Ada banyak alat kontrasepsi yang tersedia dan terkenal manjur mencegah kehamilan, termasuk pil KB, IUD, KB suntik, dan kondom. Jika sudah menggunakan salah satunya, lalu merasa tidak cocok, Anda bisa mempertimbangkan untuk ganti alat kontrasepsi. Namun, ada beberapa hal yang perlu Anda perhatikan sebelum mengganti kontrasepsi.
Hal yang harus diperhatikan saat ganti KB
Anda mungkin mempertimbangkan kondisi kesehatan, rencana kehamilan, atau kenyamanan pribadi sebagai alasan mengganti alat kontrasepsi.
Apa pun alasan Anda, penting untuk mengetahui beberapa hal berikut sebelum memutuskan untuk berganti metode KB.
1. Selalu konsultasikan dengan dokter kandungan
Pada dasarnya, gonta-ganti KB bukan hal yang dilarang. Namun, jika memang ingin menggantinya, sebaiknya Anda tidak asal melakukannya.
Diskusikan terlebih dahulu dengan dokter kandungan seputar keputusan ganti alat kontrasepsi ini. Tanyakan kepada dokter mengenai jenis alat kontrasepsi apa yang terbaik untuk Anda.
Umumnya, dokter akan bertanya terlebih dahulu mengenai alasan yang mendorong Anda untuk ganti alat kontrasepsi, seperti ada keluhan atau gejala tertentu, atau Anda merasa kesulitan dengan penggunaannya.
2. Waktu penggantian yang tepat
Beberapa metode KB memerlukan jeda waktu sebelum beralih, tetapi sebagian lainnya tidak memerlukan jeda untuk mencegah kehamilan yang tidak direncanakan.
Jika Anda ingin beralih dari pil KB ke metode kontrasepsi lain, dokter biasanya akan menyarankan pergantian langsung tanpa menunggu.
Hal ini juga berlaku untuk pergantian dari KB spiral (IUD) ke pil hormonal. Begitu IUD dilepas, Anda dianjurkan langsung mulai mengonsumsi pil KB di hari yang sama.
3. Siapkan kontrasepsi cadangan
Apabila Anda memberi jeda dari sejak melepas satu KB ke jenis KB lain, siapkan alat kontrasepsi cadangan.
Beberapa contoh kontrasepsi cadangan yaitu kondom, pelumas yang mengandung spermisida, atau konsumsi pil darurat setelah berhubungan intim.
Hal ini bertujuan untuk mencegah risiko kebobolan hamil. Pasalnya, KB yang baru mungkin membutuhkan waktu untuk menyesuaikan diri dengan kondisi tubuh sampai bisa menunjukkan efektivitasnya.
Kapan harus ganti alat kontrasepsi?

Di luar pertimbangan pribadi, Anda sebaiknya segera mengganti alat kontrasepsi jika mengalami beberapa kondisi di bawah ini.
Hal ini bertujuan untuk mencegah kehamilan dan dampak buruk yang lebih lanjut pada kesehatan Anda.
1. Sering lupa waktu minum pil KB
Tak sedikit orang yang sering lupa atau terlambat minum pil, baik karena kesibukan maupun lupa membawa pil saat bepergian.
Lupa minum pil KB sekali mungkin tidak langsung berdampak besar. Namun, jika terjadi berulang atau lebih dari satu hari, efektivitas pil KB dalam mencegah kehamilan bisa menurun.
Jika Anda merasa kesulitan menjaga rutinitas ini, mungkin sudah saatnya mempertimbangkan metode kontrasepsi lain, seperti IUD, koyo KB, atau cincin vagina.
2. Sering mengalami perdarahan
Beberapa wanita umumnya mengalami perdarahan ringan saat pertama kali pakai KB. Namun, hal ini terjadi hanya di awal dan sesekali saja.
Jika perdarahannya terus berlanjut, Anda bisa mempertimbangkan untuk ganti alat kontrasepsi sesuai dengan kebutuhan dan kondisi kesehatan.
Jika perdarahan disertai rasa tidak nyaman atau mengganggu aktivitas sehari-hari, sebaiknya segera konsultasikan kepada dokter.
3. Suasana hati mudah berubah (mood swing)
Wanita yang menggunakan metode kontrasepsi hormonal sering mengalami perubahan suasana hati secara drastis alias mood swing. Hal ini dipengaruhi oleh tingginya jumlah progestin dalam alat KB.
Pada dasarnya, setiap jenis KB punya kadar progestin yang berbeda-beda.
Jika awalnya Anda merasa senang, tapi tiba-tiba terlalu sering merasa sedih atau marah tanpa sebab, mungkin sudah saatnya Anda untuk ganti alat kontrasepsi.
4. Perut kembung
Perut kembung adalah salah satu efek samping pil KB yang paling umum.
Hal ini karena kandungan estrogen di dalamnya dapat menimbun banyak air dalam tubuh sehingga membuat perut Anda terasa penuh.
Segeralah beristirahat jika perut Anda terasa tidak nyaman akibat kembung. Bila kondisi ini sampai mengganggu aktivitas Anda, konsultasikan kepada dokter segera.
5. Gairah seks menurun

Metode KB hormonal, seperti pil, suntik, atau implan bisa memengaruhi keseimbangan hormon, termasuk hormon yang berperan dalam meningkatkan hasrat seksual.
Akibatnya, sebagian penggunanya merasa gairah seks menurun sejak menggunakan KB tertentu. Hal ini bisa menimbulkan ketidaknyamanan dalam hubungan, baik secara fisik maupun emosional.
Jika Anda mengalami hal ini, jangan ragu untuk mengganti KB. Ada beberapa pilihan KB alternatif seperti IUD non-hormonal atau metode lain yang tidak mengganggu keseimbangan hormon.
6. Muncul banyak jerawat
Beberapa jenis KB hormonal, terutama yang mengandung progestin tinggi, bisa memicu munculnya jerawat pada sebagian pengguna.
Jika jerawat makin banyak dan sulit dikendalikan sejak memakai KB tertentu, ini bisa jadi tanda bahwa tubuh Anda tidak cocok dengan KB yang digunakan.
Konsultasikan dengan dokter untuk ganti alat kontrasepsi lain yang lebih aman untuk kulit Anda.
7. Migrain yang disertai dengan gangguan penglihatan
Apakah Anda akhir-akhir ini mengalami migrain yang disertai dengan pandangan buram? Jika iya, sebaiknya segera konsultasikan kepada dokter dan pertimbangkan ganti alat kontrasepsi.
Dikutip dari Mayo Clinic, kandungan hormon dalam alat KB dapat menyebabkan ketidakseimbangan hormon estrogen dalam tubuh.
Hal ini dapat memunculkan berbagai gejala dalam tubuh, salah satunya membuat migrain.
Pertimbangan sebelum ganti alat kontrasepsi
Sebelum memutuskan mengganti alat kontrasepsi, konsultasikan lebih dulu dengan dokter kandungan.
Ceritakan pengalaman Anda dengan metode KB saat ini dan alasan ingin berganti agar dokter dapat merekomendasikan pilihan yang paling sesuai.
Berikut beberapa hal penting yang perlu pertimbangan saat ganti alat kontrasepsi.
1. Kebiasaan merokok

Jika Anda memiliki kebiasaan merokok dan berusia di atas 35 tahun, Anda perlu berhati-hati sebelum ganti alat kontrasepsi.
Pasalnya, beberapa alat kontrasepsi tidak dianjurkan untuk perokok. Salah satu contohnya, perokok tidak disarankan mengonsumsi pil KB sebagai metode kontrasepsi pilihannya.
Hal ini disebabkan jenis kontrasepsi tersebut tidak bisa bekerja dengan efektif bersama zat yang terkandung di dalam rokok.
2. Berat badan
Hal lain yang perlu dipertimbangkan lainnya sebelum ganti alat kontrasepsi yaitu berat badan Anda saat ini.
Pilihlah alat kontrasepsi yang memiliki peluang terkecil untuk menaikkan berat badan jika Anda sudah masuk kategori obesitas.
KB suntik biasanya memiliki peluang kenaikan berat badan yang lebih kecil.
Bagaimana cara beralih dari KB suntik 3 bulan ke pil?
Untuk pindah dari KB suntik 3 bulan ke pil, Anda bisa mulai minum pil saat jadwal suntik berikutnya. Gunakan kondom selama 7 hari pertama karena pil butuh waktu untuk bekerja dengan efektif. Konsultasikan kepada dokter untuk memastikan cara kerja KB dan waktu pemakaian yang tepat.
3. Obat yang sedang diminum
Obat-obatan tertentu bisa memengaruhi kemanjuran alat kontrasepsi, khususnya penggunaan pil KB.
Untuk itu, bagi Anda yang memiliki masalah kesehatan tertentu dan sedang minum obat secara rutin, sebaiknya bicarakan dengan dokter sebelum ganti alat kontrasepsi.
Sementara itu, IUD, KB suntik, dan kondom termasuk pilihan alat kontrasepsi yang tidak akan berpengaruh terhadap obat yang sedang diminum.
4. Masalah kesehatan yang dimiliki

Wanita yang memiliki penyakit kanker payudara tidak cocok menggunakan kontrasepsi yang mengandung hormon sintetis.
Jika Anda merasa tidak cocok dengan pilihan kontrasepsi Anda, beri tahu dokter tentang rencana ganti alat kontrasepsi.
5. Keinginan untuk segera hamil kembali
Sebenarnya, semua alat kontrasepsi bisa langsung dihentikan saat Anda berencana untuk memiliki bayi lagi.
Namun, berhenti dari pil KB kombinasi, cincin vagina, dan suntik biasanya membutuhkan waktu hingga beberapa bulan untuk mengembalikan kesuburan Anda.
Oleh karena itu, jika Anda berencana ganti alat kontrasepsi dengan yang bisa membuat Anda kembali subur, pilihlah alat kontrasepsi seperti IUD, pil progestin, dan kondom.
Cara mengganti alat kontrasepsi
Saat dokter sudah menganjurkan suatu alat kontrasepsi yang cocok untuk kondisi Anda, ini saat yang tepat bagi Anda untuk ganti alat kontrasepsi.
Dalam beberapa kasus, dokter akan meminta Anda menggunakan KB secara tumpang tindih. Artinya, Anda akan menggunakan alat KB yang baru sebelum menghentikan KB yang lama.
Tujuannya, agar kehamilan tetap bisa dicegah meski sedang masa pergantian metode kontrasepsi. Namun, hal seperti ini tergantung pada jenis KB yang digunakan saat ini dan yang Anda pilih nantinya.
Jika Anda sedang minum pil KB dan ingin menggantinya dengan IUD atau spiral, dokter akan memasukkan IUD progestin tujuh hari sebelum Anda berhenti minum pil.
Risiko gonta-ganti alat kontrasepsi
Selain meningkatkan risiko kehamilan, gonta-ganti KB sembarangan bisa mengacaukan siklus menstruasi normal Anda, terutama jika dosis hormonnya jadi lebih tinggi atau lebih rendah dari KB awal.
Jika dosis hormonnya tetap sama, gonta-ganti KB hormon jenis apapun tidak menimbulkan masalah.
Selain itu, risiko efek samping gonta ganti alat kontrasepsi adalah kelelahan, mual, nyeri payudara, bercak menstruasi, dan mungkin penambahan berat badan.
Hal ini terjadi karena mengganti metode KB hormonal sama saja cara kerjanya seperti baru memulai KB.
Sekali lagi, Anda perlu ingat bahwa gonta-ganti alat kontrasepsi harus diiringi dengan pengawasan dokter.
Jangan tergoda dengan testimoni orang yang menyatakan bahwa KB baru yang mereka gunakan lebih efektif daripada yang Anda gunakan.
Masalahnya, efektivitas alat kontrasepsi bisa berbeda-beda pada masing-masing individu, bergantung pada kondisi kesehatan Anda.
Rangkuman
- Mengganti alat kontrasepsi bisa menjadi solusi saat Anda merasa tidak cocok dengan metode yang digunakan, tetapi tidak boleh dilakukan sembarangan.
- Selalu konsultasikan dengan dokter untuk memastikan metode baru sesuai dengan kondisi kesehatan, rencana kehamilan, dan kebutuhan pribadi Anda.
- Beberapa alasan umum seseorang ingin ganti KB antara lain sering lupa minum pil, perdarahan yang terus-menerus, perubahan mood, perut kembung, gairah seks menurun, muncul jerawat, hingga migrain.
- Sebelum berganti, perhatikan juga faktor seperti usia, kebiasaan merokok, berat badan, obat yang dikonsumsi, serta kondisi medis tertentu.
- Penggantian KB sebaiknya dilakukan dengan panduan dokter. Jika perlu, gunakan metode tumpang tindih atau kontrasepsi cadangan sementara.
[embed-health-tool-ovulation]