Ditinjau secara medis oleh dr. Patricia Lukas Goentoro · General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)
Lichen planus adalah penyakit kulit berupa peradangan kronis yang menyerang kulit, kuku, dan lapisan mulut. Kejadiannya ditandai dengan kemunculan bintik-bintik berwarna merah keunguan.
Kondisi ini biasanya bersifat sementara, rata-rata berlangsung 10 tahun dan paling sering memengaruhi orang dewasa yang berusia lebih dari 40 tahun.
Seringnya penyakit ini tidak menimbulkan gejala yang parah sehingga dapat diatasi sendiri di rumah. Namun, bila bintik-bintik terasa gatal atau bahkan nyeri, Anda tentunya akan membutuhkan obat-obatan dari dokter.
Lichen planus bukanlah penyakit kulit menular. Jadi, Anda tak perlu khawatir akan tertular bila berada di dekat orang-orang yang menderita penyakit ini.
Lichen planus sangat umum terjadi, namun biasanya lebih banyak terjadi pada perempuan dibanding laki-laki. Meski sering terjadi pada orang dewasa, lichen planus dapat mempengaruhi pasien usia berapa pun.
Untungnya, kondisi ini dapat dikelola dengan mengurangi faktor risiko. Silakan berdiskusi dengan dokter Anda untuk informasi lebih lanjut.
Pada kulit, jenis penyakit kulit ini akan menimbulkan bintik atau benjolan berwarna ungu kemerahan yang tampak mengilap dan kencang.
Bintik-bintik ini dapat muncul di bagian tubuh mana saja, tapi lebih sering pada pergelangan tangan, punggung, bawah, dan pergelangan kaki.
Kebanyakan orang mengalami kemunculan bintik-bintik yang lebih sedikit, tapi ada juga yang bintik-bintiknya tersebar di area yang luas dalam jumlah yang banyak.
Gejala lain yang juga menyertai adalah:
Seperti yang sudah disebutkan, lichen planus juga bisa terjadi pada kuku. Tanda-tanda yang akan muncul berupa:
Umumnya, penyakit ini hanya menyerang beberapa kuku saja.
Sedangkan pada lichen planus yang terjadi di dalam mulut, seringnya gejala muncul di bagian dalam pipi, tapi bisa juga di lidah, bibir, dan gusi. Tanda-tandanya adalah:
Anda harus segera memeriksakan diri jika benjolan-bejolan tersebut menimbulkan rasa sakit dan panas yang mengganggu.
Selain itu, temui dokter ketika Anda mengalami gejala lichen planus pada mulut, alat kelamin, kulit kepala, atau kuku.
Tubuh setiap orang berbeda, respons yang akan diberikan saat terserang suatu penyakit pun akan berbeda pula. Bila Anda khawatir tentang gejala tertentu, silakan konsultasikan pada dokter.
Penyebab lichen planus belum diketahui secara pasti. Diduga kuat penyakit ini terjadi karena adanya masalah pada kerja sistem kekebalan tubuh.
Sistem kekebalan bekerja untuk melindungi tubuh dari penyakit. Pada orang-orang yang memiliki kelainan autoimun, sistem kekebalan keliru menganggap protein dalam kulit atau mukosa sebagai zat asing yang berbahaya. Sehingga, tubuh pun menyerang protein tersebut dan menimbulkan berbagai gejala pada kulit.
Kemungkinan lainnya, terdapat beberapa hal yang dapat menjadi pemicu kemunculan penyakit ini. Di antaranya adalah:
Penyakit ini dapat menyerang siapa saja. Namun, terdapat faktor-faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang untuk mengalaminya. Faktor tersebut termasuk:
Seringnya, dokter bisa mengetahui penyakit yang Anda derita hanya dengan melihat gejala yang ada di kulit, kuku, atau bagian dalam mulut Anda.
Namun, guna menegakkan diagnosis, terkadang dokter juga akan melakukan pemeriksaan lanjutan seperti:
Seringnya, lichen planus yang ringan tidak membutuhkan penanganan khusus. Gejalanya bisa menghilang dengan sendirinya meski akan memakan waktu berbulan-bulan hingga bertahun-tahun.
Obat-obatan baru akan dibutuhkan bila gejala seperti gatal-gatal atau nyeri sudah tak tertahankan dan mengganggu aktivitas Anda. Jenis obat yang biasanya digunakan untuk mengatasi kondisi ini adalah sebagai berikut.
Pada beberapa kasus, dokter akan menyarankan pasien untuk menjalani fototerapi. Jenis fototerapi yang sering dilakukan untuk lichen planus adalah terapi yang menggunakan sinar ultraviolet B (UVB).
Fototerapi akan membantu menghilangkan bintik-bintik dan memperbaiki tampilan kulit.
Pasien harus menjalani terapi selama beberapa minggu, durasinya bergantung dengan kondisi masing-masing. Biasanya fototerapi dilakukan sebanyak dua sampai tiga kali seminggu.
Bila keadaan tak membaik setelah diberi obat atau terapi, dokter akan meresepkan obat retinoid yang diminum seperti acitretin. Sayangnya, obat ini tidak disarankan untuk ibu hamil karena dapat menimbulkan risiko cacat lahir.
Apa pun pengobatan yang dipilih, Anda tetap harus berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter. Hal ini penting agar Anda bisa memastikan bahwa penggunaan obat atau terapi benar-benar tepat dan aman untuk kondisi Anda.
Sulit untuk mencegah lichen planus oral, tapi ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mengendalikan gejalanya. Di antaranya adalah:
Anda juga perlu melakukan pemeriksaan gigi secara teratur, sehingga setiap masalah dengan gigi atau mulut dapat diidentifikasi dan diobati lebih dini.
Bila ada pertanyaan, konsultasikanlah dengan dokter untuk solusi terbaik masalah Anda.
Disclaimer
Hello Health Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.
Ditinjau secara medis oleh
dr. Patricia Lukas Goentoro
General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar