Saat menempel pada alergen, antibodi IgE akan menghasilkan pelepasan zat kimia histamin yang memicu reaksi alergi ringan hingga parah.
Alergen yang menyebabkan reaksi alergi dapat berasal dari hal berikut ini.
- Bahan makanan: kacang-kacangan, ikan, dan kerang
- Hewan: bulu hewan peliharaan, tikus, dan gigitan serangga
- Lingkungan: jamur, debu, tungau, dan lateks
Reaksi ringan umumnya menunjukkan gejala-gejala alergi, seperti ruam kulit, gatal-gatal, hidung gatal, bersin-bersin, mata merah, dan sakit perut.
Sementara itu, reaksi alergi parah atau anafilaksis dapat menyebabkan pembengkakan tenggorokan, sesak napas, mengi, nyeri dada, hingga tekanan darah turun.
2. Reaksi hipersensitivitas tipe 2
Hipersensitivitas tipe 2 atau reaksi hipersensitivitas sitotoksik terjadi saat sel-sel yang sehat mati akibat dari sistem kekebalan tubuh yang merespons antigen.
Berbeda dengan alergi, tipe reaksi ini melibatkan antibodi tubuh yang berbeda, yakni imunoglobulin G (IgG) dan imunoglobulin M (IgM).
Karena memengaruhi sel-sel tubuh yang sehat, kondisi ini bisa menyebabkan kerusakan jangka panjang pada sel dan jaringan dalam tubuh Anda.
Beberapa kondisi berikut dapat terjadi akibat dari hipersensitivitas tipe 2.
- Trombositopenia, berkurangnya kadar sel darah merah atau trombosit dalam tubuh.
- Anemia hemolitik autoimun, sel darah merah mati lebih cepat dari waktu seharusnya.
- Neutropenia, kadar neutrofil atau sel darah putih tertentu terlalu rendah.
- Kondisi autoimun lainnya, seperti penyakit Graves (Graves disease).
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar