backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

1

Tanya Dokter
Simpan

7 Cara Diet Sehat untuk Bantu Pemulihan Penyakit Hati

Ditinjau secara medis oleh dr. Andreas Wilson Setiawan · General Practitioner · None


Ditulis oleh Dwi Ratih Ramadhany · Tanggal diperbarui 28/03/2023

    7 Cara Diet Sehat untuk Bantu Pemulihan Penyakit Hati

    Diet atau pola makan bisa jadi salah satu kunci penting dalam pemulihan pasien yang mengalami penyakit pada organ hati. Mengingat hati berperan penting dalam sistem pencernaan, Anda perlu memperhatikan apa yang sebaiknya dikonsumsi agar tidak memperberat kerja hati.

    Panduan diet penyakit hati

    Diet penyakit hati merupakan pola makan yang dikhususkan bagi orang dengan penyakit hati seperti hepatitis dan sirosis untuk membantu mengelola kondisinya. 

    Pasalnya, beberapa orang dengan penyakit hati mungkin tidak mendapatkan cukup nutrisi dan mengalami kesulitan untuk mengatur pola makannya.

    Memiliki pola makan dengan gizi yang seimbang adalah hal yang penting untuk membantu menjaga fungsi hati dan mencegah komplikasi yang lebih serius.

    Selain itu, diet yang sehat dapat membantu menurunkan berat badan berlebih, mengurangi kadar lemak di hati, dan membantu meningkatkan fungsi insulin.

    Berikut ini sejumlah hal yang perlu diperhatikan ketika Anda menjalani diet untuk penyakit hati

    1. Mengonsumsi makanan tinggi karbohidrat

    manfaat karbohidrat

    Salah satu hal yang perlu dilakukan ketika melakukan diet penyakit hati adalah mengonsumsi makanan tinggi karbohidrat. 

    Meski begitu, Anda tidak boleh memilih sembarang jenis karbohidrat untuk diet, termasuk diet untuk penyakit liver.

    Alih-alih karbohidrat sederhana seperti gula, usahakan untuk memperbanyak karbohidrat kompleks seperti serat

    Terlalu banyak mengonsumsi makanan manis dapat mempercepat proses pengolahan makanan menjadi lemak di hati. 

    Sementara itu, serat menjadi pilihan yang lebih aman karena mengandung indeks glikemik rendah.

    Makanan tinggi serat akan dicerna lebih lambat dan tidak memberatkan kerja hati. 

    Beberapa makanan tinggi serat yang baik untuk diet pada penyakit hati antara lain: 

    • roti atau pasta gandum utuh, 
    • quinoa
    • buah dan sayuran, 
    • oatmeal, dan 
    • nasi merah.

    2. Mencukupi kebutuhan protein harian

    Selain meningkatkan asupan karbohidrat kompleks, pasien penyakit liver ternyata perlu mencukupi kebutuhan protein harian. 

    Menurut situs Milton Keynes University Hospital, Anda membutuhkan energi dan protein lebih tinggi saat fungsi hati tidak bekerja dengan baik.

    Pasien sirosis hati sangat direkomendasikan untuk memenuhi kebutuhan protein harian mereka.

    Hal ini dikarenakan sirosis dapat memicu kerusakan fungsi hati yang lebih parah dan menyebabkan sejumlah komplikasi, seperti retensi cairan

    Dokter dan ahli gizi biasanya merekomendasikan Anda untuk menjalani diet tinggi energi dan protein untuk membantu kerja fungsi hati. 

    Namun, usahakan untuk memilih sumber protein yang sehat dan tidak mengandung banyak lemak, seperti: 

  • ikan, 
  • kacang-kacangan, 
  • biji-bijian, 
  • yoghurt, 
  • keju rendah garam, 
  • minyak nabati, dan 
  • susu serta produk olahannya. 
  • 3. Membatasi asupan lemak 

    lemak tak jenuh

    Terlalu banyak lemak jahat memang tidak baik bagi fungsi hati, terutama ketika sudah mengalami kerusakan. 

    Namun, sebenarnya tidak ada salahnya mengonsumsi makanan berlemak, asalkan memilih sumber lemak yang tepat. 

    Pasien penyakit hati dianjurkan untuk mengonsumsi sumber lemak sehat, seperti yang mengandung omega-3, dalam jumlah terbatas.

    Lemak sehat bisa membantu mengurangi peradangan dan penumpukan lemak di hati.

    Itu sebabnya, Anda perlu memilih makanan yang mengandung lemak baik untuk menjaga kesehatan liver, seperti: 

    • ikan salmon, tuna, dan kembung, 
    • minyak sayur, 
    • kacang-kacangan, termasuk walnut dan almon, 
    • buah zaitun, 
    • sayuran berdaun hijau gelap, seperti bayam dan brokoli,
    • alpukat, dan
    • susu. 

    Jangan lupa untuk memasak tanpa digoreng karena makanan yang berminyak tinggi kalori dan lemak jahat. 

    Coba juga untuk membatasi konsumsi makanan yang dipanggang, dibakar, atau digoreng dengan minyak kelapa dan ganti dengan mengukus atau merebusnya.

    4. Memperbanyak konsumsi buah dan sayur 

    Sudah bukan rahasia umum lagi bahwa konsumsi buah dan sayur bermanfaat bagi tubuh, termasuk fungsi hati. 

    Bagaimana tidak, buah dan sayur mengandung serat dan antioksidan yang tinggi. Keduanya tentu baik untuk organ hati Anda. 

    Sebagai contoh, buah sitrus seperti lemon dan jeruk nipis, kaya akan asam sitrat, kalium, dan vitamin C. 

    Zat gizi ini membantu meningkatkan energi, detoksifikasi hati, dan mengurangi peradangan. 

    Bahkan, flavonoid pada buah sitrus dipercaya membantu melindungi hati dari kerusakan. 

    Selain buah sitrus, jenis buah dan sayuran lainnya yang bisa Anda manfaatkan dalam menjalani diet penyakit hati meliputi: 

    • jeruk bali, 
    • kubis brussel, 
    • brokoli, 
    • kembang kol, 
    • kangkung, 
    • sawi, dan 
    • buah beri, seperti bluberi dan cranberry

    5. Menghindari garam terlalu banyak

    mengurangi makan garam

    Bila mengalami penyakit liver, Anda mungkin perlu mengurangi asupan garam secara berkala, yaitu kurang dari 1500 miligram per hari. 

    Hal ini bertujuan agar tubuh tidak menahan cairan terlalu banyak karena fungsi hati berjalan tidak normal.

    Pasalnya, penumpukan cairan di tubuh dapat memicu pembengkakan. 

    Cobalah tanyakan kepada dokter untuk informasi lebih lanjut seputar diet rendah garam.

    Sementara itu, usahakan untuk membatasi makanan yang mengandung garam tinggi, seperti: 

    • garam dapur, 
    • daging asap, sosis, dan kornet, 
    • makanan kaleng dan kaldu sayuran siap saji, 
    • makanan beku dan makanan ringan kemasan, 
    • kecap asin dan saus olahan, dan
    • sup kemasan. 

    6. Berhenti minum alkohol 

    Bila Anda mengalami perlemakan hati atau fatty liver akibat konsumsi alkohol, sebaiknya hentikan kebiasaan minum alkohol. 

    Liver merupakan organ pencernaan yang sel-selnya mampu beregenerasi secara mandiri.

    Namun, setiap kali hati akan menyaring alkohol, beberapa sel hati akan mati. 

    Meski liver dapat mengembangkan sel baru, penyalahgunaan alkohol secara terus-menerus dapat mengurangi kemampuannya untuk beregenerasi. 

    Hal ini tentu dapat menyebabkan kerusakan hati yang serius dan permanen. 

    Maka dari itu, berhenti minum alkohol merupakan jalan terbaik bagi pasien penyakit hati ketika menjalani diet penyakit hati.

    Untuk mengurangi kebiasaan minum alkohol, Anda bisa melakukan langkah berikut.

  • Bulatkan tekad Anda.
  • Pilih lingkungan pertemanan yang mendukung.
  • Hindari pemicu yang membuat Anda ingin minum.
  • Turunkan batasan minum secara berkala.
  • Olahraga teratur.
  • Konsumsi camilan sehat seperti jus buah saat timbul keinginan minum alkohol. 
  • 7. Minum suplemen bila perlu

    Pada dasarnya, suplemen vitamin tidak dibutuhkan jika setiap harinya Anda sudah mengonsumsi makanan bergizi yang memenuhi Angka Kecukupan Gizi (AKG).

    Namun, beberapa pasien mungkin akan membutuhkan suplemen tambahan karena mengalami malnutrisi akibat perlemakan hati alkoholik.

    Menurut jurnal Materia Socio Medica (2020), malnutrisi dapat mencegah tubuh mencerna nutrisi dengan baik seperti vitamin, lemak, dan protein.

    Bagi pasien yang masih belum dapat sepenuhnya melakukan diet penyakit hati, dokter mungkin akan meresepkan suplemen tertentu untuk membantu mencukupi kebutuhan gizi harian.

    Suplemen yang mungkin akan dibutuhkan selama diet penyakit hati meliputi:

    • vitamin asam folat,
    • vitamin B12,
    • suplemen kalsium,
    • zinc, dan
    • probiotik.

    Mengingat fungsi hati masih dalam pemulihan, Anda perlu mendiskusikan konsumsi suplemen apa pun dengan dokter.

    Kesimpulan

    Diet untuk penyakit hati fokus pada pemenuhan kebutuhan nutrisi yang tidak memberatkan kerja hati. Untuk itu, Anda perlu memperhatikan makanan yang sebaiknya dikonsumsi dan dihindari.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Andreas Wilson Setiawan

    General Practitioner · None


    Ditulis oleh Dwi Ratih Ramadhany · Tanggal diperbarui 28/03/2023

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan