjadi pada nasofaring, terletak di bagian atas faring (tenggorokan), di belakang hidung. Karsinoma sel skuamosa atau squamous cell carcinoma (SCC) adalah jenis kanker yang paling umum di daerah ini. SCC timbul dari jaringan lapisan hidung.

Mimisan berulang adalah gejala umum dari karsinoma nasofaring. Kanker ini tak hanya menyebabkan mimisan, tapi juga menyebabkan ingus yang keluar selalu mengandung bercak darah.

Leukemia

Penyebab sering mimisan juga bisa menjadi gejala leukemia. Orang dengan leukemia sering pula mengalami memar dan juga mudah berdarah.

Leukemia merupakan kanker sel darah putih, yang menghambat darah putih dalam melawan infeksi. Ketika seseorang memiliki leukemia, sumsum tulangnya tidak mampu memproduksi sel-sel darah merah yang cukup dan trombosit untuk memasok kebutuhan tubuh.

Limfoma

Limfoma berkembang pada limfosit (tipe sel darah putih) yang melawan infeksi. Limfosit yang abnormal dapat mengganggu sistem kekebalan tubuh Anda. Hal ini akan mengurangi ketahanan terhadap faktor berbahaya dari luar.

Karena kelenjar getah bening dan jaringan limfatik lainnya terjadi di seluruh tubuh, limfoma dapat muncul di hampir semua bagian tubuh, termasuk hidung atau sinus (bagian rongga hidung yang berisi udara di belakang tulang wajah). Pertumbuhan jaringan limfoid di hidung atau sinus dapat mengikis bagian dalam pembuluh darah dan menjadi penyebab mimisan.

Pertolongan pertama saat mimisan terjadi

mimisan pada anak

Jika Anda atau anak mengalami mimisan, kunci utamanya adalah tetap tenang dan jangan panik. Anda bisa melakukan langkah-langkah berikut ini untuk mengatasi mimisan, apapun penyebab utamanya:

1. Duduk tegak arahkan tubuh ke depan

Kebanyakan orang saat terjadi mimisan malah berbaring atau menengadahkan kepalanya ke belakang. Hal tersebut merupakan posisi yang salah dan tidak dianjurkan.

Cara yang benar adalah pastikan posisi Anda tetap tegak dan arahkan tubuh Anda sedikit ke depan. Hal ini dapat mencegah darah kembali masuk ke hidung atau saluran napas. Jika Anda berbaring, darah malah akan masuk kembali dan bisa menyumbat jalan napas.

Ketika darah masih mengalir, jangan sengaja mencoba untuk bersin atau mengeluarkan darah dari hidung. Hal tersebut malah dapat membuat mimisan sulit berhenti dan merangsang darah yang mulai mengering untuk kembali mengalir lagi.

2. Pencet cuping hidung selama 10 menit

Untuk mengatasi mimisan, pencet cuping hidung Anda dengan menggunakan jari Anda (ibu jari dan jari telunjuk) selama 10 menit. Tindakan tersebut bertujuan untuk memberikan penekanan pada titik perdarahan agar darah berhenti mengalir.

Ketika Anda sedang memencet hidung untuk menghentikan perdarahan, Anda dapat mencoba bernapas melalui mulut untuk sementara.

3. Kompres dingin

Anda juga dapat meletakkan kompres dingin pada hidung Anda agar darah lebih cepat berhenti. Namun, jangan langsung menempelkan es batu ke hidung. Bungkus es batu dengan kain lembut atau handuk, baru tempelkan ke hidung untuk mengatasi mimisan.

4. Jika mimisan belum juga berhenti, segera ke dokter

Jika darah terus mengalir lebih dari 20 menit dan tindakan yang telah Anda lakukan belum memberikan hasil, Anda sebaiknya segera ke dokter untuk diberikan penanganan medis lebih lanjut. Anda mungkin akan diberikan obat untuk mimisan yang sesuai dengan penyebab mimisan Anda.

Selain itu, apabila Anda kesulitan untuk bernapas, kehilangan banyak darah akibat mimisan, menelan banyak darah hingga muntah, dan mimisan terjadi akibat kecelakaan serius, sebaiknya Anda juga berobat ke dokter untuk diperiksa dan ditangani lebih lanjut.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Nosebleed (Epistaxis) – Cleveland Clinic. (2019). Retrieved November 4, 2020, from https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/13464-nosebleed-epistaxis 

Nosebleed (Epistaxis) – Harvard Health Publishing. (2019). Retrieved November 4, 2020, from https://www.health.harvard.edu/a_to_z/nosebleed-epistaxis-a-to-z 

Nosebleed – NHS. (2017). Retrieved November 4, 2020, from https://www.nhs.uk/conditions/nosebleed/ 

Nosebleeds in pregnancy – NHS. (2018). Retrieved November 4, 2020, from https://www.nhs.uk/conditions/pregnancy-and-baby/nosebleed-pregnant/

Nosebleed – FamilyDoctor. (2020). Retrieved November 4, 2020, from https://familydoctor.org/condition/nosebleeds/ 

Nosebleeds – ENT Health. (2019). Retrieved November 4, 2020, from https://www.enthealth.org/conditions/nosebleeds/ 

Tellado, MP. (2019). Nosebleed – KidsHealth. Retrieved November 4, 2020, from https://kidshealth.org/en/parents/nose-bleed.html 

Nosebleeds – Mayo Clinic. (2020). Retrieved November 4, 2020, from https://www.mayoclinic.org/symptoms/nosebleeds/basics/causes/sym-20050914 

Nosebleeds: First aid – Mayo Clinic. (2017). Retrieved November 4, 2020, from https://www.mayoclinic.org/first-aid/first-aid-nosebleeds/basics/art-20056683 

Nasopharyngeal carcinoma – Mayo Clinic. (2020). Retrieved November 4, 2020, from https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/nasopharyngeal-carcinoma/symptoms-causes/syc-20375529 

Signs and Symptoms of Acute Myeloid Leukemia (AML) – American Cancer Society. (2018). Retrieved November 4, 2020, from https://www.cancer.org/cancer/acute-myeloid-leukemia/detection-diagnosis-staging/signs-symptoms.html 

Non-Hodgkin lymphoma – Cancer Research UK. (2018). Retrieved November 4, 2020, from https://www.cancerresearchuk.org/about-cancer/non-hodgkin-lymphoma/symptoms 

Seidel, D. U., Jacob, L., Kostev, K., & Sesterhenn, A. M. (2017). Risk factors for epistaxis in patients followed in general practices in Germany. Rhinology, 55(4), 312–318. https://doi.org/10.4193/Rhin17.105 

Tabassom, A., & Cho, J. J. (2020). Epistaxis. In StatPearls. StatPearls Publishing.

Versi Terbaru

07/01/2021

Ditulis oleh Andisa Shabrina

Ditinjau secara medis oleh dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.

Diperbarui oleh: Nanda Saputri


Artikel Terkait

7 Penyebab Hidung Bau Busuk dan Cara Jitu Mengatasinya

Penyebab dan Cara Ampuh Mengatasi Hidung Tersumbat


Ditinjau secara medis oleh

dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.

General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)


Ditulis oleh Andisa Shabrina · Tanggal diperbarui 07/01/2021

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan