backup og meta

Alergi Lipstik, Kenali Gejala, Penyebab, dan Pengobatan

Alergi Lipstik, Kenali Gejala, Penyebab, dan Pengobatan

Ada banyak jenis pewarna bibir alias lipstik yang dibuat dalam berbagai formulasi kimia. Kandungan kimia dalam lipstik bisa memicu reaksi alergi pada beberapa orang. 

Alergi lipstik bisa menimbulkan reaksi yang ringan hingga berat. Kenali zat kimia pada lipstik yang bisa menyebabkan alergi beserta gejala dan cara mengatasinya di sini.

Apa itu alergi lipstik?

Alergi lipstik adalah munculnya reaksi berlebihan dari sistem imun akibat zat kimia tertentu (alergen) yang terkandung dalam lipstik. Kondisi ini kerap disebut dengan alergi kontak cheilitis.

Reaksi alergi ini tergolong ke dalam hipersensitivitas tipe IV atau alergi yang muncul akibat reaksi peradangan akibat bahan-bahan tertentu.

Alergi lipstik bisa menimbulkan gejala seperti bibir seperti terbakar, gatal, hingga bengkak.  Reaksi ini bisa terjadi dalam waktu 24 sampai 72 jam dan berlangsung selama 2 sampai 3 hari.

Gejala tersebut biasanya muncul di bagian bibir luar dan pinggiran mulut dan terlihat seperti eksim.

Bagaimana gejala alergi lipstik?

angular cheilitis luka di bibir

Jika Anda memilih pewarna bibir baru, waspadai apakah muncul gejala alergi seperti berikut ini.

1. Bibir terasa panas

Munculnya rasa panas di bibir setelah memakai lipstik bisa menjadi gejala awal alergi. Selain terasa panas, reaksi alergi bisa menimbulkan sensasi terbakar bahkan sampai mati rasa. 

2. Gatal

Gejala alergi kulit ini biasanya tidak langsung muncul. Anda baru bisa merasakan gatal beberapa jam setelah Anda menggunakan lipstik. Rasa gatalnya bisa bertambah kuat seiring waktu. 

3. Kering dan mengelupas

Setelah gatal, bibir bisa terasa kaku dan kering. Saat Anda menggerakkan bibir, kulit permukaan pun bisa retak dan pecah-pecah.

Kulit bibir pun mengelupas bahkan mengalami kemerahan hingga berdarah dan melepuh.

4. Bibir bengkak

Pembengkakan adalah reaksi yang umum saat tubuh melawan zat-zat pemicu alergi atau alergen tertentu.

Gejala alergi di bibir biasanya ringan, tetapi berpotensi mengancam nyawa jika bengkak menjalar hingga saluran pernapasan.

Apa penyebab alergi lipstik?

Penyebab alergi lipstik adalah sistem imun yang menimbulkan peradangan kulit ketika bereaksi dengan kandungan kimia tertentu yang terdapat dalam lipstik. 

Mengutip riset terbitan Minnesota Medical Association (2017), berikut ini adalah kandungan pada lipstik yang bisa menyebabkan alergi.

1. Benzophenone-3

Benzophenone-3 adalah kandungan tabir surya pada lipstik. Kandungan ini memang melindungi bibir dari paparan sinar UV, tapi bisa memicu alergi.

Alergen ini bisa menimbulkan gejala alergi seperti bibir bengkak dan melepuh.

2. Bahan perasa 

Ada beberapa jenis kandungan perasa pada lipstik, yaitu peppermint dan menthol. Bahan lipstik yang satu ini memberikan sensasi segar dan dingin di bibir.

Akan tetapi, keduanya bisa memicu alergi lipstik. Bahan menthol bahkan menyebabkan efek alergi yang cukup kuat seperti pada bahan benzophenone-3.

3. Pewangi tambahan

Ada beberapa bahan pewangi yang ditambahkan pada lipstik, seperti:

  • balsam peru,
  • cinnamic alcohol,
  • cinnamic aldehyde, dan
  • limonene.

Bahan-bahan di atas bisa menimbulkan reaksi alergi yang berat seperti bibir bengkak dan melepuh hingga muncul lenting.

4. Pelembap

Bahan pelembap pada dasarnya bisa mengurangi risiko alergi. Hanya saja, ada beberapa kandungan pelembap yang justru memicu reaksi alergi ringan, seperti:

  • minyak jarak atau castor oil,
  • minyak wijen,
  • resin,
  • minyak zaitun ozonisasi,
  • propolis, dan
  • lanolin.

5. Pewarna

Ada beberapa jenis pewarna yang memicu alergi. Waspadai timbulnya reaksi alergi jika ada menggunakan lipstik yang mengandung bahan pewarna seperti: 

  • D&C Yellow #11,
  • D&C Red #7, 17, 21 (eosin), 36,
  • lithol Rubine BCA,
  • quinazoline yellow, dan
  • carmine.

Kandungan bahan pewarna tersebut biasanya tertera pada bagian komposisi di kemasan produk lipstik.

Beberapa bahan lainnya yang menyebabkan alergi adalah logam nikel dan kandungan pengawet.

Lipstik umumnya tidak mengandung nikel. Namun, kandungan ini biasanya ditemukan pada wadah lipstik.

Bagaimana diagnosis alergi lipstik?

Tes Tempel ( Skin Patch Test)

Untuk mengetahui apakah memiliki alergi lipstik atau tidak, Anda bisa menjalani beberapa pemeriksaan berikut.

1. Tes tempel

Dokter akan melakukan tes alergi dengan tes tempel atau patch test untuk menguji kemunculan reaksi alergi.

Dokter akan menempelkan beberapa sampel bahan pemicu alergi pada punggung selama 48 jam. Hasil tes tempel akan muncul setelah 96 jam.

Jika Anda memiliki alergi pewarna bibir, beberapa komposisi lipstik yang ditempel pada punggung akan membuat kulit Anda kemerahan hingga melepuh.

2. Swab bibir

Ini berguna untuk mendeteksi infeksi bakteri dan jamur yang bisa memicu infeksi kulit pada bibir yang menyerupai gejala alergi, seperti infeksi mikroorganisme berikut.

  • Candida albicans.
  • Staphylococcus aureus.
  • Streptococcus.

3. Biopsi

Biopsi adalah pengambilan sampel kecil dari jaringan bibir Anda. Sampel ini nantinya diperiksa di bawah mikroskop untuk mengetahui penyebab utama masalah pada bibir.

Pengambilan sampel ini biasanya dilakukan bila kondisi jaringan bibir masih rusak dalam jangka waktu panjang.

Bagaimana cara mengobati alergi lipstik?

alergi lipstik

Berikut adalah beberapa cara untuk mengobati bibir alergi lipstik.

1. Gunakan pelembap bibir

Salah satu gejala alergi ini adalah bibir kering dan pecah-pecah. Untuk mengurangi gejalanya, Anda bisa memilih kandungan pelembap berikut yang tidak memicu alergi, seperti:

2. Kortikosteroid

Kortikosteroid adalah obat alergi yang berguna untuk meringankan gejala peradangan dan gatal-gatal pada bibir.

Obat ini biasanya berbentuk jel atau salep dengan kandungan hidrokortison sebesar 1%. Pastikan Anda tidak menggunakannya selama lebih dari seminggu tanpa pengawasan dokter.

3. Calcineurin inhibitor

Obat ini bisa dioleskan ke bibir yang mengalami alergi. Obat ini mengandung tiga jenis kandungan aktif yaitu cyclosporine, tacrolimus, dan pimecrolimus.

Cara kerja calcineurin inhibitor adalah dengan menekan senyawa peradangan pada tubuh yang muncul akibat reaksi alergi. Pengobatan ini dilakukan jika kortikosteroid sudah tidak berefek.

Apa saja komplikasi alergi lipstik?

Alergi biasanya bisa mereda dengan cepat setelah Anda tidak menggunakan kosmetik ini sampai reaksi mereda.

Namun, dalam kasus tertentu, alergi kosmetik yang satu ini bisa memicu reaksi alergi yang mengancam nyawa atau anafilaksis.

Tanda-tanda seseorang mengalami anafilaksis, yaitu:

  • pusing,
  • pingsan,
  • tekanan darah rendah,
  • napas pendek dan cepat,
  • mengi atau napas berbunyi,
  • detak jantung cepat,
  • berkeringat banyak,
  • pembengkakan pada lidah dan tenggorokan,
  • muntah,
  • diare, dan
  • pusing.

Bagaimana cara mencegah alergi lipstik?

merawat bibir penting

Berikut ini cara untuk mengurangi risiko bibir terkena alergi.

  • Kelola stres. Stres membuat seseorang rentan mengalami gejala alergi.
  • Pakai pelembap bibir rutin. Gunakan pelembap bibir sebelum menggunakan lipstik, sebelum beraktivitas, dan malam sebelum tidur.
  • Hindari menjilat bibir. Liur akan merusak lapisan pelindung bibir sehingga bibir rentan meradang.
  • Baca komposisi lipstik. Ini berguna untuk memilih lipstik yang bebas alergen.

Alergi lipstik adalah salah satu alergi kosmetik yang umum terjadi. Kondisi ini muncul akibat kandungan lipstik yang mengiritasi dan membuat bibir meradang.

Sebelum membeli lipstik, pastikan Anda mengecek komposisinya terlebih dahulu, terutama bila Anda pemilik kulit sensitif dan riwayat alergi.

[embed-health-tool-bmr]

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Warrington, R., Watson, W., Kim, H., & Antonetti, F. (2011). An introduction to immunology and immunopathology. Allergy, Asthma & Clinical Immunology, 7(S1). doi: 10.1186/1710-1492-7-s1-s1

Allergic contact cheilitis | DermNet NZ. (2022). Retrieved 17 January 2022, from https://dermnetnz.org/topics/allergic-contact-cheilitis

Contact reactions to lipsticks and other lipcare products | DermNet NZ. (2022). Retrieved 17 January 2022, from https://dermnetnz.org/topics/contact-reactions-to-lipsticks-and-other-lipcare-products

Ravitasari, Y., Radithia, D., & Hadi, P. (2015). Allergic contact cheilitis due to lipstick. Dental Journal (Majalah Kedokteran Gigi), 48(4), 173. doi: 10.20473/j.djmkg.v48.i4.p173-176

Bhutta, B., & Hafsi, W. (2021). Cheilitis. Statpearls Publishing. Retrieved from https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK470592/

Patch tests: Skin Contact Allergy Tests Explained – DermNet. (2022). Retrieved 17 January 2022, from https://dermnetnz.org/topics/patch-tests

Lugović-Mihić, L. (2018). Differential Diagnosis of Cheilitis – How to Classify Cheilitis?. Acta Clinica Croatica, 57(2). doi: 10.20471/acc.2018.57.02.16

Hydrocortisone for skin: a steroid medicine for treating eczema, psoriasis and insect bites. (2019). Retrieved 17 January 2022, from https://www.nhs.uk/medicines/hydrocortisone-skin-cream/

7 dermatologists’ tips for healing dry, chapped lips. (2022). Retrieved 17 January 2022, from https://www.aad.org/public/everyday-care/skin-care-basics/dry/heal-dry-chapped-lips

Al Johani, K., Hegarty, A., Porter, S., & Fedele, S. (2009). Calcineurin inhibitors in oral medicine. Journal of the American Academy of Dermatology, 61(5), 829-840. doi: 10.1016/j.jaad.2009.03.012

Anaphylaxis – Symptoms and causes. (2022). Retrieved 17 January 2022, from https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/anaphylaxis/symptoms-causes/syc-20351468

Lip licker’s dermatitis | DermNet NZ. (2022). Retrieved 17 January 2022, from https://dermnetnz.org/topics/lip-lickers-dermatitis

Versi Terbaru

07/09/2023

Ditulis oleh Larastining Retno Wulandari

Ditinjau secara medis oleh dr. Patricia Lukas Goentoro

Diperbarui oleh: Nanda Saputri


Artikel Terkait

Bibir Terasa Panas Seolah Terbakar? Obati dengan Ini

7 Cara Alami Membuat Bibir Lembut dan Tampak Merah Merona


Ditinjau secara medis oleh

dr. Patricia Lukas Goentoro

General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)


Ditulis oleh Larastining Retno Wulandari · Tanggal diperbarui 07/09/2023

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan