Hubungan Sehat

Kalau mau jujur sekarang, saya secara tdk langsung ikut terlibat peristiwa 1998 krn setuju dgn teman2 mahasiswa untuk membunuh. Jadi spt suku liar. Apakah di kota besar juga ada orang yang keturunan suku liar dari leluhurnya? Karena itu mau tes DNA ancestry. Akhirnya bnyk yg bilang saya ya liar dan tidak beradab serta tdk tahu etika dan suka marah kalau keinginan tidak terkabul. Ya kalau mau jujur sikap apartheid menurun dari nenek dan nenek buyut dan ayahku sdkt bnyk niru. Kalau saya tergantung mood. Tapi di internet diam2 kasih aspirasi, kalau ayahku tahu tentu dilarang. Jadi saya lahir dari ortu beda etnis yang saling bermusuhan. Jadi apakah saya punya kepribadian ganda dan sikap apartheid juga menurun pada diri saya semacam Hitler dll. karena ayah dan ibuku sering cekcok? Bagaimana cara mencari solusinya? Meskipun nenek dan ayahku sdh meninggal sikap apartheid tetap melekat pada diri saya sehingga dijauhi TEMAN dan dibilang aneh krn asal usul saya dianggap tdk jelas. Akhirnya ke

Halo Dok,

Saya baru saja menikah dengan suami saya tahun lalu. Usia saya 40 tahun dan suami 47 tahun. Saat ini kami melakukan long distance marriage karena suami bekerja sebagai pelaut. Kami bertemu selama 2 minggu setiap 3 bulan. Dan sepanjang kunjungan suami, kami berhubungan seks hampir setiap hari tapi sudah sejak awal saya melihat bahwa suami libidonya rendah sekali. Saya tahu dia menyukai saya dan menikmati seks yg kami lakukan tetapi dia selalu membutuhkan stimulus dan foreplay dr saya. Jarang sekali suami berinisiatif untuk melakukan hubungan seks tetapi jika saya memberikan rangsangan dia selalu menikmatinya. Saya tidak berpikir macam2 karena saya mengenal karakter suami saya yg pemalu dan pendiam. Mengapa inisiatif suami saya rendah sekali utk memulai hubungan seks dok? Apakah dia sedang mengalami penurunan libido? Durasi hubungan seks kami juga hanya sekitar 5 atau 10 menit. Apakah yang menyebabkan suami saya selalu ejakulasi dini? Dia selalu berkata bahw

Halo Dokter,

Saya seorang ibu rumah tangga dengan 3 anak. Dan skrg sudah menikah lagi kurang dr setahun. Saya selalu merasa kesepian karena suami seorang pelaut. Suami hanya berkunjung selama 2 minggu setiap 3 bulan sekali. Saya sudah melakukan berbagai cara dan kegiatan supaya tidak merasa kesepian, tp perasaan itu selalu muncul dan saya sering sekali menangis dok. Komunikasi dengan suami lancar setiap hari dan suami juga selalu membuka obrolan melalui chat atau videocall. Tapi tetap saja semakin hari saya semakin merasa kesepian. Suami saya orangnya baik. Sangat baik. Hanya ada perasaan seperti : ketika jauh saya merindukannya, ketika dekat kadang dia menyenangkan dan menyebalkan di saat yg bersamaan. Kalau dia jauh, saya berharap dia cepat pulang. Tapi ketika dia sudah pulang, saya berharap dia cepat pergi lagi krna kadang² sikapnya kurang menyenangkan, meskipun seringnya dia sangat baik. Dia selalu minta maaf dan menyesali perbuatannya kalo dia sudah menyinggung