backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan

7 Penyebab Obesitas yang Perlu Anda Waspadai

Ditinjau secara medis oleh dr. Patricia Lukas Goentoro · General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)


Ditulis oleh Nabila Azmi · Tanggal diperbarui 07/09/2023

    7 Penyebab Obesitas yang Perlu Anda Waspadai

    Obesitas yaitu penumpukan lemak yang tidak normal atau berlebihan dalam tubuh. Kondisi ini kompleks akibat berbagai faktor, mulai dari perilaku hingga faktor genetik. Itu sebabnya, Anda perlu mengetahui penyebab obesitas sebelum mulai pengobatan. 

    Penyebab obesitas

    Berbeda dengan kelebihan berat badan, obesitas termasuk masalah kesehatan yang serius. Pasalnya, ada berbagai bahaya dari obesitas yang bisa terjadi bila tidak segera ditangani, seperti penyakit jantung, stroke, dan diabetes. 

    Pada dasarnya, obesitas terjadi ketika Anda mengonsumsi lebih banyak kalori daripada yang dibakar, baik lewat olahraga maupun aktivitas normal. Alhasi, tubuh menyimpan kelebihan kalori tersebut sebagai lemak. 

    Penumpukan kadar lemak berlebihan ini dapat disebabkan oleh sejumlah faktor. Faktor-faktor tersebut yang nantinya menjadi penyebab seseorang mengalami obesitas. 

    Faktor risiko obesitas

    Obesitas merupakan hasil dari kombinasi penyebab dan faktor risiko. Di bawah ini sejumlah faktor yang bisa menyebabkan seseorang mengalami kegemukan. 

    1. Faktor genetik

    penyebab obesitas pada anak

    Genetik atau faktor keturunan termasuk penyebab obesitas yang paling sering terjadi. Anak dari orangtua yang mengalami kegemukan lebih berisiko dibandingkan anak dengan orangtua yang memiliki berat badan ideal

    Faktor keturunan menjadi penyumbang utama karena gen memberikan instruksi pada tubuh untuk merespon perubahan di lingkungannya. Jadi, susunan genetik Anda berpengaruh besar terhadap berat badan.

    Itu sebabnya, hal tersebut akan memengaruhi beberapa hal yang terkait dengan obesitas, meliputi: 

    • metabolisme basal (BMR)
    • distribusi lemak, 
    • aktivitas fisik teratur yang meningkatkan laju metabolisme, 
    • sinyal tubuh, seperti nafsu makan dan rasa lapar atau kenyang, dan
    • diet rendah kalor yang menurunkan laju metabolisme

    Selain itu, anggota keluarga cenderung memiliki pola makan dan aktivitas yang serupa. Maka dari itu, banyak pasien obesitas yang mempunyai anggota keluarga dengan masalah kesehatan yang sama. 

    2. Pola makan tidak sehat

    Tidak hanya genetik, pola makan tidak sehat bisa menjadi faktor penyebab obesitas. Hal ini dikarenakan jumlah asupan kalori ke tubuh memiliki dampak langsung terhadap berat badan Anda.

    Sebagai contoh, konsumsi kalori yang lebih banyak daripada yang dibakar tubuh tentu dapat memicu kenaikan berat badan. Akibat dari pola makan tidak sehat ini juga dipengaruhi oleh pilihan makanan dan kebiasaan makan, seperti: 

    • kurangnya konsumsi buah dan sayur, 
    • makan makanan berlemak berlebihan, 
    • minum minuman manis atau berkalori tinggi, 
    • sering melewatkan sarapan
    • porsi makan yang berlebihan, dan
    • konsumsi makanan cepat saji terlalu sering. 

    Oleh sebab itu, pengobatan kondisi ini selalu berfokus pada perencanaan program diet guna mengatasi obesitas.

    6 Jenis Obesitas: Yang Manakah Anda?

    3. Jarang bergerak atau berolahraga

    Dibandingkan pola makan tidak sehat, jarang bergerak dan berolahraga bisa menjadi penyebab lonjakan kasus obesitas di banyak negara. Hal ini dibuktikan melalui penelitian dari Stanford University

    Para peneliti dari universitas di Amerika Serikat ini memeriksa hasil survei kesehatan nasional dari 1988 hingga 2010. Mereka menemukan bahwa peningkatan risiko obesitas lebih banyak dipengaruhi oleh jarang bergerak dibandingkan pola makan tidak sehat. 

    Para ahli berpendapat hal ini mungkin terjadi karena jumlah kalori yang dimakan tidak terbakar sepenuhnya. Akibatnya, kalori yang tersisa berubah menjadi lemak dan menumpuk di bagian perut hingga memicu kenaikan berat badan

    Meski begitu, pola makan tetap menjadi faktor penyebab obesitas yang diperhitungkan. Jadi, obesitas baru bisa diatasi bila Anda menjalani keduanya, yaitu pola makan yang sehat yang dibarengi dengan rutin berolahraga. 

    4. Penyakit dan obat tertentu

    obat nyeri sendi

    Ada sejumlah penyakit yang bisa menjadi penyebab obesitas karena kenaikan berat badan yang berlebihan, seperti sindrom ovarium polikistik

    Sementara itu, penggunaan obat-obatan juga bisa memicu berat badan berlebih. Pasalnya, ada kemungkinan tubuh terpapar bahan kimia dari obat-obatan tersebut dan hal ini juga turut dipengaruhi oleh peran mikrobioma. 

    Sederet obat yang bisa membuat berat badan naik antara lain: 

    • antidepresan,
    • obat anti-kejang, 
    • obat diabetes, 
    • antipsikotik, 
    • steroid, dan 
    • beta blocker. 

    Bila Anda mengonsumsi obat-obatan tersebut, beritahu penyedia layanan kesehatan. Hal ini bertujuan membantu mempelajari lebih lanjut apakah kebiasaan atau pola hidup Anda berkontribusi terhadap berat badan. 

    5. Usia

    Tahukah Anda bahwa perubahan hormon dan gaya hidup malas gerak (kurang aktif) akan terjadi seiring bertambahnya usia? Sayangnya, hal ini ternyata bisa menjadi faktor risiko dari obesitas. 

    Obesitas adalah masalah kesehatan yang dapat terjadi pada siapa saja, mulai dari anak-anak hingga lansia. Namun, semakin tua seseorang, ternyata semakin jarang mereka berolahraga.

    Gaya hidup yang kurang aktif tersebut juga diperparah dengan jumlah massa otot dalam tubuh yang menurun. Umumnya, massa otot yang lebih rendah dapat menyebabkan penurunan metabolisme yang membuat kebutuhan kalori berkurang. 

    Itu sebabnya, banyak lansia yang mungkin kurang bisa mengontrol pola makan yang dibarengi dengan aktivitas fisik yang jarang. Akibatnya, kenaikan berat badan pun tidak dapat dihindari. 

    5 Jenis Olahraga yang Dianjurkan Bagi Orang yang Badannya Gemuk

    6. Stres

    Sudah bukan rahasia umum lagi bila stres bisa menyebabkan obesitas secara tidak langsung tanpa Anda sadari. Pada saat dilanda stres, Anda mungkin merasa lebih sulit untuk makan sehat. 

    Beberapa orang ketika merasa sangat stres membiarkan dirinya untuk memenuhi kebutuhan emosionalnya dengan makan. Makan akibat stres ini kemungkinan besar didominasi oleh makanan berkalori tinggi, bahkan saat Anda tidak merasa lapar. 

    Bila kebiasaan ini diteruskan tanpa dibarengi dengan aktivitas fisik, tentu bisa memicu kenaikan berat badan yang bisa berakhir pada obesitas. 

    7. Lingkungan sekitar

    Melansir CDC, kebiasaan makan dan aktivitas fisik seseorang dan keluarganya juga turut dipengaruhi oleh lingkungan dan komunitas sekitarnya. Jadi, lingkungan sekitar juga menjadi faktor risiko obesitas yang perlu diwaspadai. 

    Sebagai contoh, Anda mungkin tidak dapat berjalan atau bersepeda ke kantor atau ke toko karena trotoar atau jalur sepeda yang tidak memadai. Hal ini pun berlaku ketika orang di sekitar tidak mengajari atau tidak memiliki akses ke makanan yang lebih sehat.

    Tidak hanya rumah dan lingkungan sekitar, sekolah, perawatan kesehatan, hingga tempat kerja juga memengaruhi aktivitas sehari-hari. Itu sebabnya, penting untuk menciptakan lingkungan yang memudahkan aktivitas fisik dan pola makan sehat

    Perlu diingat bahwa memiliki satu atau lebih faktor risiko ini tidak berarti Anda ditakdirkan untuk mengalami obesitas. Anda bisa mengatasi sebagian besar faktor penyebab obesitas lewat pola makan, aktivitas fisik, dan perubahan perilaku. 

    Bila memiliki pertanyaan lebih lanjut, silakan konsultasikan dengan dokter atau ahli gizi guna memahami solusi yang tepat untuk Anda.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Patricia Lukas Goentoro

    General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)


    Ditulis oleh Nabila Azmi · Tanggal diperbarui 07/09/2023

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan