Ditinjau secara medis oleh dr. Patricia Lukas Goentoro · General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)
Kosmetik, mulai dari bedak hingga parfum, memang dapat meningkatkan kepercayaan diri penggunanya. Namun, tidak semua produk kosmetik cocok dipakai oleh semua orang.
Bagi beberapa orang mungkin akan mengembangkan reaksi alergi setelah menggunakan kosmetik tertentu. Ada banyak hal yang menyebabkan kondisi ini, seperti bahan kimia dan baru pertama kali menggunakan kosmetik.
Umumnya, wanita diperkirakan rata-rata memakai setidaknya tujuh jenis kosmetik setiap hari dan reaksi alergi terhadap produk ini cukup umum.
Prevalensi alergi kosmetik pada populasi umum memang tidak diketahui. Namun, penelitian menunjukkan hingga 10% populasi akan mengalami sejumlah reaksi kulit terhadap kosmetik sepanjang hidupnya.
Angka tersebut mungkin lebih tinggi karena ada banyak gejala alergi pada kulit yang ringan dan diobati tanpa bantuan dari dokter.
Gejala alergi kulit terutama untuk kosmetik mungkin akan berbeda pada setiap orang. Beberapa orang mungkin akan mengembangkan gejala beberapa saat setelah penggunaan kosmetik.
Sementara itu, tidak sedikit pula yang mengalami tanda-tanda alergi beberapa hari atau bertahun-tahun usai pemakaian.
Ciri-ciri alergi produk kosmetik atau skin care (perawatan kulit) cukup beragam, tergantung pada tingkat keparahan dan area yang terpapar, seperti:
Selain beberapa gejala yang telah disebutkan, alergi terhadap produk perawatan kulit juga dapat memengaruhi sistem pernapasan. Pasalnya, kosmetik tersedia dalam berbagai jenis, termasuk parfum dan lipstik
Bagi para penderita alergi parfum mungkin akan mengalami beberapa gejala di bawah ini mengingat produknya berbentuk uap dan dapat dihirup. Kondisi ini lebih sering terjadi pada pasien asma, rinitis alergi, dan infeksi saluran pernapasan akibat virus.
Tidak hanya pada kulit wajah dan bagian tubuh lainnya, pengguna produk kosmetik pada bibir, seperti lipstik, juga bisa mengalami reaksi alergi.
Alergi lipstik, lip balm, dan produk bibir lainnya dapat menyebabkan peradangan di bibir (cheilitis). Jika seseorang memiliki alergi terhadap lipstik, ada kemungkinan bibir mereka mengalami reaksi:
Jika alergi semakin parah dan tidak segera ditangani, Anda berisiko mengalami reaksi alergi yang cukup parah, yaitu syok anafilaksis. Jika Anda mengalami beberapa tanda di bawah ini, segera periksakan diri ke dokter atau ruang gawat darurat.
Penyebab alergi kulit kulit akibat penggunaan kosmetik dan skin care cukup beragam. Namun, kebanyakan kasus menunjukkan bahwa alergi terhadap produk perawatan kulit ini disebabkan oleh bahan kimia yang menjadi alergen.
Lantas, bahan kimia apa saja yang dapat menimbulkan reaksi kulit setelah menggunakan kosmetik?
Paraben adalah salah satu zat kimia yang paling sering ditemui dalam produk kosmetik, terutama lipstik. Anda mungkin dapat mengenalinya dengan methyl-, ethyl-, propyl-, dan parahydroxybenzoate.
Bagi Anda yang memiliki kulit sensitif tentu perlu berhati-hati dengan produk yang mengandung paraben. Penggunaan kosmetik yang mengandung paraben dapat menimbulkan reaksi alergi berupa dermatitis.
Kemunculan gejala alergi terkadang tidak terjadi dalam satu kali pemakaian. Namun, reaksi alergi dapat muncul akibat penggunaan kosmetik secara berulang-ulang.
Berikut ini beberapa produk yang sering menggunakan paraben sebagai bahan kimia utamanya:
Alergi benzoil peroksida sebenarnya bukan hal yang umum terjadi. Hal ini dikarenakan tidak sedikit orang yang sulit membedakan gejala alergi dengan efek samping dari benzoil peroksida.
Menurut Food and Drugs Administration di Amerika Serikat (setara BPOM di Indonesia) terdapat 131 laporan reaksi alergi serius akibat benzoil peroksida dalam obat jerawat.
Laporan ini berasal dari konsumen dan produsen yang terjadi di tahun 1969 hingga Januari 2013. Pada umumnya, gejala alergi akan bertambah parah sampai penggunanya berhenti memakai obat atau kosmetik yang mengandung alergen.
Beberapa orang mungkin tidak sadar bahwa kosmetik yang mereka gunakan mengandung zat pewangi yang dapat menimbulkan sejumlah reaksi alergi. Faktanya, lebih dari 5000 wewangian yang berbeda terkandung dalam kosmetik dan skin care.
Sebagai contoh, zat pewangi yang ada di parfum, bedak, dan lipstik dapat menyebabkan alergi. Untuk menyebabkan reaksi alergi pada kulit, sejumlah kecil zat pewangi perlu menembus kulit dan menempel pada protein kulit.
Apabila hal ini terjadi, sistem kekebalan tubuh akan bereaksi dan menganggap zat pewangi sebagai ancaman. Akibatnya, tubuh pun menunjukkan gejala alergi.
Beberapa jenis zat pewangi memang dapat langsung mengikat protein kulit. Namun, ada pula sebagian jenis wewangian yang perlu diubah terlebih dahulu secara kimiawi sebelum menempel pada protein kulit.
Transformasi ini terjadi pada kulit dan pewangi yang bereaksi. Sebagai contoh, saat terpapar udara, sinar matahari, atau bagian bawah kulit setelah bereaksi dengan enzim kulit.
Hal ini yang membuat zat pewangi pada kosmetik menjadi salah satu penyebab dermatitis kontak alergi yang cukup umum.
Selain beberapa senyawa kimia yang disebutkan di atas, ada zat lainnya yang dapat menimbulkan reaksi alergi, yaitu:
Pada dasarnya, siapa saja dapat mengalami alergi terhadap kosmetik. Namun, ada sejumlah kelompok yang berisiko terkena alergi ini, di antaranya:
Perlu diingat bahwa tidak memiliki satupun faktor risiko yang disebutkan tidak berarti Anda terbebas dari alergi. Oleh sebab itu, Anda tetap perlu berhati-hati dalam memilih kosmetik dan skin care demi menghindari alergi.
Salah satu hal yang perlu dilakukan dalam mengatasi alergi kosmetik adalah berhenti menggunakan produk tersebut ketika timbul reaksi alergi.
Anda mungkin kesulitan untuk memastikan produk mana yang menjadi penyebabnya, terutama ketika menggunakan beberapa produk.
Oleh sebab itu, cara terbaik dalam mengobati alergi kosmetik adalah berhenti memakai semua produk sampai reaksinya membaik. Umumnya, hal ini membutuhkan waktu sekitar satu minggu.
Berikut ini ada beberapa pilihan yang dapat digunakan sebagai obat alergi kulit untuk produk skin care, seperti lipstik, sunscreen, dan lainnya.
Sebelum menggunakan obat-obatan yang disebutkan, sebaiknya tanyakan terlebih dahulu ke dokter. Jika Anda menggunakan obat-obatan yang dijual bebas, pastikan ikuti aturan pakai.
Alergi kosmetik biasanya dideteksi dengan melakukan tes tempel kulit (skin patch test).
Diagnosis mungkin akan melibatkan tes kulit alergi terhadap beberapa bahan kimia yang berbeda. Hal ini dikarenakan akan ada banyak zat kimia yang mungkin menjadi alergen dalam kosmetik.
Selain konsumsi obat dan melakukan perawatan yang dianjurkan dokter, pengobatan rumahan tidak kalah penting untuk mengatasi alergi kosmetik. Berikut ini ada beberapa cara alami yang membantu meringankan gejala alergi, berdasarkan jenis kosmetik.
Bila memiliki pertanyaan, silakan konsultasikan ke dokter untuk mendapatkan solusi yang tepat bagi Anda.
Disclaimer
Hello Health Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.
Ditinjau secara medis oleh
dr. Patricia Lukas Goentoro
General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar