backup og meta

Herpes

DefinisiGejalaPenyebabFaktor risikoDiagnosisPengobatanPencegahan

Herpes adalah salah satu penyakit infeksi yang paling banyak dialami orang. Ciri khas penyakit ini ialah munculnya luka lepuhan di bagian tubuh tertentu. Apa saja gejala lainnya yang perlu Anda waspadai dan bagaimana cara mengobatinya? Simak jawabannya berikut ini.

Herpes

Apa itu penyakit herpes?

Herpes adalah penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi virus herpes. 

Penyakit ini lebih dikenal sebagai herpes kulit karena gejalanya yang menimbulkan lenting atau lepuhan pada kulit yang terasa gatal.

Namun, sebenarnya terdapat delapan jenis virus herpes yang bisa menyebabkan penyakit.

  • Herpes simplex type I (HSV-1): disebut juga herpes oral yang menimbulkan luka serta benjolan melepuh di sekitar bibir serta wajah.
  • Herpes simplex type II (HSV-2): termasuk ke dalam golongan herpes genital yang bisa memicu gejala pada kelamin bagian luar dan sekitar anus.
  • Varicella zoster (VZV): penyebab cacar air dan herpes zoster (cacar api).
  • Epstein-Barr virus (EBV): menyerang limfosit T dalam tubuh sehingga menyebabkan penyakit mononukleosis atau demam kelenjar.
  • Cytomegalovirus (HHV 5, HHV 6, HHV 7): infeksi cytomegalovirus dapat berlangsung lama dan membahayakan orang dengan imunitas lemah, seperti pengidap HIV atau orang yang menjalani transplantasi organ.
  • Kaposi’s sarcoma herpesvirus (HHV 8): infeksi virus memicu pertumbuhan kanker di sekitar pembuluh darah dan limfa. Penyakit ini dikenal juga sebagai sarkoma kaposi.

Menurut The New Zealand Herpes Foundation, herpes kulit ialah penyakit yang sangat umum.

Siapa pun bisa terinfeksi oleh herpesvirus. Diperkirakan, 50% pengidapnya tertular dari kontak dengan orang lain yang terinfeksi.

Tanda dan gejala penyakit herpes

Gejala dan ciri-ciri herpes

Penyakit herpes yang menyerang kulit bisa disebabkan oleh virus herpes simpleks tipe 1 dan 2 (HSV-1 dan HSV-2) serta varicella zoster.

Terdapat beberapa perbedaan gejala antara herpes zoster dan herpes simplex, utamanya pada bagian tubuh yang terdampak.

Berikut ini merupakan tanda dan gejala penyakit herpes kulit yang paling umum.

  • Ruam disertai lenting berkelompok pada satu sisi tubuh.
  • Ruam diawali dengan benjolan merah (lenting).
  • Lenting berair dan berubah menjadi kerak kering (terlihat menyebar atau mengelompok pada beberapa bagian tubuh, seperti tangan, kaki, dan badan).
  • Rasa sakit, gatal, dan kesemutan pada lenting.
  • Demam.
  • Sakit kepala.
  • Panas dingin.
  • Kelelahan.
  • Sensitif terhadap cahaya.

Orang yang terkena penyakit ini dapat mengalami gejala yang terus kambuh secara berulang.

Sementara itu, berikut ini adalah sejumlah gejala herpes genital dan mulut yang umum terjadi.

  • Lecet dan luka pada alat kelamin bagian luar.
  • Lepuhan merah berisi air di sekitar mulut, anus, atau alat kelamin.
  • Keputihan.
  • Rasa sakit dan gatal pada lepuhan.
  • Tidak enak badan.
  • Demam.
  • Nyeri saat buang air kecil.
  • Pembengkakan kelenjar getah bening.
  • Rasa terbakar atau kesemutan di sekitar alat kelamin sebelum luka lepuhan yang berisi air kembali muncul.
  • Adanya lecet dan luka pada serviks.
  • Luka lepuhan di sekitar mulut yang berisi cairan dan berwarna kemerahan.

Kapan harus pergi ke dokter?

Jika Anda berhubungan intim dengan orang yang diketahui sakit herpes, segera periksakan diri dengan dokter. Pada orang yang sudah pernah terkena cacar air, kemungkinan virus untuk kembali aktif pun tetap ada.

Penyebab penyakit herpes

Penyakit herpes kulit disebabkan oleh infeksi virus herpes simpleks tipe 1 dan 2 serta virus varicella zoster, yakni virus yang menyebabkan cacar air dan cacar api.

Virus varicella zoster akan hidup dalam sistem saraf selama bertahun-tahun. Setelah Anda sembuh dari cacar, virus ini akan tetap “tertidur” di dalam tubuh.

Namun, terkadang infeksi bisa aktif kembali sehingga memicu cacar api alias herpes zoster.

Infeksi berulang varicella zoster lebih mungkin terjadi bila Anda mengidap kondisi yang bisa melemahkan sistem kekebalan tubuh.

Virus varicella zoster bisa ditularkan melalui kontak langsung, droplet (percikan lendir), atau udara. Sementara itu, HSV dapat menular dengan cara:

  • berhubungan intim melalui vagina atau anus tanpa kondom,
  • melakukan seks oral dengan orang yang memiliki luka dan ruam di sekitar mulut,
  • menggunakan mainan seks secara bergantian,
  • berciuman dengan orang yang memiliki ruam penyakit di sekitar mulut, serta
  • melalui kelahiran bila ibu dengan herpes genital memiliki luka saat melahirkan.

Faktor risiko penyakit herpes

Semua orang yang pernah terserang cacar air dapat terkena penyakit herpes. Namun, berikut ini adalah berbagai faktor yang meningkatkan risikonya.

  • Berusia lebih dari 50 tahun.
  • Memiliki penyakit tertentu yang melemahkan sistem imun, seperti HIV/AIDS atau kanker.
  • Sedang menjalani perawatan kanker yang bisa menurunkan kekebalan tubuh terhadap penyakit infeksi, seperti radiasi dan kemoterapi.
  • Menggunakan obat-obatan untuk mencegah penolakan terhadap organ transplantasi, misalnya penggunaan steroid yang berkepanjangan.
  • Orang dewasa yang aktif secara seksual, terutama bila memiliki pasangan seks lebih dari satu dan mulai berhubungan pada usia yang sangat muda.

Diagnosis penyakit herpes

Infeksi HSV-1 dan HSV-2 kerap kali menimbulkan gejala yang cukup khas. Maka dari itu, dokter biasanya mampu mendiagnosis infeksi virus ini hanya dari melihat gejalanya.

Untuk cacar api, dokter akan mendiagnosisnya dengan melihat riwayat rasa sakit pada satu sisi tubuh Anda. Dokter juga akan melihat apakah ada ruam dan lepuh pada bagian yang sakit.

Namun, untuk memastikan jenis infeksi, dokter juga melakukan pemeriksaan tambahan dengan mengambil sampel jaringan atau lepuhan untuk diperiksa di laboratorium.

Pengobatan penyakit herpes

minum obat antivirus

Dalam mengatasi infeksi herpesvirus, dokter bisa meresepkan obat-obatan, terapi khusus, atau kombinasi keduanya.

1. Obat-obatan

Obat-obatan mampu mengurangi keparahan gejala, memperpendek masa kekambuhan infeksi, dan mengurangi risiko penularan virus ke orang lain.

Umumnya, obat herpes diresepkan dalam bentuk pil dan salep. Untuk kasus yang cukup parah, dokter akan memberikan obat suntik.

Berikut ini merupakan berbagai jenis obat yang biasanya diresepkan.

  • Obat antivirus, seperti acyclovir, valacyclovir, dan famciclovir, yang dapat mempercepat penyembuhan dari infeksi virus.
  • Obat pereda nyeri, seperti ibuprofen, untuk mengurangi rasa sakit dan peradangan.
  • Obat dari golongan narkotika dan analgesik untuk mengurangi rasa sakit.
  • Antikonvulsan atau antidepresan trisiklik untuk mengobati rasa sakit berkepanjangan.
  • Antihistamin, seperti diphenhydramine, untuk mengatasi rasa gatal.
  • Krim, gel, atau koyo mengandung lidocaine guna mengatasi rasa sakit, biasanya hanya akan digunakan saat diperlukan.
  • Capsaicin untuk mengurangi risiko neuralgia pascaherpes, yaitu nyeri saraf yang terjadi setelah pulih dari cacar api.

2. Terapi untuk mengatasi herpes

Jika pasien berulang kali mengalami kekambuhan, umumnya dokter merekomendasikan terapi episodik dan terapi supresif yang juga menggunakan obat antivirus.

Terapi episodik dianjurkan bila Anda mengalami kekambuhan hingga enam kali dalam setahun.

Jenis terapi ini bisa membantu mempersingkat gejala herpes kulit yang biasanya muncul dalam waktu yang cukup lama.

Sementara itu, terapi supresif akan digunakan untuk orang-orang yang mengalami kekambuhan kondisi sebanyak lebih dari enam kali dalam setahun.

Terapi ini dapat mengurangi gejala setidaknya hingga 75% saat Anda meminum obat antivirus.

Pencegahan penyakit herpes

Vaksin cacar air akan melindungi Anda dari penyakit herpes zoster komplikasinya. Oleh sebab itu, semua anak perlu mengikuti imunisasi varicella.

Orang dewasa yang belum pernah terkena cacar air juga harus menerima vaksin yang satu ini.

Tak hanya vaksin, Anda juga dapat mencegah penyebaran infeksi virus varicella zoster dengan beberapa langkah berikut ini.

  • Membatasi kontak dengan orang-orang yang belum pernah terkena cacar air dan punya sistem kekebalan tubuh yang lemah.
  • Sering mencuci tangan dengan menggunakan sabun dan air mengalir.
  • Menjaga daya tahan tubuh dengan melakukan pola hidup sehat, seperti dengan makan bergizi, istirahat cukup, keloa stres, dan olahraga teratur.

Sementara itu, belum ada vaksin untuk mencegah infeksi HSV. Cara terbaik menghindari infeksi ini adalah dengan melakukan berbagai tindakan pencegahan berikut.

  • Menghindari kontak fisik langsung dengan orang yang terinfeksi.
  • Menghindari seks oral, vaginal, dan anal selama terinfeksi.
  • Menghindari berciuman dengan orang yang memiliki luka atau ruam di sekitar mulut.
  • Tidak berganti-ganti pasangan seksual.
  • Melakukan seks aman dengan menggunakan kondom.

Melakukan berbagai langkah ini secara konsisten akan membantu mencegah Anda dari infeksi herpesvirus dan komplikasinya.

Jika Anda memiliki pertanyaan lebih lanjut mengenai penyakit ini, konsultasikan dengan dokter untuk mendapakan informasi yang lebih baik.

Kesimpulan

  • Herpes adalah infeksi menular akibat virus herpes. Infeksi ini biasanya ditandai dengan luka lepuhan pada kulit, mulut, atau kelamin yang bisa kambuh berulang.
  • Penyebab utama dari penyakit herpes adalah herpes simpleks tipe 1 dan 2 (HSV-1 dan HSV-2) serta varicella zoster.
  • Penanganan infeksi ini dilakukan dengan obat-obatan, terapi, atau kombinasi keduanya.
  • Melakukan vaksinasi cacar air, menjaga kebersihan diri, serta menerapkan perilaku seks aman mampu menurunkan risiko terkena penyakit ini.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Herpes. (2023). American Academy of Family Physicians. Retrieved July 4, 2025, from https://familydoctor.org/condition/herpes/

About chickenpox. (2022). U.S. Centers for Disease Control and Prevention. Retrieved July 4, 2025, from https://www.cdc.gov/chickenpox/about/index.html

Shingles symptoms and complications. (2024). U.S. Centers for Disease Control and Prevention. Retrieved July 4, 2025, from https://www.cdc.gov/shingles/signs-symptoms/

Genital herpes. (2022). Mayo Clinic. Retrieved July 4, 2025, from https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/genital-herpes/symptoms-causes/syc-20356161

Oral herpes: Symptoms, causes & treatment. (2024). Cleveland Clinic. Retrieved July 4, 2025, from https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/oral-herpes

Testing for Herpes. (2017). The New Zealand Herpes Foundation. Retrieved July 4, 2025, from https://www.herpes.org.nz/symptoms-and-diagnosis/testing-for-herpes

Groves, M. (2016). Genital Herpes: A Review. American Family Physician, 93(11), 928-934. Retrieved from https://www.aafp.org/pubs/afp/issues/2016/0601/p928.html 

Saguil, A., Kane, S., Mercado, M., & Lauters, R. (2017). Herpes Zoster and Postherpetic Neuralgia: Prevention and Management. American Family Physician, 96(10), 656-663. Retrieved from https://www.aafp.org/pubs/afp/issues/2017/1115/p656.html

Versi Terbaru

04/07/2025

Ditulis oleh Widya Citra Andini

Ditinjau secara medis oleh dr. Tania Savitri

Diperbarui oleh: Satria Aji Purwoko


Artikel Terkait

Lansia dengan Komorbid, Benarkah Lebih Berisiko Terkena Herpes

4 Cara Anda Bisa Tertular Herpes Genital (Bukan dari Hubungan Seks Saja, Loh)


Ditinjau oleh dr. Tania Savitri · General Practitioner · Integrated Therapeutic · Ditulis oleh Widya Citra Andini · Diperbarui 04/07/2025

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan