Setiap perempuan yang sudah lewat masa puber pasti pernah keputihan minimal sekali seumur hidup. Keputihan umumnya merupakan hal yang normal sebagai reaksi alami tubuh untuk membersihkan vagina. Di lain sisi, ada berbagai penyebab yang membuat keputihan menjadi pertanda suatu masalah.
Berbagai penyebab keputihan
Keputihan adalah reaksi alami tubuh yang keluar secara berkala untuk membersihkan dan melindungi vagina. Keluarnya keputihan biasa dipengaruhi oleh siklus menstruasi Anda.
Pada ciri dan jumlah yang normal, keputihan sebenarnya tidak perlu dikhawatirkan.
Namun, keputihan vagina juga dapat terjadi sebagai gejala masalah kesehatan tertentu, dari yang ringan seperti infeksi hingga cukup serius seperti kanker.
Maka itu, penting untuk mengenali setiap gejala keputihan yang dialami. Adapun berbagai penyebab keputihan yang bisa jadi tanda penyakit meliputi sebagai berikut.
1. Vaginosis bakterialis
Bacterial vaginosis (BV) atau infeksi bakteri adalah infeksi vagina yang paling umum jadi penyebab keputihan abnormal.
Vaginosis bakterialis bisa terjadi akibat ketidakseimbangan antara bakteri baik dan jahat di dalam vagina.
Belum diketahui pasti apa yang menyebabkan ketidakseimbangan ini, tapi ada banyak faktor risiko yang bisa memicunya.
Faktor risiko tersebut di antaranya adalah perilaku seks yang tidak aman (tidak pakai kondom, dan sering gonta-ganti pasangan seks) dan kurangnya menjaga kebersihan vagina.
Keputihan yang merupakan gejala vaginosis bakterialis yakni keputihan berwarna abu, putih, atau hijau; berbau busuk; bahkan disertai vagina gatal.
Jika keputihan Anda disertai vagina gatal, vaginosis bakterialis bisa jadi salah satu penyebab utamanya.
2. Infeksi jamur
Keputihan juga bisa terjadi karena infeksi jamur, terutama yang diakibatkan spesies Candida albicans.
Vagina sebenarnya mengandung jamur yang tidak akan menyebabkan masalah dalam keadaan normal.
Namun, jika dibiarkan berkembang biak liar, jamur bisa menginfeksi dan menyebabkan munculnya keputihan yang tidak normal.
Umumnya, keputihan karena infeksi jamur ditandai dengan gejala sebagai berikut, melansir dari Mayo Clinic.
- Berupa cairan kental berwarna putih keruh seperti keju.
- Keputihan yang terkadang lebih berair.
3. Klamidia
Klamidia trachomatis adalah infeksi bakteri penyebab keputihan abnormal yang menular lewat hubungan seks vaginal (vagina), oral (mulut), dan anal (anus).
Tidak semua orang dapat langsung menyadari mereka sudah terjangkit penyakit ini. Gejala yang muncul sering kali ringan dan hanya sesekali sehingga dianggap remeh atau keliru dianggap penyakit lain.
Meski begitu, gejala keputihan yang kerap muncul setelah 1—2 minggu terpapar infeksi, seperti keputihan berwarna kuning dan berbau tidak sedap yang terjadi terus-menerus.
4. Gonore (kencing nanah)
Gonore adalah jenis penyakit kelamin yang juga jadi penyebab keputihan tidak normal. Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Neisseria gonorrhoeae.
Bakteri gonore paling sering ditularkan dari satu orang ke orang lain melalui kontak seksual, termasuk hubungan oral, anal atau vaginal.
Pada wanita, gonore biasanya menginfeksi serviks atau leher rahim. Kemunculannya ditandai salah satunya dengan gejala keputihan yang jauh lebih banyak dari biasanya.
Jika Anda berusia muda dan memiliki banyak pasangan seks atau penyakit menular seksual lain, Anda berisiko tinggi terkena gonore.
5. Trikomoniasis
Trikomoniasis adalah penyakit menular yang disebabkan oleh parasit yang masuk selama hubungan seks. Masa inkubasi dari mulai terpapar hingga terinfeksi diperkirakan sekitar 5 sampai 28 hari.
Pada wanita, penyakit ini menjadi salah satu penyebab keputihan yang berbau busuk. Selain itu, gejala trikomoniasis pada wanita termasuk keputihan berwarna abu-abu, kuning, atau hijau.
Umumnya, orang-orang yang memiliki lebih dari satu pasangan seksual rentan terkena trikomoniasis. Terlebih jika tidak mempraktikkan seks aman, seperti tidak memakai kondom.
6. Penyakit radang panggul
Penyakit radang panggul terjadi ketika infeksi bakteri yang ditularkan lewat seks tanpa kondom menyebar dari vagina ke rahim, saluran tuba, atau ovarium.
Ada banyak bakteri yang menyebabkan radang panggul, tapi yang paling sering adalah bakteri gonore dan klamidia.
Di awal, radang panggul sering tidak menimbulkan gejala apa pun sehingga banyak orang yang tidak sadar sudah terinfeksi.
Namun pada wanita, penyakit radang panggul dapat menjadi penyebab keputihan keluar berlebihan dengan warna yang tak biasa dan berbau tak sedap.
Jika Anda memiliki lebih dari satu pasangan seks dan sudah aktif secara seksual sebelum berusia 25 tahun, risiko untuk terkena penyakit ini cukup besar.
7. Radang leher rahim (servisitis)
Radang leher rahim atau servisitis adalah peradangan pada ujung bawah rahim dekat bukaan vagina.
Kondisi ini sering kali disebabkan oleh infeksi menular seksual seperti klamidia, gonore, trikomoniasis, dan herpes kelamin.
Tak hanya itu, alergi terhadap bahan kondom dan alat kontrasepsi lain juga bisa menyebabkan radang leher rahim.
Selain itu, pertumbuhan bakteri berlebih pada vagina juga bisa menyebabkan servisitis.
Radang serviks tidak selalu menimbulkan gejala saat mulai menginfeksi.
Namun pada sebagian besar orang, gejalanya terkadang cukup jelas. Keputihan dengan warna abnormal dan jumlah yang banyak kerap menandai masalah kesehatan yang satu ini.
Sama seperti penyakit lainnya, berhubungan seks tanpa kondom dengan banyak pasangan bisa meningkatkan risiko penyakit.
8. Vaginitis
Vaginitis adalah peradangan pada vagina yang disebabkan oleh infeksi. Peradangan juga bisa muncul akibat berkurangnya kadar estrogen setelah menopause dan beberapa kelainan kulit.
Vaginitis merupakan kondisi penyebab keputihan yang berbau dan berwarna tidak normal dengan jumlah berlebihan yang disertai gatal.
9. Kanker serviks
Kanker serviks merupakan penyakit yang disebabkan oleh human papillomavirus (HPV).
Kanker serviks termasuk penyakit serius yang bisa menyebabkan kematian. Namun sayang, gejala penyakit ini sulit dikenali di awal kemunculannya.
Gejala kanker serviks umumnya baru muncul ketika sel kanker sudah bertumbuh menembus lapisan atas jaringan serviks ke jaringan di bawahnya. Kondisi ini umumnya terjadi ketika sel prakanker tidak diobati dan terus berkembang.
Pada fase awal perkembangan penyakit, salah satu gejala yang muncul dan sering diabaikan adalah keputihan.
Keputihan akibat kanker serviks biasanya berwarna putih atau bening dengan tekstur cair. Akan tetapi, tak jarang keputihan bisa berwarna cokelat atau disertai darah dengan bau yang busuk.
Selain keputihan, perdarahan di luar waktu haid atau setelah berhubungan seks juga menjadi salah satu ciri utama kanker serviks.
Terkadang, perdarahan ini terlihat seperti keputihan yang berlumur darah dan kerap dianggap sebagai bercak.
Jika hal ini terjadi, hampir bisa dipastikan bahwa salah satu penyebabnya bisa jadi kanker serviks.
Penting diketahui
Dalam jumlah ringan, sebenarnya keputihan normal terjadi. Ini merupakan cairan yang dikeluarkan oleh vagina untuk melindungi vagina dan menjaga vagina tetap bersih. Namun terkadang,
keputihan tidak normal juga dapat terjadi untuk menunjukkan kondisi kesehatan Anda. Oleh karena itu, cari tahu apa penyebab keputihan yang Anda alami agar dapat memberi penanganan yan tepat.
[embed-health-tool-ovulation]