Anda disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter atau ahli gizi tentang makanan yang perlu dihindari. Selain itu, Anda juga bisa mengetahuinya sendiri dengan mengingat makanan apa saja yang membuat tubuh Anda terasa tidak nyaman.
Setelah memilih mana yang akan dieliminasi, Anda harus menyingkirkan bahan-bahan tersebut dari menu makan Anda selama beberapa minggu. Umumnya, fase ini dilakukan selama enam minggu, tapi ada juga yang melakukannya selama dua sampai empat minggu.
Bila fase ini berjalan lancar dan tidak menghasilkan reaksi alergi, Anda dapat melanjutkan ke fase reintroduksi. Pada fase ini, Anda akan kembali mengonsumsi makanan yang sebelumnya sudah dieliminasi secara bertahap. Kebanyakan makanan pertama yang dipilih adalah makanan yang memiliki risiko terendah untuk menimbulkan gejala.
Bila yang dieliminasi lebih dari satu jenis kelompok makanan, Anda bisa menambahkannya sekitar tiga sampai lima hari setelah Anda kembali mengonsumsi kelompok makanan berisiko yang pertama. Mulailah konsumsi makanan dengan porsi yang sedikit.
Misalnya, makanan pertama yang dikonsumsi setelah fase diet eliminasi adalah telur. Jika selama tiga hari tersebut tak ada gejala yang muncul, Anda bisa meneruskan dengan mulai konsumsi produk susu setelahnya.
Sementara Anda mengubah pola makan, dokter akan memantau gejala alergi yang muncul. Apabila Anda memang alergi terhadap makanan yang sedang dihindari, kemungkinan gejala akan berkurang.
Adakah risiko dari tes alergi?

Tes alergi berisiko menyebabkan gatal-gatal ringan, kemerahan, atau bengkak pada kulit. Gejala-gejala ini dapat hilang sendiri dalam hitungan jam hingga beberapa hari. Krim kortikosteroid ringan dapat meringankan gejala-gejala tersebut.
Pada kasus langka, tes alergi mungkin saja memicu reaksi yang perlu ditangani secara medis. Ini sebabnya setiap tes harus dilakukan di klinik dengan obat-obatan dan peralatan yang memadai, termasuk suntikan epinefrin untuk kondisi darurat.
Salah satu kondisi darurat yang dimaksud adalah syok anafilaksis, yakni reaksi alergi parah yang dapat membahayakan jiwa. Tanda-tandanya antara lain kesulitan bernapas, pembengkakan tenggorokan, dan penurunan tekanan darah secara mendadak.
Kendati demikian, tes alergi merupakan prosedur yang aman selama dilakukan dalam pengawasan dokter. Manfaatnya pun lebih besar dibandingkan risikonya, sebab tes ini membantu Anda mengenali apa saja pemicu alergi di lingkungan yang perlu dihindari.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar