backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

1

Tanya Dokter
Simpan
Konten

Kenali Produk, Bahaya, dan Tips Menggunakan Gas Amonia

Ditinjau secara medis oleh dr. Nurul Fajriah Afiatunnisa · General Practitioner · Universitas La Tansa Mashiro


Ditulis oleh Hillary Sekar Pawestri · Tanggal diperbarui 11/10/2023

Kenali Produk, Bahaya, dan Tips Menggunakan Gas Amonia

Sadar atau tidak, Anda mungkin pernah menghirup gas amonia selama beraktivitas. Senyawa ini memang bisa dengan mudah ditemukan dalam berbagai produk pembersih rumah tangga.

Namun, tahukah Anda bahwa terlalu banyak menghirup gas amonia bisa membahayakan kesehatan? Simak informasi berikut untuk mengetahui berbagai hal tentang gas amonia.

Apa itu amonia?

Amonia adalah gas kimia dengan rumus NH3. Karakteristik utama dari gas satu ini adalah bening, tidak berwarna, tetapi memiliki bau yang sangat menyengat.

Gas memang merupakan bentuk murni dari amonia. Namun, senyawa ini juga bisa diolah menjadi sediaan padat atau cair, tergantung dengan tujuan penggunaannya.

Gas amonia terbuat dari sisa penguraian berbagai zat organik seperti tumbuhan, bangkai, hingga kotoran hewan. Manusia juga bisa menghasilkan amonia dari hasil pemecahan protein.

Amonia dalam tubuh manusia akan diproses menjadi urea, salah satu komponen organik dalam urine. Itulah mengapa urine memiliki bau yang cukup menyengat.

Bahaya amonia bagi kesehatan

perbedaan batuk kering dan berdahak

Semakin banyak amonia yang terhirup, semakin tinggi pula risiko kesehatan yang ditimbulkan.

Selain berisiko merusak saluran pernapasan, paparan amonia berlebihan juga bisa berbahaya bagi kulit, mata, hingga otak.

Berikut adalah berbagai bahaya yang dapat ditimbulkan dari paparan amonia berlebihan bagi tubuh manusia.

1. Bahaya amonia jika terhirup

Amonia memiliki berat gas yang lebih ringan dibandingkan udara di atmosfer. Itulah mengapa gas amonia lebih mudah menguap dan terhirup ke dalam saluran pernapasan.

Menghirup gas amonia dalam konsentrasi rendah akan menyebabkan batuk-batuk sesaat.

Sementara itu, paparan gas amonia yang lebih kuat akan membuat Anda mengalami rasa terbakar pada hidung, tenggorokan, dan saluran pernapasan.

New York State Department of Health bahkan menyebutkan bahwa paparan gas amonia secara terus menerus bisa menyebabkan edema paru hingga gagal napas.

2. Bahaya amonia jika tersentuh

Paparan amonia dalam bentuk cair atau gas dalam dosis rendah dapat menyebabkan iritasi berupa mata merah atau ruam kulit.

Sementara itu, paparan amonia dosis tinggi, misalnya dari cairan pembersih dengan kandungan amonia untuk skala industri, bisa menyebabkan luka bakar dan cedera permanen.

Kontak langsung dengan amonia cair juga bisa menyebabkan radang dingin (frostbite).

Paparan amonia berlebihan pada area mata juga bisa menyebabkan gangguan penglihatan dan bahkan kerusakan penglihatan permanen (kebutaan).

3. Bahaya amonia jika tertelan

Mual, muntah, dan sakit perut merupakan gejala umum setelah seseorang menelan amonia.

Sementara itu, menelan cairan amonia dengan konsentrasi di atas 5% dapat menyebabkan kerusakan parah pada mulut, tenggorokan, dan lambung sehingga meninggalkan kecacatan permanen.

Paparan amonia dalam konsentrasi rendah dan durasi singkat memang sering kali tidak menimbulkan gejala yang berbahaya. Pasalnya, amonia akan diproses oleh hati dan dikeluarkan dalam bentuk urine.

Namun, paparan amonia berlebihan akan membuat hati tidak bisa memproses senyawa tersebut. Dalam kasus yang cukup parah, amonia juga bisa membahayakan otak.

Beberapa gejala yang muncul apabila amonia sudah mencapai otak adalah kejang-kejang, peningkatan detak jantung, hingga koma.

Tahukah Anda?

Saat hamil, paparan amonia yang berlebihan tidak hanya berbahaya bagi sang ibu, tetapi juga janin.
Senyawa ini bisa meningkatkan risiko gangguan perkembangan otak, cacat lahir, hingga keguguran.

Berbagai produk yang mengandung amonia

Berikut adalah berbagai produk dengan kandungan amonia yang sebaiknya Anda gunakan dengan lebih berhati-hati.

1. Pupuk

Ketika disuntikkan ke dalam tanah, amonia cair dalam pupuk akan menguap menjadi gas. Sekitar 80-90% gas amonia yang dilepaskan ke udara berasal dari pupuk pertanian.

Amonia berfungsi untuk meningkatkan kadar pH tanah, membunuh mikroorganisme berbahaya, dan meningkatkan kadar nutrisi penting di dalam tanah.

2. Produk pembersih rumah tangga

Amonia dikenal ampuh dalam membasmi kotoran atau noda yang berasal dari lemak hewani atau minyak nabati, seperti noda karena minyak goreng.

Inilah alasan mengapa kebanyakan produk pembersih rumah tangga seperti sabun pembersih kaca, pembersih bak mandi, sabun pel lantai, dan larutan pembersih toilet dibuat dengan amonia.

Tidak jarang, amonia juga ditambahkan ke dalam larutan pencegah goresan pada kaca dan badan mobil (polish wax).

3. Produk lainnya

Selain dalam pupuk dan produk pembersih, amonia juga cukup banyak ditemukan dalam berbagai produk komersil.

Amonia kerap digunakan dalam proses pembuatan plastik, cat tembok, kain tekstil, pewarna rambut, hingga pengolahan limbah.

Setiap produk industri bisa memiliki kadar amonia yang berbeda, tetapi umumnya mereka diproses dengan kadar yang cukup tinggi.

Oleh karena itu, penting untuk berhati-hati saat menggunakan produk dengan amonia.

Tips aman menggunakan produk dengan amonia

Untuk meminimalkan risiko paparan amonia berlebih saat menggunakan produk kebersihan atau pupuk, Anda bisa melakukan beberapa hal berikut!

  • Baca dan ikuti petunjuk penggunaan pada kemasan produk. Gunakan produk sesuai takaran yang disarankan.
  • Pakai sarung tangan, masker, pakaian tertutup, dan kacamata saat menggunakan produk yang mengandung amonia.
  • Buka jendela dan pintu untuk melancarkan sirkulasi udara ketika membersihkan rumah.
  • Jangan mencampur amonia dengan klorin karena dapat menghasilkan gas beracun yang disebut kloramin.
  • Simpan pembersih rumah atau produk lain yang mengandung amonia di tempat yang aman serta jauh dari jangkauan anak-anak.
  • Cuci tangan dan ganti pakaian setelah menggunakan produk dengan amonia.

Perlu diingat bahwa tubuh manusia  secara alamiah telah mengandung amonia. Maka, kadar toleransi amonia pada setiap orang bisa berbeda-beda.

Laman Cleveland Clinic menyebutkan bahwa seseorang dengan penyakit hati memiliki kadar amonia lebih tinggi di dalam tubuhnya.

Jika Anda memiliki penyakit hati maupun kondisi medis lainnya yang memengaruhi kadar amonia di dalam tubuh, berhati-hatilah dalam menggunakan produk dengan amonia.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

Ditinjau secara medis oleh

dr. Nurul Fajriah Afiatunnisa

General Practitioner · Universitas La Tansa Mashiro


Ditulis oleh Hillary Sekar Pawestri · Tanggal diperbarui 11/10/2023

advertisement iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

advertisement iconIklan
advertisement iconIklan