backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

1

Tanya Dokter
Simpan

10 Jenis Makanan Penyebab Obesitas yang Harus Dihindari

Ditinjau secara medis oleh dr. Andreas Wilson Setiawan · General Practitioner · None


Ditulis oleh Larastining Retno Wulandari · Tanggal diperbarui 07/09/2023

    10 Jenis Makanan Penyebab Obesitas yang Harus Dihindari

    Penting bagi Anda untuk menghindari makanan penyebab obesitas. Obesitas adalah penumpukan lemak berlebih pada tubuh akibat ketidakseimbangan metabolisme (pembakaran energi) yang terjadi dalam waktu lama. 

    Tidak hanya memicu kenaikan berat badan berlebih, makanan pemicu obesitas juga meningkatkan risiko berbagai penyakit, seperti diabetes hingga penyakit jantung.

    Lantas, apa saja makanan pemicu obesitas yang perlu Anda hindari?

    Jenis makanan penyebab obesitas

    Anda berisiko mengalami obesitas jika sering makan secara berlebihan atau dalam porsi besar.

    Pasalnya, asupan tinggi kalori secara terus-menerus mudah memicu kenaikan berat badan berlebih.

    Agar berat badan senantiasa ideal, selain mengontrol porsi makan, Anda perlu membatasi asupan beberapa jenis makanan pemicu obesitas berikut ini.

    1. Gorengan

    cara mengurangi makan gorengan

    Bahaya gorengan terbukti meningkatkan risiko kenaikan berat badan berlebih. Hal ini dikarenakan minyak goreng kaya akan lemak jenuh dan lemak trans.

    Kedua jenis lemak ini adalah “lemak jahat” yang mampu menumpuk di tubuh.

    Lemak jahat jugalah yang membuat gorengan menjadi salah satu makanan penyebab obesitas.

    2. Bolu

    Anda pasti tidak asing dengan bolu yang manis dengan sensasi krim yang memanjakan lidah. Sayangnya, hal ini justru membuat bolu menjadi makanan pemicu obesitas.

    Bolu adalah makanan tinggi gula. Kandungan gula berlebih menaikkan jumlah kalori pada makanan. Selain itu, krim dan mentega pada bolu juga tinggi lemak.

    Dalam 100 gram bolu cokelat lengkap dengan tambahan krim, terdapat kalori sebesar 399 kkal. Jumlah kalori ini relatif tinggi.

    American Heart Association menyatakan makanan termasuk tinggi kalori jika memiliki kalori sebesar 400 kkal per sajian. 

    Selain itu, tepung yang digunakan pada bolu biasanya berupa refined flour, yakni dari biji-bijian dengan mengelupas kulit arinya. 

    Proses pembuatan tersebut menyebabkan kadar serat pada tepung berkurang drastis. Alhasil, saat diproses di dalam tubuh, bolu bisa meningkatkan kadar gula darah dengan cepat. 

    3. Es krim

    Serupa dengan bolu, es krim juga merupakan makanan penyebab obesitas. Bukan tidak mungkin, kudapan yang satu ini memang tinggi lemak dan gula. 

    Dalam satu sajian es krim seberat 66 gram, lemak yang terkandung sebesar 7,26 gram. Lemak yang ditemukan pada es krim biasanya adalah lemak jenuh.

    Selain memicu obesitas, lemak jenuh juga memicu penyakit kardiovaskular.

    Kadar gula pada satu sajian es krim juga cukup tinggi, yakni 14 gram. Padahal, anjuran asupan gula harian yang ditetapkan pada Angka Kecukupan Gizi (AKG) sebesar 50 gram.

    Artinya, 28% dari asupan gula harian berasal dari satu sajian es krim. Ini belum termasuk dengan konsumsi gula dari makanan lainnya.

    Terlebih, dilansir dari riset terbitan Nutrition Reviews, makanan manis juga mampu meningkatkan hasrat ingin makan terus-menerus.

    Oleh karena itu, konsumsi makanan manis bisa membuat asupan kalori semakin tidak terkontrol sehingga meningkatkan risiko obesitas.

    4. Donat

    Donat tentunya harus masuk daftar makanan penyebab obesitas.

    Pasalnya, donat seringnya diolah dengan cara menggoreng adonannya di dalam minyak panas. Proses pengolahan ini meningkatkan asupan lemak trans dan lemak jenuh.

    Selain itu, kadar gula pada adonan dan topping yang melapisinya juga tinggi. Adonan donat pun menggunakan mentega yang kaya akan lemak jenuh.

    Gula dan lemak adalah kandungan yang mampu meningkatkan kalori makanan dengan signifikan.

    5. Daging merah

    Daging untuk diabetes

    Meskipun merupakan sumber protein, daging merah, seperti daging sapi dan kambing, bisa menjadi salah satu makanan penyebab obesitas.

    Daging merah memiliki kandungan lemak jenuh yang tinggi. Hal ini bisa berbahaya terutama ketika daging dikonsumsi secara berlebihan.

    Selain memicu kenaikan berat badan, lemak jenuh pada daging mampu meningkatkan kadar kolesterol jahat pada darah sehingga Anda rentan mengalami penyakit jantung.

    Untuk memilih daging yang rendah lemak, Anda bisa memperhatikan warna putih pada permukaannya.

    Bila cenderung banyak warna putih pada daging, hindari memilihnya karena menandakan kandungan lemak yang tinggi.  

    6. Makanan olahan

    Makanan olahan, seperti sosis, kornet, dan makanan beku, terbukti tinggi garam dan lemak jenuh. Tak heran, ketiganya termasuk ke dalam makanan penyebab obesitas.

    Rupanya, makanan tinggi garam juga mampu memicu obesitas. Garam meningkatkan kadar air pada tubuh. Jadi, berat badan pun bertambah.

    Selain itu, garam memicu pertambahan kadar lemak pada tubuh.

    7. Soda

    Tidak hanya makanan pemicu obesitas, minuman soda mampu membuat berat badan Anda naik. Mengapa? Lagi-lagi, minuman bersoda terbukti tinggi gula.

    Sekaleng soda kola bahkan terbukti mengandung gula sebanyak 39 gram. Bila menilik AKG, satu sajian kola mampu menyumbang 78% dari asupan gula harian.

    Padahal, sehari-hari Anda juga mengonsumsi makanan lain yang mengandung gula. Jadi, konsumsi minuman bersoda bisa membuat Anda kelebihan asupan gula. 

    Asupan gula yang berlebih bisa menyebabkan penumpukan lemak di dalam tubuh.

    8. Jus kemasan

    Memang, jus berasal dari buah-buahan yang menyehatkan. Namun, penambahan gula pada jus buah justru bisa menaikkan berat badan Anda.

    Jus kemasan juga lebih rendah serat dan zat gizi penting lainnya.

    Selain itu, minum jus tidak bisa mengganjal rasa lapar dengan baik selayaknya mengonsumsi buah-buahan utuh.

    Jadi, ada kemungkinan mengonsumsi jus dalam jumlah besar hanya menimbulkan rasa kenyang dan puas yang sementara.

    Hal tersebut justru berbahaya karena membuat Anda ingin terus menambah asupan gula.

    9. Minuman boba

    Selain makanan penyebab obesitas, bahaya boba juga memicu kenaikan berat badan drastis sebab minuman ini terbukti tinggi gula.

    Tidak hanya dari teh dan susunya, gula juga terdapat pada boba atau mutiara yang terbuat dari tepung tapioka yang kenyal.

    Dikutip dari jurnal Food Science & Nutrition, kandungan fruktosa pada minuman boba relatif tinggi, yakni sekitar 20,79 gram.

    Fruktosa terbukti meningkatkan risiko obesitas, terutama pada anak. Tak hanya itu, butiran boba juga menambah jumlah kalori.

    10. Kopi susu

    es kopi susu gula aren

    Kopi susu kerap menemani kegiatan sehari-hari Anda. Sayangnya, kopi susu juga menjadi asupan pemicu obesitas.

    Pada dasarnya, jumlah kalori kopi tanpa tambahan apa pun kurang dari 5 kkal dan tidak mengandung lemak sama sekali. 

    Namun, bila Anda ingin mengonsumsi kopi susu, kalori pun bisa bertambah karena adanya tambahan gula maupun krim kental manis.

    Kopi susu bahkan dengan whipping cream mampu menambah kalori hingga 101 kkal.

    Pola makan untuk mencegah obesitas

    Makanan tinggi kalori seperti gorengan, kudapan manis, dan camilan tinggi garam bisa memicu obesitas saat dikonsumsi secara berlebihan.

    Untuk mencegah obesitas, Anda perlu membatasi konsumsi makanan tersebut dan menjalani pola makan yang sesuai dengan pedoman gizi seimbang.

    Dibandingkan memperbanyak konsumsi makan penyebab obesitas, utamakanlah konsumsi makanan berikut ini.

    • Biji-bijian utuh, seperti gandum utuh dan beras merah
    • Sayur-sayuran berwarna
    • Buah segar
    • Kacang-kacangan atau sumber protein dari ikan dan ayam
    • Air putih

    Mengonsumsi makanan penyebab obesitas membahayakan kesehatan tubuh secara keseluruhan.

    Selain menjaga pola makan sehat, jangan lupa untuk olahraga setidaknya 30 menit sehari dengan intensitas sedang.

    Hal ini berguna menyeimbangkan jumlah energi yang masuk dan keluar sehingga menurunkan risiko obesitas.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Andreas Wilson Setiawan

    General Practitioner · None


    Ditulis oleh Larastining Retno Wulandari · Tanggal diperbarui 07/09/2023

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan