backup og meta

Luka di Mulut

Luka di Mulut

Kesehatan mulut tidak hanya mencakup kesehatan gigi, tetapi juga gusi, lidah, dan keseluruhan rongga mulut. Bahkan, masalah yang tampaknya sederhana seperti luka di mulut pun dapat berdampak besar terhadap aktivitas sehari-hari Anda.

Apa itu luka di mulut?

Luka di mulut adalah kondisi yang disebabkan oleh kerusakan jaringan lunak mulut. Ini merupakan bagian dari kondisi yang disebut lesi mulut.

Luka bisa muncul pada berbagai jaringan lunak mulut, seperti bibir, pipi bagian dalam, gusi, lidah, langit-langit mulut, dan kerongkongan.

Sariawan merupakan jenis luka yang paling sering terbentuk di dalam dinding mulut. Kondisi ini biasanya bersifat ringan dan bisa sembuh dengan sendirinya.

Namun, dalam beberapa kasus, sariawan dapat menandakan kondisi yang lebih serius, seperti kanker mulut atau infeksi herpes simpleks.

Jenis-jenis luka pada mulut

sariawan di mulut

Berikut ini adalah beberapa macam luka di dalam mulut, mulai dari yang ringan hingga serius.

1. Sariawan

Sariawan adalah luka kecil yang umumnya berwarna putih atau abu-abu dengan tepian merah. Luka ini tidak menular dan bisa muncul lebih dari satu di dalam mulut. 

Penyebabnya tidak diketahui pasti. Namun, sariawan diduga terjadi akibat gangguan kekebalan tubuh, infeksi, hingga trauma pada jaringan lunak mulut.

Luka ini biasanya sembuh sendiri dalam 1–2 minggu. Untuk mencegah iritasi lebih lanjut, jauhi makanan panas, pedas, atau asam selama Anda mengalami sariawan.

2. Cold sore

Cold sore atau lepuh demam adalah luka berisi cairan yang sering muncul di sekitar bibir. Luka di mulut ini disebabkan oleh infeksi herpes simpleks tipe 1. 

Dikutip dari Mayo Clinic, hingga saat belum ada obat khusus untuk cold sore. Akan tetapi, kondisi ini biasanya sembuh dengan sendirinya dalam 2–3 minggu. 

Obat anestesi topikal yang dijual bebas dapat meredakan rasa nyerinya. Dokter mungkin juga bisa meresepkan obat antivirus untuk melawan infeksi virus di dalam tubuh.

3. Oral thrush

Oral thrush atau kandidiasis adalah infeksi jamur di mulut yang disebabkan oleh pertumbuhan jamur Candida albicans yang tidak terkendali. 

Penyakit ini sering dialami oleh pengguna gigi tiruan, orang dengan sistem imun yang lemah, lansia, bayi, atau pengidap diabetes. Infeksi ini juga dapat terjadi setelah penggunaan antibiotik. 

Menjaga kebersihan mulut adalah cara terbaik untuk mengobati dan mencegah oral thrush. Apabila infeksinya parah, dokter dapat meresepkan obat antijamur.

4. Leukoplakia

Leukoplakia adalah luka di mulut yang ditandai bercak putih tebal yang muncul di dinding mulut, pipi bagian dalam, gusi, atau lidah.

Menurut American Dental Association, leukoplakia bisa disebabkan oleh penggunaan tembakau atau iritasi dari gigi palsu yang tidak pas sehingga memicu pertumbuhan sel berlebih.

Pada beberapa kasus, leukoplakia bisa menjadi tanda awal kanker mulut. Dokter Anda mungkin menyarankan biopsi untuk mendiagnosis penyakit ini.

Tanda dan gejala luka di mulut

Tergantung tingkat keparahan dan lokasinya, luka mulut dapat menimbulkan gejala sebagai berikut.

  • Muncul luka pada jaringan lunak mulut, seperti bibir, lidah, gusi, dan pipi bagian dalam.
  • Luka berwarna merah, putih, atau kekuningan.
  • Kemerahan pada area di sekitar luka.
  • Sensasi terbakar atau kesemutan pada area terdampak.
  • Rasa nyeri yang makin parah saat makan, minum, atau berbicara.

Mungkin ada tanda dan gejala lain yang belum disebutkan di atas. Konsultasikan dengan dokter Anda bila mengalami kekhawatiran terhadap gejala tertentu.

Penyebab luka pada mulut

menggigit pipi dalam

Luka di mulut Anda dapat muncul karena kebiasaan ringan sehari-hari ataupun penyakit serius.

Biasanya, luka yang berkembang di dalam mulut terjadi karena hal-hal berikut ini.

  • Kebiasaan menggigit lidah, pipi bagian dalam, dan bibir.
  • Mengalami iritasi akibat benda tajam, seperti kawat gigi atau gigi palsu.
  • Menyikat gigi terlalu keras atau menggunakan sikat gigi dengan bulu yang kasar.
  • Menggunakan produk tembakau, seperti rokok.
  • Terkena infeksi herpes simpleks tipe 1.

Pada kasus lainnya, luka pada mulut dapat terjadi akibat reaksi terhadap:

  • obat-obatan,
  • gingivostomatitis,
  • mononukleosis yang menular,
  • penyakit tangan, kaki, dan mulut (HFMD),
  • terapi radiasi atau kemoterapi,
  • gangguan autoimun,
  • kanker,
  • penyakit celiac,
  • infeksi bakteri, virus, atau jamur, serta
  • sistem kekebalan yang lemah akibat HIV/AIDS atau setelah transplantasi organ.

Jika Anda merasa memiliki kondisi yang menyebabkan luka di mulut, sebaiknya kunjungi dokter agar Anda mendapatkan penanganan yang tepat.

Faktor risiko luka di mulut

Beberapa faktor yang meningkatkan risiko Anda untuk mengalami kondisi ini adalah sebagai berikut.

  • Memiliki sistem kekebalan yang lemah karena penyakit atau kondisi medis tertentu.
  • Perubahan hormon, misalnya saat hamil atau menopause.
  • Kekurangan asupan vitamin, terutama vitamin B12 dan asam folat.
  • Masalah pada usus, seperti penyakit Crohn atau sindrom iritasi usus besar.

Diagnosis luka di mulut

Segera periksakan diri Anda dengan dokter bila Anda memiliki luka pada mulut dan kondisi berikut ini.

  • Luka memiliki bercak putih, yang menjadi tanda leukoplakia atau lichen planus oral.
  • Terdapat gejala infeksi herpes simpleks, seperti demam dan sakit kepala.
  • Luka tidak kunjung sembuh atau memburuk setelah beberapa minggu.
  • Baru mengonsumsi obat baru atau menjalani pengobatan kanker.
  • Baru menjalani prosedur transplantasi organ.

Diagnosis dilakukan dengan pemeriksaan mulut, lidah, dan bibir. Jika terdapat dugaan kanker mulut, dokter dapat melakukan tes kanker, seperti biopsi.

Pengobatan luka di mulut

kumur setelah sikat gigi

Luka mulut yang ringan akan hilang dengan sendirinya selama satu sampai dua minggu, tetapi terkadang bisa pula bertahan hingga enam minggu.

Untuk mengurangi rasa sakit dan nyeri, berikut ini adalah beberapa pengobatan di rumah yang dapat Anda lakukan untuk membantu proses penyembuhannya.

  • Hindari makanan panas, pedas, asin, asam, dan manis.
  • Berhenti merokok dan minum alkohol.
  • Berkumur dengan air garam.
  • Menggunakan obat pereda nyeri, seperti paracetamol.
  • Tidak meremas atau mengorek luka di dinding mulut.
  • Mengoleskan larutan hidrogen peroksida yang dicampur air di area sekitar luka.

Jangan sungkan untuk bertanya kepada apoteker tentang obat bebas atau obat kumur yang bisa membantu penyembuhan luka di mulut Anda.

Apabila kondisi ini tidak kunjung membaik, segera konsultasikan dengan dokter. Dokter dapat meresepkan obat pereda nyeri, obat anti-inflamasi, atau gel steroid.

Untuk mengatasi luka mulut yang disebabkan oleh infeksi virus, bakteri, dan jamur, dokter bisa menyediakan obat untuk mengobati infeksi yang menjadi penyebabnya.

Pencegahan luka pada mulut

Memang tidak ada cara mutlak dalam mencegah pembentukan luka pada mulut. Namun, Anda bisa melakukan langkah-langkah berikut untuk mengurangi risikonya. 

  • Mengunyah makanan secara perlahan.
  • Menghindari makanan dan minuman yang terlalu panas.
  • Menggunakan jenis sikat gigi yang berbulu lembut.
  • Mengelola stres dengan sebaik mungkin.
  • Mengonsumsi makanan sehat dan mengandung gizi seimbang.
  • Mengurangi atau menghilangkan makanan pemicu iritasi, seperti makanan pedas.
  • Melakukan konsultasi dengan dokter gigi secara rutin.
  • Mengonsumsi suplemen vitamin, terutama vitamin B kompleks.
  • Minum cukup air putih.
  • Berhenti merokok dan membatasi konsumsi alkohol.
  • Menggunakan pelembap bibir SPF 15, khususnya ketika berada di luar dan di bawah sinar matahari.

Apabila Anda memiliki pertanyaan lebih lanjut tentang kondisi ini, konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan solusi terbaik dari masalah Anda.

Kesimpulan

  • Beberapa jenis luka di mulut yang umum terjadi adalah sariawan, lepuh demam (cold sore), infeksi jamur di mulut (oral thrush), dan leukoplakia.
  • Kondisi ini disebabkan berbagai faktor, mulai dari kebiasaan sehari-hari hingga masalah kesehatan yang serius, seperti infeksi, gangguan autoimun, dan kanker mulut.
  • Jaga kebersihan mulut dan hindari faktor pemicunya. Jika Anda memiliki luka pada mulut yang tidak kunjung sembuh, konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Mouth ulcers. (2017). Oral Health Foundation. Retrieved November 25, 2024, from https://www.dentalhealth.org/mouth-ulcers

Mouth ulcers: Harmful or just annoying? (2023). Cleveland Clinic. Retrieved November 25, 2024, from https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/21766-mouth-ulcer

Cold sore. (2023). Mayo Clinic. Retrieved November 25, 2024, from https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/cold-sore/symptoms-causes/syc-20371017

Leukoplakia. (n.d.). American Dental Association. Retrieved November 25, 2024, from https://www.mouthhealthy.org/all-topics-a-z/leukoplakia/

Oral thrush. (2023). healthdirect. Retrieved November 25, 2024, from https://www.healthdirect.gov.au/oral-thrush

Singh, A., Verma, R., Murari, A., & Agrawal, A. (2014). Oral candidiasis: An overview. Journal of oral and maxillofacial pathology : JOMFP, 18(Suppl 1), S81–S85. https://doi.org/10.4103/0973-029X.141325

Versi Terbaru

05/12/2024

Ditulis oleh Satria Aji Purwoko

Ditinjau secara medis oleh drg. Maurany Annisa Haque

Diperbarui oleh: Diah Ayu Lestari


Artikel Terkait

Bisakah Sariawan Menular Lewat Ciuman?

Kenali Perbedaan Sariawan Biasa dan Herpes di Mulut


Ditinjau secara medis oleh

drg. Maurany Annisa Haque

Gigi · Maro Dental Practice Jember


Ditulis oleh Satria Aji Purwoko · Tanggal diperbarui 6 hari lalu

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan