Pernahkah Anda mendapati benjolan di bibir vagina atau Miss V saat sedang bercukur atau mandi? Jika ya, cobalah untuk tenang. Waspada boleh, tapi jangan terlalu panik, ya.
Anda mungkin berpikir bahwa benjolan ini merupakan gejala penyakit kelamin atau semacam kanker. Namun, faktanya, benjolan ini tidak melulu terjadi karena penyakit tersebut.
Nah, daripada menerka-nerka, lebih baik mencari jawaban dari kegusaran Anda terkait penyebab benjolan di bibir vagina (labia) berikut ini.
Penyebab benjolan di bibir vagina
Jangan sepelekan benjolan di bibir Miss V. Pasalnya, benjolan tersebut bisa jadi merupakan tanda dari suatu kondisi yang memerlukan perhatian medis, meski tidak semuanya demikian.
Di bawah ini berbagai penyebab benjolan di bibir vagina yang harus diwaspadai.
1. Dermatitis
Eksim mengacu pada kondisi kulit yang menyebabkan kulit meradang, bengkak, iritasi, dan gatal. Salah satu jenis eksim yang sering terjadi adalah dermatitis atopik.
Hal itu disebabkan oleh sensitivitas kulit terhadap alergen, sedangkan dermatitis kontak disebabkan oleh iritan eksternal atau kimiawi.
Jika Anda mendapati seperti benjolan di Miss V bagian luar dengan ciri-ciri di atas, bisa jadi ini merupakan tanda dari dermatitis.
2. Vulvovaginitis
Vulvovaginitis adalah peradangan atau infeksi di sekitar bibir vagina dan area perineum. Ini merupakan kondisi umum yang memengaruhi wanita dan anak perempuan dari segala usia.
Candida albicans adalah infeksi jamur penyebab umum dari vulvovaginitis. Vulvovaginitis pada remaja perempuan dapat disebabkan oleh kadar estrogen yang rendah.
Infeksi jamur ini dapat menyebabkan rasa gatal dan keputihan berwarna putih kental yang mirip dengan keju cottage. Tanda lainnya adalah nyeri saat buang air kecil.
3. Herpes genital
Herpes genital pada wanita umumnya tidak menimbulkan tanda dan gejala sama sekali (asimptomatik).
Kondisi ini umumnya menyebabkan borok atau koreng di area kemaluan wanita, bukan benjolan yang seperti bisul.
Borok biasanya terasa gatal, panas terbakar, dan lumayan sakit. Bahkan, gejala tersebut dapat menyebabkan ketidaknyamanan.
4. Kutil kelamin
Benjolan berdaging berukuran kecil yang padat, timbul, dan memiliki permukaan kasar bisa menjadi pertanda kutil kelamin. Kutil kelamin disebabkan oleh human papillomavirus atau HPV.
Benjolan ini biasanya muncul pada bibir vagina, di dalam vagina, leher rahim, dan bahkan di sekitar anus. Bentuknya menyerupai kembang kol dan dapat tumbuh dalam kelompok.
Anda bisa mendapatkan kutil kelamin melalui kontak kulit antarkelamin. Beberapa kutil kelamin akan menyebabkan rasa gatal dan sensasi terbakar.
5. Ulkus mole (chancroid)
Chancroid atau ulkus mole adalah infeksi genital yang disebabkan bakteri Haemophilus ducreyi. Bakteri menghasilkan luka terbuka alias koreng yang muncul pada atau dekat organ reproduksi eksternal.
Koreng mungkin berdarah dengan mudah saat disentuh atau menghasilkan nanah menular yang dapat menyebarkan bakteri selama seks oral, anal, atau vagina.
Wanita dapat mengembangkan empat atau lebih benjolan merah di bibir vagina (labia), antara labia dan anus, atau paha.
Setelah benjolan menjadi borok atau terbuka, Anda mungkin mengalami sensasi terbakar atau nyeri saat buang buang air kecil atau buang air besar.
6. Sifilis
Selama tahap primer sifilis, ulkus atau luka yang biasanya menimbulkan rasa sakit berkembang di tempat di mana bakteri masuk ke dalam tubuh.
Hal ini biasanya terjadi dalam waktu tiga minggu dari paparan, tetapi dapat berkisar dari 10 sampai 90 hari.
Pada wanita, ulkus dapat timbul pada bagian luar vagina atau di dalamnya.
Ulkus biasanya tanpa rasa sakit dan tidak mudah terlihat. Anda mungkin tidak mengetahui memiliki ulkus jika itu tumbuh di dalam vagina atau bukaan rahim (leher rahim).
7. Molluscum contagiosum
Pertumbuhan kutil atau kulit ekstra mirip tahi lalat yang timbul abnormal bisa diakibatkan oleh molluscum contagiosum.
Mengutip Cleveland Clinic, kondisi ini bisa ditularkan melalui kontak kulit atau terkontaminasi dari pertukaran barang pribadi, seperti handuk.
Kutil kemudian dapat berubah menjadi benjolan yang akan menyebar di seluruh bagian tubuh.
8. Kista vagina
Kista vagina biasanya terbentuk ketika kelenjar kulit atau saluran keringat tersumbat. Benjolan kista ini sering terlihat seperti jerawat atau benjolan di bawah kulit.
Memencet kista sendiri bukan ide yang baik karena bakteri penyebab penyakit menular seksual, seperti gonore atau klamidia, dapat masuk. Penyebab kista vagina tergantung pada jenisnya, yaitu:
- kista inklusi,
- kista Bartholin,
- kista müllerian, atau
- kista Gartner.
9. Kanker vulva
Kanker vulva adalah kanker yang menyerang bagian luar sistem reproduksi wanita (vulva). Area ini termasuk bagian depan vagina, bibir vagina (labia), klitoris, dan kulit serta jaringan yang menutupi tulang kemaluan.
Salah satu tandanya adalah kutil yang tumbuh pada vulva atau benjolan di bibir vagina yang diikuti oleh sejumlah tanda berikut:
- perdarahan setelah hubungan seks,
- sakit pada vulva,
- perubahan warna kulit, dan
- rasa gatal dan terbakar pada vulva yang bertahan lama.
Cara mengatasi benjolan di bibir vagina
Benjolan di bibir Miss V sering kali tidak memerlukan perawatan. Namun, apabila Anda memang membutuhkan perawatan medis, biasanya hal ini ditentukan oleh penyebabnya.
Namun, sebagian besar benjolan di bibir vagina dapat ditangani di rumah.
Berikut adalah cara mengatasi benjolan di bibir vagina yang dapat Anda lakukan untuk membantu meringankan gejalanya.
- Menggunakan obat antibiotik.
- Berendam air hangat.
- Pembedahan drainase.
- Marsupialisasi.
Hal terbaik yang dapat Anda lakukan jika melihat atau mencurigai adanya benjolan di kemaluan wanita seperti bisul dan tampak tidak normal adalah berkonsultasi kepada dokter.
Hal ini dilakukan agar Anda mendapat penanganan yang tepat.
Kesimpulan
[embed-health-tool-ovulation]