backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

34

Tanya Dokter
Simpan

9 Penyebab Benjolan di Vagina serta Cara Mengatasinya

Ditinjau secara medis oleh dr. Carla Pramudita Susanto · General Practitioner · Klinik Laboratorium Pramita


Ditulis oleh Reikha Pratiwi · Tanggal diperbarui 3 minggu lalu

    9 Penyebab Benjolan di Vagina serta Cara Mengatasinya

    Memiliki benjolan di vagina mungkin membuat kebanyakan wanita panik dan cemas. Benjolan ini bisa berisi cairan, udara, dan zat lainnya. Bahkan beberapa benjolan memiliki bentuk yang sangat kecil sehingga tidak bisa dilihat dengan mata telanjang.

    Umumnya kondisi ini tidak berbahaya ataupun menyakitkan. Meski begitu, kondisi ini juga bisa terjadi akibat kondisi yang serius dan harus diobati dengan tepat.

    Penyebab benjolan di vagina

    kista Bartholin

    Sebelum mengetahui perawatan dan obat benjolan vagina yang tepat, Anda terlebih dahulu perlu mengetahui penyebabnya.

    Adapun kondisi ini bisa terjadi karena berbagai penyebab. Berikut ini adalah berbagai penyebab ada benjolan di vagina.

    1. Kista inklusi (kista vagina)

    Ini termasuk dalam jenis kista vagina yang paling umum. Biasanya, kista ini berbentuk sangat kecil dan terletak di bagian belakang, tepatnya di bawah dinding vagina.

    Kista terbentuk dari penimbunan cairan dalam jaringan tubuh, dalam hal ini, di sekitar atau dalam dinding vagina.

    Benjolan kista sering kali bersifat jinak dan tidak menimbulkan gejala yang nyata pada kebanyakan kasusnya.

    Namun, dalam beberapa kasus, kista ini bisa menyebabkan rasa tidak nyaman atau nyeri pada area genital.

    2. Kista Bartholin

    Kista ini berisi cairan yang terbentuk di dalam atau sekitar kelenjar Bartholin yang terletak di kedua sisi vagina dan bertugas untuk melumasi bibir vagina (labia).

    Terkadang, bukaan kelenjar terhambat sehingga cairan yang seharusnya dikeluarkan kembali lagi ke dalam kelenjar. Akibatnya, terjadi penumpukan cairan yang mengakibatkan pembengkakan.

    Umumnya kondisi ini tidak menghasilkan rasa nyeri. Akan tetapi, jika cairan di dalam kista Bartholin terinfeksi dan meradang, maka akan terbentuk kumpulan nanah di dalamnya yang bisa terasa nyeri.

    3. Kista Gartner

    Kista Gartner biasanya berkembang dari sisa-sisa duktus Gartner, struktur embrio yang berkembang menjadi saluran pada sistem reproduksi wanita.

    Bagian duktus akan aktif saat janin sedang berkembang, tetapi biasanya akan menghilang setelah lahir.

    Meski demikian, pada beberapa kasus, sebagian duktus bisa terisi cairan, yang akhirnya berkembang menjadi kista.

    4. Kista Müllerian

    Kista Müllerian adalah kista yang terbentuk dari saluran Müllerian, yaitu struktur embrio yang berkembang menjadi sistem reproduksi wanita, termasuk rahim, tuba falopi, dan vagina.

    Jenis kista ini juga dikenal sebagai kista paramesonefrik yang bisa tumbuh di mana saja di bagian dinding vagina dan sering kali mengandung lendir.

    Ini termasuk jenis umum kista vagina yang terbentuk dari struktur yang ditinggalkan ketika bayi berkembang.

    5. Hernia vagina

    Hernia vagina adalah jenis hernia yang lebih umum terjadi pada wanita.

    Ini terjadi ketika organ dalam (biasanya usus) menonjol melalui otot atau jaringan yang melemah di dinding vagina atau selangkangan, menyebabkan pembentukan benjolan.

    Beberapa faktor, seperti kehamilan, obesitas, konstipasi kronis, atau aktivitas fisik yang berat, juga dapat meningkatkan risiko terjadinya hernia vagina.

    6. Tumor atau kanker

    Meskipun jarang, tumor atau kanker yang berkembang di dalam dinding vagina dapat menyebabkan pembentukan benjolan.

    Ini bisa berupa kanker vagina, kanker serviks, atau kanker vulva.

    Penyebab pasti kanker vagina belum sepenuhnya dipahami, tetapi beberapa faktor risiko telah diidentifikasi, termasuk infeksi virus HPV, merokok, pertambahan usia, paparan kimia beracun, dan radiasi.

    7. Infeksi

    Infeksi, seperti infeksi bakteri, jamur, atau virus, tertentu dapat menyebabkan pembengkakan atau benjolan di dinding vagina.

    Beberapa infeksi yang dapat menyebabkan pembentukan benjolan di vagina, meliputi:

    • infeksi jamur (kandidiasis),
    • infeksi virus herpes simpleks (HSV),
    • penyakit menular seksual (seperti, klamidia, gonore, atau trichomoniasis),
    • infeksi parasit, dan
    • infeksi saluran kemih (sistitis).

    8. Endometriosis

    Ini adalah kondisi di mana jaringan yang biasanya tumbuh di dalam rahim mulai tumbuh di luar rahim, termasuk di sekitar atau dalam dinding vagina.

    Penyebab pasti endometriosis belum sepenuhnya dipahami, tetapi beberapa faktor mungkin menjadi pemicunya.

    Ini termasuk menstruasi retrograde (ketika darah menstruasi mengalir mundur ke tuba falopi dan rongga panggul serta membawa sel-sel endometrium), faktor genetik atau keturunan, dan gangguan pada sistem kekebalan tubuh.

    9. Varises vagina

    Varises adalah pembuluh darah vena yang membesar dan berkelok-kelok. Jika terjadi di dinding vagina, varises dapat menyebabkan benjolan atau pembengkakan di area tersebut.

    Kondisi ini bisa menjadi masalah yang sangat mengganggu, terutama jika varises vagina terjadi selama kehamilan atau disertai kondisi tertentu yang meningkatkan tekanan pada vena panggul.

    Cara mengobati benjolan di vagina

    Dokter memeriksa gejala hepatitis B

    Pemberian obat dan pengobatan benjolan di vagina disesuaikan dengan penyebabnya. Umumnya benjolan berbentuk kista tidak membutuhkan pengobatan dan akan menghilang dengan sendirinya.

    Akan tetapi obat dan perawatan lainnya bisa digunakan untuk membantu mempercepat dan menghilangkan benjolan yang cenderung berbahaya.

    Berikut obat dan perawatan lain yang bisa digunakan untuk mengobati benjolan di vagina.

    1. Pengobatan infeksi

    Jika benjolan disebabkan oleh infeksi, seperti infeksi jamur atau infeksi bakteri, dokter mungkin meresepkan obat-obatan, seperti antijamur, antivirus, atau antibiotik.

    Antivirus digunakan untuk membantu mengatasi infeksi yang terjadi akibat virus, sedangkan antijamur untuk mengobati infeksi jamur. Sementara antibiotik diresepkan jika benjolan terjadi akibat infeksi bakteri.

    Akan tetapi, jika kumpulan nanah pada benjolan berhasil dikeringkan melalui prosedur lainnya maka dokter tidak akan meresepkan obat-obatan ini.

    2. Berendam air hangat

    Anda bisa mengatasi benjolan vagina dengan cara berendam di air hangat. Lakukan hal ini sebanyak dua sampai tiga kali dalam sehari selama empat hari.

    Biasanya, kista akan mengecil dan cairan yang ada di dalamnya akan pecah dengan sendirinya.

    3. Terapi hormon

    Jika benjolan disebabkan oleh kondisi seperti endometriosis, terapi hormon tertentu mungkin dianjurkan oleh dokter.

    Terapi hormon seperti pil kontrasepsi oral, patch hormon, atau suntikan hormon dapat mengendalikan gejala endometriosis dengan mengatur siklus menstruasi dan mengurangi pertumbuhan jaringan endometrium di luar rahim.

    4. Pembedahan drainase

    Prosedur pembedahan untuk mengeringkan kista dilakukan jika sudah terinfeksi atau berukuran sangat besar. Prosedur drainase kista dapat dilakukan dengan menggunakan bius lokal atau sedasi.

    Dalam prosedur ini dokter membuat sayatan kecil di kista sehingga memungkinkan cairan di dalamnya keluar dan kering.

    Kemudian dokter juga akan menempatkan tabung karet kecil atau kateter di sayatan tersebut. Kateter akan digunakan selama 6 minggu untuk menjaga sayatan tetap terbuka sehingga kista bisa mengering sepenuhnya.

    5. Marsupialisasi

    Dikutip dari Mayo Clinic, prosedur ini digunakan untuk mengobati kista yang kambuh dan keberadaannya mengganggu aktivitas keseharian.

    Pada prosedur marsupialisasi, dokter biasanya akan menempatkan jahitan di sisi sayatan drainase untuk membuat bukaan yang permanen sepanjang 6 milimeter.

    Kateter juga akan dimasukkan untuk meningkatkan proses pengeringan selama beberapa hari setelah prosedur untuk membantu mencegah kekambuhan.

    Selain pengobatan di atas, usahakan untuk menghindari pakaian dalam yang terlalu ketat yang dapat merobek vulva (bagian luar vagina).

    Sebaiknya kenakan juga celana dalam yang terbuat dari bahan alami seperti katun untuk menjaga alat kelamin Anda tetap sejuk dan kering.

    Kapan harus ke dokter saat ada benjolan di vagina?

    Ada beberapa situasi di mana sebaiknya Anda segera berkonsultasi dengan dokter jika Anda menemukan benjolan di vagina, yaitu sebagai berikut.
    • Benjolan muncul secara mendadak atau berubah secara mendadak.
    • Benjolan disertai nyeri atau rasa tidak nyaman yang parah.
    • Perdarahan yang tidak normal.
    • Perubahan dalam kesehatan reproduksi, seperti ketidaksuburan dan siklus menstruasi yang tidak teratur.
    • Riwayat kanker dalam keluarga.
    • Riwayat infeksi menular seksual.
    Jika Anda menemukan benjolan di vagina dan merasa khawatir atau tidak yakin apa yang harus dilakukan, segera buat janji temu dengan dokter untuk pemeriksaan lebih lanjut.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Carla Pramudita Susanto

    General Practitioner · Klinik Laboratorium Pramita


    Ditulis oleh Reikha Pratiwi · Tanggal diperbarui 3 minggu lalu

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan