backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan

Shisha, Alternatif Lain dari Rokok yang Tak Kalah Berbahaya untuk Tubuh

Ditinjau secara medis oleh dr. Tania Savitri · General Practitioner · Integrated Therapeutic


Ditulis oleh Widya Citra Andini · Tanggal diperbarui 22/04/2021

    Shisha, Alternatif Lain dari Rokok yang Tak Kalah Berbahaya untuk Tubuh

    Shisha kerap dijadikan alternatif rokok yang dianggap lebih aman. Shisha juga memiliki varian rasa yang cukup beragam untuk dinikmati sehingga dinilai lebih ringan. Namun, anggapan shisha lebih aman keliru karena “rokok berperisa’ ini punya bahaya yang setara dengan rokok tembakau. Tahukah Anda bahwa mengisap shisha selama 45 hingga 60 menit sama dengan menghabiskan satu bungkus rokok? Simak penjelasannya berikut ini.   

    Apa itu shisha?

    Shisha atau hookah adalah istilah dari Mesir untuk menyebut pipa air dengan tabung panjang yang terhubung ke sebuah wadah.

    Pipa ini digunakan untuk mengisap campuran tembakau rasa buah yang dibakar di atas wadah dengan menggunakan arang khusus.

    shisha atau rokok elektrik vape

    Hasil pemanasan ini kemudian mendorong asap ke dalam wadah air yang nantinya akan menguap. Uap inilah yang nantinya dihirup melalui selang untuk dinikmati.

    Hookah pertama kali ditemukan ratusan tahun yang lalu di Timur Tengah. Namun, saat ini, popularitasnya juga sudah mendunia dari mulai Asia, Amerika, hingga Eropa.

    Kandungan shisha

    Berikut ini adalah kandungan utama dalam shisha atau hookah:

    • Tembakau, yang dimaniskan dengan gula buah atau gula molase yang salah satunya mengandung nikotin.
    • Perasa, seperti apel, mangga, kelapa, mint, stroberi, atau kola.
    • Kayu, batu bara, atau arang untuk memanaskan tembakau dan menciptakan asap.

    Kandungan gula buah atau gula molase ini membuat asapnya lebih aromatik dibandingkan dengan asap rokok. 

    Oleh karena itu, banyak orang menganggap bahwa asap hookah jauh lebih aman karena baunya kurang menyengat daripada rokok.

    Padahal, asap hookah mengandung berbagai senyawa beracun seperti:

    • karbon monoksida,
    • tar,
    • dan logam berat.

    Berbagai senyawa ini tak ada yang membawa manfaat untuk tubuh. Sebaliknya, senyawa ini justru bisa memicu masalah kesehatan, terutama jika diisap terus-menerus.

    Apakah shisha menyebabkan kecanduan seperti rokok?

    Hookah mengandung tembakau, yaitu bahan yang juga terdapat di dalam rokok.

    Tembakau mengandung berbagai senyawa berbahaya seperti nikotin, tar, dan logam berat termasuk timah dan arsenik.

    Nikotin merupakan bahan kimia yang menyebabkan kecanduan saat Anda mengisap atau mengonsumsi tembakau.

    Nikotin bisa mencapai otak kurang lebih dalam 8 detik setelah terhirup. Saat hookah diisap, darah membawa nikotin ke kelenjar adrenalin dan memicu produksi hormon adrenalin.

    Hal ini membuat detak jantung dan tekanan darah meningkat, sedangkan nafsu makan justru berkurang. 

    Selain itu, nikotin membuat Anda menjadi lebih terjaga. Inilah mengapa nikotin kerap menjadi pelarian saat seseorang merasa mengantuk atau stres.

    Seiring berjalannya waktu, nikotin bisa membuat otak mengalami kebingungan. Hal ini membuat Anda merasa ada yang kurang dan cemas jika tidak mengonsumsinya.

    Akibatnya, Anda akan mencari-cari produk nikotin untuk menghilangkan sensasi ini. Oleh karena itulah, baik rokok maupun shisha, keduanya bisa membuat seseorang mengalami kecanduan.

    Bahaya shisha yang merusak kesehatan

    Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit di Amerika (CDC) menyatakan bahwa tembakau untuk merokok maupun shisha (hookah) berisiko serius bagi kesehatan. 

    Studi yang disebutkan dalam situs tersebut menunjukkan bahwa paparan asap shisha sama beracunnya dan berbahayanya dengan asap rokok.

    Dalam satu jam, shisha biasanya diisap hingga 200 kali, sedangkan rokok rata-rata hanya sekitar 20 isapan. 

    Selain itu, jumlah asap yang dihirup selama mengisap shisha sekitar 90.000 mililiter (ml), tetapi saat merokok hanya 500-600 ml.

    Hal ini membuat racun hookah banyak diserap ke dalam tubuh dan memicu timbulnya berbagai efek samping untuk kesehatan.

    Berikut beberapa bahaya atau efek samping shisha:

    1. Meningkatkan risiko kanker

    Rokok shisha punya efek samping yang tak main-main, yaitu bisa meningkatkan risiko kanker. 

    Sebuah penelitian dalam International Archives Of Medicine menyatakan bahwa asap tembakau dalam hookah mengandung 4.800 bahan kimia berbeda dan 69 di antaranya menyebabkan kanker.

    Tak hanya itu, mengisap hookah ternyata bisa menurunkan kemampuan tubuh untuk melawan beberapa jenis kanker. 

    Kadar antioksidan dan vitamin C di dalam tubuh mereka ternyata lebih rendah dibandingkan dengan yang bukan perokok. 

    setelah operasi angkat rahim

    Padahal, keduanya menjadi nutrisi penting yang dibutuhkan untuk mencegah kanker.

    Arang yang digunakan untuk memanaskan tembakau pada shisha pun bahaya untuk tubuh.

    Ini karena arang shisha memproduksi karbon monoksida, logam, dan bahan kimia lain yang menyebabkan kanker.

    Tak hanya kanker paru, tembakau dan asap shisha juga mengandung racun yang menjadi penyebab kanker kandung kemih dan mulut.

    Selain itu, beberapa penelitian lain juga menyebutkan bahwa hookah bisa menyebabkan kanker tenggorokan, pankreas, kandung kemih, dan prostat.

    2. Meningkatkan risiko penyakit jantung

    Asap shisha mengandung bahan kimia berbahaya seperti pada rokok. Hal ini dibuktikan oleh penelitian yang diterbitkan dalam American Journal of Respiratory and Critical Care Medicine.

    Penelitian ini membuktikan bahwa urine orang yang mengisap hookah dan perokok punya beberapa bahan kimia yang sama.

    Karbon monoksida menjadi salah satu senyawa yang ditemukan di dalamnya. 

    Pada hookah, karbon monoksida ini berasal dari batu bara atau arang yang digunakan sebagai bahan bakar yang punya bahaya tak terelakkan.

    kardiomiopati

    Selain itu, sebuah studi yang diterbitkan dalam JRSM Open menemukan bukti bahwa para pengisap shisha punya kadar karbon monoksida di dalam tubuh tiga kali lebih tinggi dibandingkan dengan perokok.

    Karbon monoksida adalah zat yang bisa mengurangi penyerapan oksigen oleh tubuh. Ini karena karbon monoksida bisa mengikat sel darah merah hingga 230 kali lebih kuat dari oksigen.

    Oleh karena itu, menghirup terlalu banyak karbon monoksida bisa menurunkan kadar oksigen yang seharusnya diserap tubuh. 

    Ketika oksigen yang diserap terlalu rendah, berbagai organ penting termasuk jantung akan melemah dan terganggu kerjanya.

    Selain itu, para peneliti juga menemukan bukti bahwa tekanan darah seseorang setelah mengisap hookah meningkat cukup tajam. Tekanan darah rata-rata naik dari 129/81 mmHg menjadi 144/90 mmHg.

    Apabila kebiasaan ini diteruskan, Anda bisa mengalami tekanan darah tinggi kronis sehingga risiko penyakit jantung dan stroke meningkat.

    3. Memicu masalah pada paru dan pernapasan

    Para peneliti di New York membandingkan kesehatan pernapasan pada perokok shisha dengan mereka yang bukan perokok.

    Dari hasil penelitian ditemukan fakta bahwa orang-orang yang merokok shisha kerap mengalami masalah pada paru-parunya.

    Batuk, dahak, tanda peradangan, dan penumpukan cairan di paru-paru menjadi masalah yang banyak menyerang para perokok shisha.

    Dengan kata lain, shisha memicu masalah pada paru dan sistem pernapasan.

    Pasalnya, sama seperti bahaya rokok, shisha juga mengeluarkan asap yang bahaya disertai dengan partikel abu halus di dalamnya.

    4. Masalah pada janin

    Bila asap shisha dihirup ibu hamil, anak yang dilahirkan berisiko tinggi memiliki penyakit pernapasan.

    Selain itu, bayi yang lahir dari ibu yang sering merokok shisha juga cenderung lahir dengan berat badan yang rendah.

    Oleh karena itu, hindari menghirup shisha secara langsung atau dari orang lain agar janin tak terpapar racun berbahaya.

    5. Meningkatkan risiko infeksi

    Tak seperti rokok, shisha biasanya digunakan secara berbarengan bersama teman dalam satu corong. Oleh karena itu, shisha biasanya diisap secara bergantian dari satu mulut ke mulut lainnya.

    Merokok dari corong yang sama bisa menyebabkan infeksi menyebar dari satu orang ke orang lainnya. Pasalnya, sebagian bakteri atau virus tetap berada dalam corong jika tidak dibersihkan dengan benar.

    Infeksi yang biasanya rentan menyebar yaitu:

    • pilek,
    • flu,
    • sitomegalovirus,
    • sifilis,
    • hepatitis A,
    • TBC, dan
    • herpes simpleks

    Efek samping shisha ini bisa Anda dapatkan meski teman Anda mungkin terlihat sehat-sehat saja.

    Apakah shisha herbal juga bahaya untuk kesehatan?

    Shisha herbal memang tidak menggunakan tembakau. Hookah biasanya menggunakan perisa buah atau bahan alami.

    Namun, tetap saja, asap pembakaran dan arang sebagai bahan bakarnya tetap menghasilkan zat beracun seperti karbon monoksida. 

    Meski sedikit, efek buruknya untuk kesehatan tetap ada dan tak bisa diabaikan.

    Mengingat efek samping hookah yang cukup banyak, akan jauh lebih baik jika Anda tidak mencobanya demi kesehatan yang lebih baik. 

    Selain itu, menjauhlah dari lingkungan di mana asap hookah banyak mengepul.

    Begitu pula ketika lingkungan di sekitar Anda banyak yang mengisap rokok dan vape, sebaiknya hindari paparan asap rokok tersebut, terlebih bila Anda seorang perokok pasif

    Shisha vs vape, mana yang lebih aman?

    Shisha dan vape atau rokok elektrik sama-sama mengandung perasa. Bedanya, shisha pasti mengandung tembakau sementara vape belum tentu. Lantas, manakah yang lebih aman?

    Berbicara soal yang lebih aman tentu saja hal ini tidak bisa dibandingkan. Pasalnya, baik hookah maupun vape punya bahayanya tersendiri.

    Meski vape tidak mengandung tembakau, produk ini masih mengandung nikotin, karbon monoksida, dan senyawa organik yang mudah menguap. 

    Berbagai bahan ini bisa memicu masalah pada paru hingga meningkatkan risiko kanker sama seperti hookah.

    Oleh karena itu, baik hookah maupun vape keduanya sama-sama bisa memicu masalah kesehatan. Jangan jadikan salah satunya sebagai alternatif karena dianggap lebih aman.

    Catatan

    Hello Health Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Tania Savitri

    General Practitioner · Integrated Therapeutic


    Ditulis oleh Widya Citra Andini · Tanggal diperbarui 22/04/2021

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan