Salah satu penyebab timbulnya bercak putih keabu-abuan pada mulut ialah leukoplakia. Bercak tersebut kerap ditemui pada lidah, gusi, atau lapisan lunak lainnya di dalam mulut.
Ditinjau secara medis oleh dr. Nurul Fajriah Afiatunnisa · General Practitioner · Klinik Chika Medika
Salah satu penyebab timbulnya bercak putih keabu-abuan pada mulut ialah leukoplakia. Bercak tersebut kerap ditemui pada lidah, gusi, atau lapisan lunak lainnya di dalam mulut.
Lantas, apakah kondisi ini berbahaya? Simak penjelasan selengkapnya di bawah ini.
Leukoplakia adalah istilah medis untuk menggambarkan kemunculan bercak putih keabu-abuan pada bagian lunak mulut, seperti pipi dalam, bawah lidah, dan gusi.
Selain bercak putih, leukoplakia biasanya terlihat menonjol seperti plak tebal. Meski begitu, plak ini tidak dapat dikikis atau terlepas dari lokasi kemunculannya.
Sebagian besar kasus bercak putih pada mulut tidak bersifat kanker alias jinak. Akan tetapi, dokter biasanya akan menganggap kemunculan bercak ini sebagai pertanda awal kanker mulut.
Oleh sebab itu, dokter akan menilai bercak putih pada lidah berdasarkan ukuran, bentuk, dan keberadaan sel abnormal dalam mulut. Ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat sel kanker.
Gangguan mulut ini lebih umum terjadi pada pasien berusia 40 hingga 70 tahun. Kejadian pada pasien berusia 20-an relatif lebih rendah.
Selain itu, bercak putih pada mulut umumnya lebih banyak ditemukan pada pasien pria dibandingkan wanita dengan perbandingan sekitar 2:1.
Dikutip dari laman European Association of Oral Medicine, leukoplakia terbagi menjadi dua kelompok utama berikut.
Bercak yang muncul sebagian besar berwarna putih seperti sariawan biasanya. Warna tersebut merata dengan bentuk permukaan halus, berkerut, atau bergerigi pada seluruh bagiannya.
Pada sejumlah kasus, leukoplakia homogen dapat berkembang menjadi proliferative verrucous leukoplakia (PVL). Penyakit ini terkait dengan sejenis virus herpes yang disebut virus Epstein-Barr.
Hampir semua kasus PVL akan berkembang menjadi kanker. Jenis gangguan ini umumnya memiliki tingkat kekambuhan yang tinggi.
Virus Epstein-Barr juga berisiko menyebabkan leukoplakia berbulut atau oral hairy leukoplakia (OHL). Tak hanya bercak putih, kondisi ini membuat lidah berbulu dan kasar.
Kelompok orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah, seperti orang dengan HIV/AIDS, lebih berisiko mengalami leukoplakia berbulu.
Bercak mungkin warnanya tidak merata, baik putih maupun putih kemerahan. Permukaannya mungkin tampak datar, lebih tinggi dari jaringan sekitar, atau membentuk benjolan.
Leukoplakia nonhomogen tujuh kali lebih berisiko menjadi kanker daripada jenis homogen.
Lapisan pipi bagian dalam, gusi, dan lidah (khususnya pada bagian bawah) merupakan beberapa area dalam rongga mulut yang sering mengalami leukoplakia.
Seperti yang disinggung sebelumnya, gejala khas dari leukoplakia yakni munculnya bercak atau plak tebal dengan bentuk yang bervariasi.
Ketika leukoplakia hadir dalam mulut, akan muncul gejala-gejala lain, meliputi:
Jika leukoplakia mengarah pada gejala kanker mulut, akan muncul bintik kemerahan yang tidak biasa. Maka itu, jangan tunda untuk segera berkonsultasi dengan dokter.
Belum diketahui secara pasti apa penyebab bercak putih di mulut. Akan tetapi, adanya iritasi kronis, konsumsi tembakau, dan kebiasaan merokok diduga meningkatkan risikonya.
Selain itu, berikut ini merupakan beberapa faktor lain yang dapat meningkatkan risiko munculnya bercak putih pada mulut.
Sementara untuk oral hairy leukoplakia, penyebab utamanya yakni infeksi virus Epstein-Barr (EBV) yang menetap dalam tubuh seumur hidup setelah seseorang terinfeksi.
Virus ini sebenarnya dalam keadaan tidak aktif. Namun, bila sistem imun melemah, EBV akan aktif kembali dan dapat menyebabkan bercak putih berbulu pada lidah kapan saja.
Sebelum mendiagnosis bercak putih pada mulut Anda, dokter akan mencari kemungkinan penyebab lainnya. Beberapa contohnya yaitu kebiasaan menggigit pipi, penggunaan gigi palsu, atau lichen planus.
Jika penyebab tidak ditemukan dan bercak putih tidak kunjung hilang dalam 2–4 minggu, dokter akan melakukan biopsi, yakni pengambilan sampel jaringan untuk diperiksa di laboratorium.
Dalam kasus leukoplakia berbulu, dokter mungkin akan menyarankan pemeriksaan HIV/AIDS guna mengetahui risiko dari penyakit yang menyerang sistem imun ini.
Perawatan lelukoplakia paling efektif dilakukan saat bercak masih berukuran kecil. Dokter gigi akan menyarankan untuk berhenti merokok dan minum alkohol, serta merawat mulut dengan baik.
Sembari melakukannya, selalu perhatikan perubahan pada area gigi dan mulut. Jika kondisi ini tidak kunjung membaik, segera periksakan kembali dengan dokter Anda.
Jika plak pada lidah dicurigai sebagai tanda awal kanker mulut, perawatan akan melibatkan penggunaan pisau bedah atau laser untuk menghancurkan jaringan tersebut.
Sementara pada kasus leukoplakia berbulu, dokter Anda akan meresepkan obat antivirus untuk menghentikan pertumbuhan plak.
Salep topikal dengan kandungan asam retinoat juga dapat diresepkan untuk mengecilkan plak.
Setelahnya, dokter biasanya meminta Anda untuk kontrol rutin. Dokter akan terus memantau perkembangan Anda dan menyarakan pengobatan lanjutan bila diperlukan.
Salah satu cara termudah untuk mencegah leukoplakia ialah menjaga kebersihan gigi dan mulut melalui langkah-langkah berikut.
Jika Anda memiliki pertanyaan lebih lanjut seputar kondisi ini, jangan ragu konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan solusi terbaik.
Catatan
Hello Health Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar