Salah satu penyebab timbulnya bercak putih keabu-abuan pada mulut ialah leukoplakia. Bercak tersebut kerap ditemui pada lidah, gusi, atau lapisan lunak lainnya di dalam mulut.
Lantas, apakah kondisi ini berbahaya? Simak penjelasan selengkapnya di bawah ini.
Apa itu leukoplakia?
Leukoplakia adalah istilah medis untuk menggambarkan kemunculan bercak putih keabu-abuan pada bagian lunak mulut, seperti pipi dalam, bawah lidah, dan gusi.
Selain bercak putih, leukoplakia biasanya terlihat menonjol seperti plak tebal. Meski begitu, plak ini tidak dapat dikikis atau terlepas dari lokasi kemunculannya.
Sebagian besar kasus bercak putih pada mulut tidak bersifat kanker alias jinak. Akan tetapi, dokter biasanya akan menganggap kemunculan bercak ini sebagai pertanda awal kanker mulut.
Oleh sebab itu, dokter akan menilai bercak putih pada lidah berdasarkan ukuran, bentuk, dan keberadaan sel abnormal dalam mulut. Ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat sel kanker.
Apakah leukoplakia selalu berkembang menjadi kanker?
Jenis-jenis leukoplakia
Gangguan mulut ini lebih umum terjadi pada pasien berusia 40 hingga 70 tahun. Kejadian pada pasien berusia 20-an relatif lebih rendah.
Selain itu, bercak putih pada mulut umumnya lebih banyak ditemukan pada pasien pria dibandingkan wanita dengan perbandingan sekitar 2:1.
Dikutip dari laman European Association of Oral Medicine, leukoplakia terbagi menjadi dua kelompok utama berikut.
1. Leukoplakia homogen
Bercak yang muncul sebagian besar berwarna putih seperti sariawan biasanya. Warna tersebut merata dengan bentuk permukaan halus, berkerut, atau bergerigi pada seluruh bagiannya.
Pada sejumlah kasus, leukoplakia homogen dapat berkembang menjadi proliferative verrucous leukoplakia (PVL). Penyakit ini terkait dengan sejenis virus herpes yang disebut virus Epstein-Barr.
Hampir semua kasus PVL akan berkembang menjadi kanker. Jenis gangguan ini umumnya memiliki tingkat kekambuhan yang tinggi.
Virus Epstein-Barr juga berisiko menyebabkan leukoplakia berbulut atau oral hairy leukoplakia (OHL). Tak hanya bercak putih, kondisi ini membuat lidah berbulu dan kasar.
Kelompok orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah, seperti orang dengan HIV/AIDS, lebih berisiko mengalami leukoplakia berbulu.
2. Leukoplakia nonhomogen
Bercak mungkin warnanya tidak merata, baik putih maupun putih kemerahan. Permukaannya mungkin tampak datar, lebih tinggi dari jaringan sekitar, atau membentuk benjolan.
Leukoplakia nonhomogen tujuh kali lebih berisiko menjadi kanker daripada jenis homogen.
Tanda dan gejala leukoplakia
Lapisan pipi bagian dalam, gusi, dan lidah (khususnya pada bagian bawah) merupakan beberapa area dalam rongga mulut yang sering mengalami leukoplakia.
Seperti yang disinggung sebelumnya, gejala khas dari leukoplakia yakni munculnya bercak atau plak tebal dengan bentuk yang bervariasi.
Ketika leukoplakia hadir dalam mulut, akan muncul gejala-gejala lain, meliputi:
- plak berwarna putih atau keabu-abuan.
- plak bertekstur keras, tebal, dengan permukaan yang menonjol,
- ukuran dan bentuk plak tidak beraturan, dan
- terkadang permukaan plak terasa berbulu, khususnya pada kasus oral hairy leukoplakia.
Jika leukoplakia mengarah pada gejala kanker mulut, akan muncul bintik kemerahan yang tidak biasa. Maka itu, jangan tunda untuk segera berkonsultasi dengan dokter.
Kapan Anda harus periksa ke dokter?
Selain gejala di atas, waspadai bila bercak putih disertai rasa sakit saat makan atau bicara, nyeri yang tidak membaik dalam dua minggu, perubahan pada jaringan mulut, dan sakit telinga.
Penyebab dan faktor risiko
Belum diketahui secara pasti apa penyebab bercak putih di mulut. Akan tetapi, adanya iritasi kronis, konsumsi tembakau, dan kebiasaan merokok diduga meningkatkan risikonya.
Selain itu, berikut ini merupakan beberapa faktor lain yang dapat meningkatkan risiko munculnya bercak putih pada mulut.
- Cedera berulang yang menimbulkan luka pada bagian dalam pipi, seperti karena tidak sengaja tergigit.
- Maloklusi yang membuat permukaan gigi bergerigi, tajam, atau tidak rata sehingga bisa melukai permukaan lidah dan gusi.
- Gigi palsu atau kawat gigi tidak dipasang dalam posisi yang benar.
- Konsumsi alkohol jangka panjang (alkoholisme).
- Infeksi jamur Candida albicans di dalam mulut.
- Kurang menjaga kesehatan mulut dan gigi.
- Kekurangan asupan vitamin A dan B.
- Menjalani pengobatan kanker, seperti kemoterapi dan radioterapi.
Sementara untuk oral hairy leukoplakia, penyebab utamanya yakni infeksi virus Epstein-Barr (EBV) yang menetap dalam tubuh seumur hidup setelah seseorang terinfeksi.
Virus ini sebenarnya dalam keadaan tidak aktif. Namun, bila sistem imun melemah, EBV akan aktif kembali dan dapat menyebabkan bercak putih berbulu pada lidah kapan saja.