Setiap hari Anda pasti berkeringat, buang air kecil, maupun buang air besar untuk membuang endapan racun dan sisa zat metabolisme yang tidak lagi berguna bagi tubuh. Semua proses pembuangan ini dijalankan dan diatur oleh sistem ekskresi. Simak fungsi dan cara kerjanya berikut ini.
Apa itu sistem ekskresi?
Sistem ekskresi pada manusia adalah serangkaian sistem biologis yang berfungsi membuang zat limbah yang tidak diperlukan dari dalam tubuh.
Mekanisme ini berlangsung secara alami untuk menjaga homeostasis (keseimbangan kondisi internal tubuh) dan mencegah kerusakan pada tubuh manusia.
Zat limbah dalam tubuh manusia ini pada umumnya merupakan sisa-sisa metabolisme yang sudah tidak digunakan atau menjadi racun bila tidak dibuang.
Beberapa zat limbah ini di antaranya karbon dioksida, amonia, urea, dan asam urat.
Organ-organ sistem ekskresi manusia dan fungsinya
Ada lima organ dalam tubuh manusia yang bertanggung jawab menjalankan proses ekskresi. Berikut ini penjelasan fungsi dan cara kerja dari masing-masing organ tersebut.
1. Ginjal
Organ utama dalam sistem ekskresi manusia yaitu ginjal. Tubuh manusia punya dua buah ginjal berukuran 10–12 cm yang terletak di sebelah kiri dan kanan punggung belakang.
Ginjal berfungsi membuang produk limbah dan kelebihan cairan dari dalam aliran darah. Jika tidak dibuang, limbah akan menumpuk dalam darah dan menyebabkan masalah kesehatan.
Darah dari seluruh tubuh akan mengalir masuk dan keluar ginjal tanpa henti. Organ ini akan menyaring darah yang masuk, mengambil limbahnya, dan mengumpulkannya ke dalam urine.
Urine dari ginjal akan ditampung dalam kandung kemih sebelum dibuang melalui uretra saat buang air kecil. Rata-rata, 2 liter limbah akan dikeluarkan dari tubuh dalam bentuk urine.
Setelah itu, ginjal mengedarkan kembali darah yang sudah bersih ke seluruh tubuh. Keseluruhan proses ekskresi diperlukan untuk menjaga keseimbangan cairan dan zat kimia lainnya di dalam tubuh Anda.
2. Hati (liver)
Hati atau liver merupakan organ pada tubuh manusia yang berukuran kurang dari 1,5 kg dan terletak pada rongga perut kanan atas, tepatnya di bawah diafragma.
Kerja hati dalam sistem ekskresi berhubungan dengan ginjal. Organ ini terlebih dahulu menyaring darah untuk memisahkannya dari limbah-limbah dalam tubuh.
Salah satu zat limbah yang dibuang oleh hati ialah amonia yang berasal dari proses penguraian protein. Jika tubuh tidak dapat membuang amonia, zat ini bisa menyebabkan penyakit ginjal, gangguan fungsi otak, hingga koma.
Hati akan memecah amonia menjadi zat yang disebut urea. Setelah itu, urea dibawa oleh aliran darah menuju ginjal dan melewati proses penyaringan selanjutnya.
Selain itu, hati juga menghasilkan produk sampingan berupa cairan empedu. Cairan gelap ini akan ditampung sementara dalam kantong empedu.
Empedu baru akan disalurkan menuju usus ketika Anda mencerna makanan berlemak.
3. Usus besar
Secara umum, usus besar berfungsi mengatur kadar cairan pada hasil pencernaan makanan. Namun, bagian akhir saluran pencernaan ini juga punya ‘tugas sampingan’ sebagai bagian dari sistem ekskresi pada tubuh manusia.
Makanan yang Anda telan awalnya dicerna lambung dan diubah jadi bubur halus yang disebut kim. Kim lantas bergerak menuju usus halus untuk melewati proses penyerapan zat gizi.
Setelah semua zat gizi diserap, kim bergerak lagi menuju usus besar. Bagian inilah yang akan memisahkan cairan, zat sisa, serta ampas makanan.
Cairan empedu juga dialirkan ke usus dan membuat feses berwarna kecokelatan. Feses lalu dikeluarkan melalui anus saat Anda buang air besar.
4. Kulit
Tubuh berkeringat untuk mendinginkan suhu saat Anda kepanasan atau melakukan aktivitas fisik. Dalam sistem ekskresi manusia, fungsi keringat juga untuk membuang zat limbah dan kotoran dari dalam tubuh.
Keringat berasal dari kelenjar yang ada pada lapisan dermis kulit. Selain bahan utama berupa air, keringat juga mengandung minyak, gula, garam, dan zat sisa metabolisme.
Salah satu zat sisa metabolisme yang juga ada dalam keringat ialah amonia. Zat inilah yang membuat keringat Anda berbau khas.
Ada dua jenis kelenjar utama pada kulit manusia, yakni kelenjar ekrin dan apokrin.
- Kelenjar ekrin: menghasilkan keringat yang tidak mengandung protein dan lemak, yang banyak ditemukan pada bagian tangan, kaki, dan kening.
- Kelenjar apokrin: menghasilkan keringat mengandung protein dan lemak, yang hanya ada pada bagian tubuh tertentu, seperti ketiak dan alat kelamin.
5. Paru-paru
Paru-paru berperan penting dalam sistem pernapasan dan ekskresi. Organ ini mengeluarkan zat limbah berbentuk gas karbon dioksida (CO2), uap air, dan sejumlah gas buangan lainnya.
Sebagian besar gas karbon dioksida berasal dari pembakaran glukosa menjadi energi. Darah mengambil glukosa dari makanan yang dicerna usus, lalu mengedarkannya ke sel-sel tubuh.
Sel tubuh akan melakukan proses pembakaran energi dengan bantuan oksigen (O2) dari paru-paru. Proses inilah yang menghasilkan karbon dioksida untuk selanjutnya dibawa aliran darah kembali ke paru-paru.
Darah mengandung CO2 mengalir ke alveolus, yakni balon-balon kecil pada paru-paru sebagai tempat pertukaran gas.
Setelah bertukar tempat dengan oksigen, gas karbon dioksida akan keluar dari tubuh saat Anda mengembuskan napas.
Tubuh makhluk hidup harus berada dalam keadaan homeostasis untuk bisa berfungsi normal. Salah satu caranya ialah dengan memastikan proses ekskresi berjalan dengan baik.
Dengan menjaga kesehatan organ-organ pada sistem ekskresi, Anda membantu melancarkan fungsinya dan menurunkan risiko gangguan pada keseimbangan kondisi tubuh.
Kesimpulan
- Sistem ekskresi bertugas mengeluarkan zat-zat sisa metabolisme yang tidak diperlukan lagi oleh tubuh.
- Organ pada tubuh manusia yang menjalankan proses ekskresi yaitu ginjal, hati, usus besar, kulit, dan paru-paru
- Menjaga fungsi sistem ekskresi pada tubuh manusia bisa dilakukan dengan menerapkan pola hidup sehat, seperti konsumsi makanan bergizi dan olahraga rutin.
[embed-health-tool-bmi]