Anda yakin mau keluar?
Herpes adalah penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi virus herpes. Penyakit ini lebih dikenal dengan herpes kulit karena gejalanya ditandai dengan lenting atau lepuhan pada kulit yang terasa gatal.
Namun, sebenarnya terdapat delapan jenis virus herpes yang bisa menimbulkan penyakit, yaitu:
Dilansir dari the New Zealand Herpes Foundation, herpes kulit adalah penyakit yang sangat umum dialami. Siapapun bisa terinfeksi oleh virus herpes. Diperkirakan 50% pengidapnya tertular dari kontak dengan orang lain yang terinfeksi.
Orang dewasa yang aktif secara seksual kerap terjangkit penyakit herpes yang menyerang kelamin. Selain itu, orang yang memiliki kondisi kekebalan tubuh yang lemah juga berisiko tinggi terinfeksi virus herpes.
Penyakit herpes yang menyerang kulit disebabkan oleh virus herpes simplex (HSV 1 dan HSV2) dan varicella zoster atau herpes zoster.
Terdapat beberapa perbedaan gejala antara herpes zoster dan herpes simplex, terutama pada bagian tubuh yang terdampak.
Berikut ini adalah tanda-tanda dan gejala penyakit herpes kulit yang biasanya ditunjukkan:
Infeksi virus herpes simplex akan menimbulkan gangguan pada kulit kelamin dan di sekitar bibir, terkadang bisa juga menyerang bagian mata (herpes mata).
Namun, kemunculan awal penyakit ini sering kali tidak disertai gejala. Gejala herpes simplex mungkin baru akan terasa muncul setelah berbulan-bulan hingga bertahun-tahun terinfeksi.
Orang yang terkena penyakit ini akan mengalami gejala yang terus kambuh secara berulang. Berikut ini adalah berbagai gejala herpes yang menyerang kelamin dan mulut yang bisa muncul:
Anda perlu segera berkonsultasi ke dokter saat melihat berbagai gejala yang menunjukkan penyakit herpes. Dokter akan segera melakukan penanganan terbaik untuk mencegah keparahan kondisi.
Jika Anda melakukan hubungan seksual dengan orang yang diketahui terinfeksi herpes, segera periksakan diri untuk memastikan kondisi kesehatan.
Selain itu, untuk Anda sudah pernah terkena cacar air kemungkinan virus aktif kembali pun tetap ada. Oleh karenanya, konsultasikan segera saat gejala herpes kulit mulai muncul.
Penyebab penyakit herpes kulit adalah infeksi virus varicella zoster yakni virus yang menyebabkan cacar air dan cacar api serta virus herpes simpleks.
Virus varicella zoster biasanya dapat hidup dalam sistem saraf selama bertahun-tahun. Pada sebagian orang, virus akan tetap tidur, tapi pada sebagian lainnya infeksi bisa diaktifkan kembali sehingga menyebabkan penyakit cacar api herpes zoster.
Re-infeksi virus varicella zoster lebih berpeluang terjadi terutama saat mengalami penyakit atau menjalani pengobatan yang melemahkan sistem kekebalan tubuh.
Virus varicella zoster bisa ditularkan melalui kontak langsung, droplet (percikan lendir), atau udara. Sementara virus herpes simpleks dapat menular dengan cara:
Semua orang yang pernah terserang cacar air dapat terkena penyakit heroes. Namun, ada berbagai faktor lain yang meningkatkan risikonya.
Berikut berbagai faktor yang meningkatkan risiko seseorang untuk terkena penyakit ini:
Semua orang berisiko terkena virus penyakit ini, dari mulai anak-anak hingga dewasa. Namun, untuk yang menyerang kelamin biasanya lebih mudah menginfeksi orang-orang yang aktif secara seksual tanpa menerapkan seks aman.
Berbagai faktor yang meningkatkan risiko penyakit yang satu ini:
Penyakit herpes simpleks sering kali menimbulkan gejala yang cukup khas. Oleh karena itu, banyak dokter biasanya mampu mendiagnosis penyakit ini hanya dari melihat gejalanya saja.
Sementara untuk herpes zoster, dokter akan mendiagnosisnya dengan melihat riwayat rasa sakit di satu sisi tubuh Anda. Dokter juga akan melihat apakah ada ruam dan lepuh yang muncul di bagian yang sakit tersebut.
Namun untuk memastikan jenis penyakit herpes yang dialami, dokter juga bisa melakukan pemeriksaan tambahan dengan mengambil sampel jaringan atau lepuhan untuk diperiksa di laboratorium.
Dalam mengatasi penyakit herpes, dokter biasanya akan meresepkan antivirus. Obat antivirus inidigunakan untuk membantu mengurangi keparahan gejala, memperpendek masa kekambuhan infeksi, dan mengurangi risiko penularan virus ke orang lain.
Biasanya, obat herpes diberikan dalam bentuk pil dan juga salep. Namun, untuk kasus yang cukup parah dokter akan memberikannya melalui suntikan.
Berikut ini berbagai obat herpes yang biasanya diresepkan:
Obat golongan antivirus diresepkan untuk pasien yang mengalami episode pertama penyakit herpes simpleks. Untuk episode berulang, biasanya dokter akan merekomendasikan terapi episodik dan terapi supresif yang juga menggunakan obat antivirus.
Terapi episodik biasanya direkomendasikan jika Anda mengalami kekambuhan kondisi enam kali dalam waktu satu tahun. Terapi ini membantu mempersingkat gejala herpes kulit yang biasanya terjadi dalam waktu yang cukup lama.
Sementara itu, terapi supresif digunakan untuk orang-orang yang mengalami kekambuhan kondisi sebanyak lebih dari enam kali dalam setahun. Terapi ini dapat mengurangi gejala herpes kulit setidaknya hingga 75 persen saat Anda meminum obat antivirus.
Selain perawatan dari dokter, perawatan rumahan dan perubahan gaya hidup bisa dilakukan untuk membantu mengatasi penyakit ini.
Menggabungkan pengobatan medis dan perawatan rumahan dapat membantu mempercepat kesembuhan penyakit dan meringankan gejala.
Berikut berbagai perawatan rumahan dan obat alami untuk herpes kulit:
Vaksin cacar air membantu mencegah Anda dari gejala penyakit yang parah serta komplikasi yang ditimbulkannya. Untuk itu, semua anak perlu melakukan imunisasi varicella. Begitupun dengan orang dewasa yang belum pernah terserang cacar air perlu melakukan vaksin yang satu ini.
Sementara itu, orang tua yang memasuki usia 50 tahun perlu melakukan vaksin herpes zoster yang dikenal sebagai imunisasi varicella zoster. Vaksin ini nantinya akan membantu mencegah keparahan gejala dan komplikasi akibat herpes zoster.
Tak hanya vaksin, Anda juga perlu mencegah penyebaran infeksi dengan cara:
Sementara itu, belum ada obat untuk menyembuhkan herpes simpleks. Oleh karena itu, cara terbaik menghindari infeksi ialah dengan melakukan berbagai tindakan pencegahan seperti:
Melakukan berbagai langkah ini secara konsisten membantu mencegah Anda dari risiko dan komplikasi penyakit yang parah.
Jika Anda memiliki pertanyaan, konsultasikan ke dokter untuk mendapat informasi lebih jelas mengenai penyakit yang dimiliki.
Hello Health Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.
Saguil, A., Kane, S., Mercado, M., & Lauters, R. (2017). Herpes Zoster and Postherpetic Neuralgia: Prevention and Management. American Family Physician, 96(10), 656-663. Retrieved from https://www.aafp.org/afp/2017/1115/p656.html
Groves, M. (2016). Genital Herpes: A Review. American Family Physician, 93(11), 928-934. Retrieved from https://www.aafp.org/afp/2016/0601/p928.html
CDC. (2020). Chickenpox | About | Varicella. Retrieved 26 October 2020, from https://www.cdc.gov/chickenpox/about/index.html
CDC. (2020). Shingles | Signs and Symptoms | Herpes Zoster. Retrieved 26 October 2020, from https://www.cdc.gov/shingles/about/symptoms.html
American Academy of Family Physicians. (2020). Herpes – Symptoms, Diagnosis, Treatment. Retrieved 26 October 2020, from https://familydoctor.org/condition/herpes/
Mayo Clinic. (2020). Genital herpes – Symptoms and causes. Retrieved 26 October 2020, from https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/genital-herpes/symptoms-causes/syc-20356161
NZ Herpes Foundation. (2020). Myths vs facts on genital herpes (HSV-2) & cold sores . Retrieved 26 October 2020, from https://www.herpes.org.nz/herpes-patient-info/myths-vs-facts
Komentar
Sampaikan komentar Anda
Ayo jadi yang pertama komentar!
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar