Sudahkah Anda membawa si Kecil untuk imunisasi? Apakah sudah lengkap juga jenis vaksin yang harus si Kecil dapatkan? Imunisasi tidak hanya untuk bayi, tetapi juga anak balita sampai usia sekolah. Apa itu sebenarnya imunisasi dan mengapa penting untuk anak? Ini penjelasan lengkapnya.
Manfaat dan tujuan imunisasi bagi anak
Imunisasi adalah proses pembuatan antibodi dalam tubuh setelah pemberian vaksin untuk memperkuat sistem imun.
Adapun manfaat imunisasi, yaitu sebagai berikut.
- Melindungi anak dari risiko penyakit dan kematian.
- Efektif mencegah penyakit.
- Memberi perlindungan untuk orang lain.
Dengan terjadinya proses imunisasi pada anak, herd immunity atau kekebalan kelompok dapat tercapai.
Ini adalah kondisi ketika vaksin tidak hanya melindungi orang yang mendapat imunisasi, tetapi juga memiliki manfaat untuk anak yang tidak menerima vaksin.
Ketika banyak anak mendapatkan perlindungan vaksin, mereka akan membantu melindungi sebagian anak yang kekurangan sistem kekebalan tubuh dengan mengurangi penyebaran penyakit.
Semakin banyak anak yang mendapat vaksin, semakin sedikit penyebaran penyakit. Dengan begitu, mereka yang tidak mendapatkan imunisasi dapat ikut terlindungi.
Namun pada dasarnya, vaksinasi adalah kebutuhan yang harus dipenuhi sejak bayi baru lahir untuk menjaga kesehatannya.
Ada tiga alasan penting mengapa hal ini wajib untuk semua bayi.
- Vaksinasi sudah terbilang aman, cepat, dan sangat efektif untuk mencegah penularan penyakit.
- Sekali mendapatkan imunisasi, maka setidaknya tubuh anak telah terlindungi dengan baik dari ancaman penyakit.
- Anak justru berisiko lebih tinggi untuk terkena penyakit dan mengalami gejala yang lebih parah jika tidak mendapatkan imunisasi.
Selain itu, bila bayi tidak menerima vaksin atau bayi terlambat vaksinasi, ini bisa berakibat fatal untuk kesehatannya pada kemudian hari.
Hal ini akan membuat kuman penyakit semakin mudah berkembang biak dalam tubuh anak. Meski ada efek samping imunisasi yang bisa muncul, hal ini tidak sebanding dengan risiko bayi yang tidak mendapat imunisasi.
Perbedaan imunisasi dan vaksinasi
- Sebenarnya keduanya masuk ke dalam rangkaian proses pencegahan penyakit. Pemberian vaksinasi dan imunisasi terjadi secara bertahap untuk memperkuat antibodi perlahan.
- Vaksin adalah ‘alat’ untuk membentuk antibodi terhadap suatu penyakit tertentu. Ini berarti vaksinasi adalah proses pemberian antibodi untuk menangkal penyakit.
- Sementara imunisasi adalah proses pembuatan antibodi dalam tubuh setelah pemberian vaksin agar sistem imun semakin kuat, sehingga kebal terhadap serangan penyakit.
- Meski begitu, masyarakat lebih mengenal istilah imunisasi ketimbang vaksinasi. Secara tak langsung, hal ini membuat imunisasi dan vaksinasi memiliki arti yang sama padahal berbeda.
Peringatan dan larangan imunisasi pada anak
Meskipun imunisasi umumnya dianggap aman, ada beberapa peringatan dan larangan yang perlu diperhatikan, terutama untuk anak-anak.
Sebelum anak mendapat vaksin, sebaiknya perhatikan beberapa peringatan di bawah ini.
- Alergi. Anak-anak yang memiliki riwayat alergi terhadap salah satu komponen vaksin perlu mendiskusikan terlebih dahulu kepada dokter sebelum menerima imunisasi.
- Reaksi sebelumnya. Jika anak pernah mengalami reaksi serius setelah vaksinasi sebelumnya, ini perlu dilaporkan kepada dokter. Beberapa vaksin mungkin perlu disesuaikan atau dihindari.
- Penyakit kronis atau imunosupresi. Anak-anak dengan penyakit kronis atau sistem kekebalan tubuh yang lemah mungkin memerlukan penilaian khusus sebelum menerima vaksin tertentu.
Selain itu, perhatikan juga beberapa larangan di bawah ini agar pemberian vaksin aman untuk anak Anda.
- Kontraindikasi medis. Beberapa kondisi medis pada anak bisa menjadi kontraindikasi untuk menerima vaksin tertentu. Misalnya, anak dengan gangguan sistem kekebalan tubuh yang serius mungkin perlu menunda atau menghindari beberapa vaksin.
- Alergi berat atau reaksi sebelumnya. Anak yang pernah mengalami reaksi alergi berat atau reaksi vaksinasi yang parah mungkin perlu dihindari dari vaksin tertentu.
- Kondisi kesehatan saat ini. Anak-anak dengan kondisi kesehatan saat ini, seperti demam tinggi atau penyakit akut lainnya, mungkin perlu menunda vaksinasi sampai mereka pulih.
- Usia yang tidak sesuai. Beberapa vaksin memiliki batasan usia untuk pemberian. Misalnya, vaksin tertentu mungkin tidak diberikan pada bayi yang belum mencapai usia tertentu.
Persiapan sebelum imunisasi pada anak
Sebelum menjadwalkan vaksinasi, disarankan untuk berkonsultasi kepada dokter anak.
Diskusikan kepada dokter tentang riwayat kesehatan anak, termasuk riwayat alergi atau reaksi terhadap vaksin sebelumnya.
Dokter akan memberikan informasi tentang jenis vaksin yang dibutuhkan dan menjawab pertanyaan yang mungkin Anda miliki.
Pastikan anak dalam keadaan sehat sebelum vaksinasi. Jika anak sedang sakit atau memiliki demam, sebaiknya tunda imunisasi sampai mereka pulih.
Berikan anak makan dan minum sebelum kunjungan ke dokter. Anak yang sudah makan dan minum cukup biasanya lebih nyaman selama dan setelah vaksinasi.
Jenis dan efek samping imunisasi untuk bayi
Kementerian Kesehatan RI menetapkan jenis imunisasi untuk anak yang wajib dilakukan beberapa kali sepanjang hidup si Kecil.
Berdasarkan Permenkes No. 12 Tahun 2017, ada beberapa vaksin dasar atau wajib untuk bayi baru lahir sampai sebelum berusia 1 tahun.
Jenis imunisasi ini biasanya diberikan gratis oleh pelayanan kesehatan di bawah naungan pemerintah, seperti posyandu, puskesmas, maupun rumah sakit.
Setiap jenis vaksin tersebut bisa menimbulkan efek samping atau kejadian ikutan pasca-imunisasi (KIPI).
Berikut adalah daftar jenis imunisasi beserta KIPI-nya masing-masing. Penuhi jenis-jenis vaksinasi di bawah ini sesuai jadwal imunisasi bayi dan anak.
1. Hepatitis B
Vaksin hepatitis B adalah vaksin untuk mencegah infeksi virus Hepatitis B (HBV). Beberapa efek samping yang mungkin muncul setelah pemberian vaksin Hepatitis B meliputi berikut ini.
- Nyeri atau pembengkakan di tempat suntikan.
- Demam ringan.
- Merasa lemah atau lelah.
- Sakit kepala.
- Mual atau gangguan pencernaan ringan.
2. Polio
Vaksin polio bertujuan untuk melindungi dari infeksi virus poliovirus, yaitu penyebab polio. Vaksin ini memiliki dua jenis, yaitu vaksin polio oral (VPO) dan vaksin polio inaktif (VPI).
Berikut adalah beberapa efek samping yang mungkin terjadi setelah vaksin polio.
- Nyeri atau kemerahan di tempat suntikan.
- muntah atau diare.
- Reaksi alergi, seperti ruam kulit atau gatal-gatal.
- Sakit kepala.
3. BCG
Vaksin Bacillus Calmette-Guérin (BCG) digunakan untuk mencegah tuberkulosis (TB), terutama pada anak-anak. Berikut adalah beberapa efek samping yang mungkin terjadi setelah pemberian vaksin BCG.
- Reaksi lokal seperti kemerahan, pembengkakan, atau nyeri di tempat suntikan.
- Benjolan berisi nanah (abses) di tempat suntikan.
- Infeksi.
4. MR/MMR
Vaksin campak, rubella, dan gondok (Measles, Mumps, and Rubella atau disingkat MR/MMR) adalah vaksin kombinasi yang digunakan untuk melindungi dari tiga penyakit menular yang disebabkan oleh virus, yaitu campak, gondok (mumps), dan rubella (campak Jerman atau German measles).
Berikut adalah beberapa efek samping yang mungkin terjadi setelah pemberian vaksin MR/MMR.
- Reaksi lokal seperti nyeri atau pembengkakan di tempat suntikan.
- Demam ringan.
- Reaksi alergi, seperti ruam dan gatal-gatal.
- Pembengkakan kelenjar getah bening.