Meskipun hanya setitik kecil dan terlihat tidak berbahaya, luka di vagina bisa mengakibatkan rasa sakit yang tidak nyaman. Apa saja penyebab vagina wanita mengalami luka? Adakah cara untuk mengobati luka di are intim ini?
Ditinjau secara medis oleh dr. Damar Upahita · General Practitioner · None
Meskipun hanya setitik kecil dan terlihat tidak berbahaya, luka di vagina bisa mengakibatkan rasa sakit yang tidak nyaman. Apa saja penyebab vagina wanita mengalami luka? Adakah cara untuk mengobati luka di are intim ini?
Vagina luka adalah cedera yang terjadi pada jaringan vagina, baik yang ada di bagian dalam maupun luar.
Luka tersebut pun dapat terjadi secara ringan dan hanya di kulit bagian luar atau cukup parah hingga robekan pada vagina terjadi cukup dalam.
Vagina luka dapat ditandai dengan timbulnya rasa sakit dan tidak nyaman di daerah kemaluan.
Gejala tersebut biasanya dirasakan saat buang air kecil (BAK), terutama bila disertai sedikit perdarahan.
Ketika mengalami luka, Anda tidak hanya merasakan vagina sakit saat buang air kecil. Ada sejumlah gejala lain yang mungkin Anda rasakan karena kondisi ini.
Berikut adalah beberapa gejala yang bisa timbul saat terjadi luka pada vagina.
Bagi wanita yang aktif secara seksual, mungkin Anda pernah mengalami luka di vagina.
Namun sebenarnya, baik bagi wanita yang sudah maupun belum aktif secara seksual tetap bisa mengalami kondisi ini, terutama bila vagina tidak segaja tergores atau tergaruk.
Memang, luka pada bagian intim tersebut sering kali dianggap sebagai luka biasa. Hanya saja, rasa tidak nyaman yang ditimbul bisa mengganggu aktivitas sehari-hari.
Ada beberapa hal yang menyebabkan munculnya luka pada vagina, yaitu sebagai berikut.
Normalnya, ketika wanita sedang terangsang, vagina secara alami akan menghasilkan cairan yang melumasi rongga di dalamnya selama melakukan hubungan seksual.
Cairan tersebut berfungsi untuk mengurangi gesekan yang dapat mengganggu atau merobek dinding vagina.
Saat Anda masuk masa menopause, hormon estrogen dalam tubuh mengalami penurunan sehingga produksi cairan vagina pun berkurang.
Alhasil, dinding vagina jadi mengering. Kondisi ini dapat menimbulkan luka saat terkena gesekan penis berulang kali selama berhubungan seksual.
Inilah yang kemudian bisa menimbulkan luka pada vagina.
Beberapa posisi hubungan seksual cenderung berisiko menyebabkan luka di vagina.
Disarankan bagi para wanita untuk berhubungan seks dengan posisi yang bisa mengontrol sejauh mana kedalaman penis masuk ke dalam vagina.
Misalnya, dengan posisi woman on top. Sebab dengan posisi ini, risiko timbulnya luka di vagina lebih kecil karena memungkinkan wanita untuk lebih mudah mengontrol gesekan penis yang masuk.
Saat terasa gatal di daerah kemaluan, banyak wanita yang tidak sadar menggaruk demi menghilangkan rasa gatal di vagina.
Padahal, menggaruk sangat tidak dianjurkan karena bisa menyebabkan miss V luka karena digaruk.
Rasa gatal tersebut biasanya disebabkan oleh adanya infeksi, bisa karena adanya infeksi jamur atau bakteri.
Sebaiknya, tangani gatal karena infeksi vagina sedini mungkin agar tidak semakin menyebar ke area kulit yang lainnya.
Kebiasaan menghilangkan bulu kemaluan, baik mencukur dengan menggunakan alat cukur maupun mencabutnya secara langsung dengan waxing atau cairan khusus, adalah salah satu penyebab paling umum luka pada miss v.
Menurut penelitian dalam jurnal JAMA Dermatology, sekitar 25% orang mengalami luka saat mencukur atau mencabut bulu kemaluannya sendiri.
Hal ini lebih berisiko terjadi pada penderita kondisi kulit tertentu yang lebih rentan mengalami luka atau tergores.
Ambil contohnya, eksim, psoriasis, lichen planus, lichen sclerosus, atrofi vagina, kerusakan jaringan vagina, vulvovaginitis, dan herpes genital.
Namun, bukan hanya terluka atau tergores, proses menghilangkan bulu secara umum sebenarnya juga bisa menyebabkan luka yang sangat kecil pada kulit, termasuk pada kulit kemaluan.
Meski terlihat kecil, luka-luka tersebut cukup besar untuk menjadi jalan masuk bakteri ke dalam tubuh dan meningkatkan risiko terjadinya infeksi.
Melahirkan secara normal melalui vagina bisa menyebabkan luka atau goresan yang cukup parah pada bagian dalam vagina.
Dilansir dari American College of Obstetricians and Gynecologists, sekitar 53—79% wanita yang menjalani persalinan normal mengalami laserasi atau luka pada vagina.
Luka tersebut bisa menimbulkan rasa sakit hingga menyebabkan susah berjalan atau duduk selama beberapa hari.
Bahkan, pada kondisi yang cukup parah, perdarahan juga bisa terjadi pada luka atau timbul pembengkakan pada perineum (bagian antara vagina dan anus).
Pengobatan luka pada vagina perlu ditentukan sesuai dengan tingkat keparahan luka yang dialami.
Bila terjadi cukup ringan, luka pada miss V bisa sembuh dengan sendirinya dengan cepat atau cukup dibantu dengan perawatan rumahan.
Namun, jika luka tidak kunjung sembuh setelah beberapa hari, maka sebaiknya lakukan pemeriksaan ke dokter untuk mendapat pengobatan medis yang tepat.
Berikut ini beberapa cara yang dapat dilakukan untuk membantu penyembuhan vagina yang terluka.
Melakukan douching pada vagina (menyemprotkan cairan pembersih ke area kelamin), bisa mengganggu keseimbangan bakteri alami yang berguna melindungi selaput lendir dan menjaga kesehatan vagina Anda.
Tiap vagina wanita pada dasarnya punya cara sendiri untuk membersihkan dirinya. Jadi, Anda tidak perlu melakukan douching untuk membuat vagina bersih.
Cukup dengan membasuh atau membilas dengan air saja sambil dikeringkan. Lagi pula, douching tidak bisa menghilangkan infeksi ata bakteri gatal yang menyebabkan vagina terluka.
Sangat tidak dianjurkan untuk melakukan hubungan seks pada saat kondisi vagina Anda terluka.
Sebab dikhawatirkan terjadi gesekan antara penis dan vagina sehingga membuat luka vagina semakin terbuka dan melebar.
Menggaruk vagina dapat membuat rongga vulva atau vagina Anda semakin terasa perih. Memang, menggaruk bisa menghilangkan rasa gatal, tapi hal tersebut hanya bertahan sementara.
Hindari juga menggunakan tampon atau menstrual cup karena penggunaan kedua produk wanita tersebut harus dimasukkan ke dalam vagina.
Lebih baik gunakan pembalut untuk sementara waktu sampai luka membaik.
Bukan berarti dengan adanya kemampuan vagina untuk membersihkan diri sendiri, lantas kebersihan vagina tidak perlu dijaga.
Kebersihan vagina yang dianjurkan di sini adalah dengan membasuh vagina dengan air dan pastikan untuk mengeringkannya sebelum memakain pakaian dalam.
Jika ingin menggunakan sabun, gunakan sabun yang mengandung bahan hypoallergenic dan khusus untuk vagina.
Perlu diingat, bersihkan bagian luar vagina saja, tidak perlu dibersihkan sampai ke dalam lubang vagina.
Luka kecil di bagain kulit tubuh saja terkadang menimbulkan rasa nyeri yang tidak nyaman, termasuk luka di bagian vagina.
Untuk menghilangkan rasa nyeri tersebut, Anda bisa meminum obat label analgetik, atau pereda nyeri, seperti paracetamol.
Jika Anda merasa luka semakin parah dan tidak kunjung membaik, segera lakukan pengecekan dan konsultasikan ke dokter guna mendapatkan diagnosis dan penanganan medis yang tepat sesegera mungkin.
Disclaimer
Hello Health Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar