6. Diet ketat rendah kalori justru membuat berat badan naik
Tidak sedikit yang berusaha keras memangkas kalori untuk menurunkan berat badan.
Nah, ada fakta penting tentang diet defisit kalori yang sangat populer ini. Asupan kalori yang terlalu sedikit justru bisa memperlambat metabolisme tubuh Anda.
Menurut sebuah penelitian dalam jurnal Obesity, diet rendah kalori malah menurunkan jumlah kalori yang terbakar sebanyak 23 persen.
Para peneliti menduga inilah alasan mengapa sekitar 80% orang mengalami kenaikan berat badan setelah diet ketat.
Laju metabolisme Anda menurun karena diet ketat menghilangkan massa otot, terutama bila Anda mengurangi asupan kalori tanpa berolahraga.
Akibatnya, massa otot berkurang tapi jumlah lemak tetap sehingga berat badan tidak berubah.
7. Tidak ada yang namanya makanan nol kalori

Anda mungkin pernah menjumpai produk makanan segar atau olahan dengan label “bebas kalori”. Fakta ilmiah menunjukkan bahwa klaim “bebas kalori” tidaklah benar.
Selain air putih, tidak ada yang namanya makanan atau minuman nol kalori.
Proses pencernaan sendiri memerlukan kalori untuk dicerna. Jadi, setiap makanan yang melalui proses pencernaan setidaknya memiliki kalori.
Makanan berserat tinggi memang lebih sulit dicerna dan Anda butuh banyak kalori untuk menguraikannya.
Namun, hal ini tetap tidak berpengaruh banyak terhadap keseimbangan kalori dalam tubuh Anda.
Meski demikian, tak ada salahnya mengonsumsi makanan alami berlabel “bebas kalori” seperti apel, kol, seledri, atau mentimun.
Buah dan sayuran ini setidaknya mengandung banyak zat gizi bermanfaat yang tidak ada dalam makanan olahan.
Dari berbagai fakta tentang kalori tersebut, mana yang sudah akrab di telinga Anda?
Kalori merupakan hal yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia. Kalorilah yang membuat Anda bisa beraktivitas, berolahraga, dan yang terpenting, hidup sehat.
Agar tubuh tetap sehat, pastikan Anda mendapatkan asupan kalori sesuai kebutuhan.
Jangan lupa pilihlah sumber kalori yang menyehatkan dari makanan alami dan batasi asupan kalori dari makanan olahan.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar