backup og meta
Kategori

8

Tanya Dokter
Simpan
Cek Kondisi
Konten

Apa Saja Perbedaan Keputihan Mau Haid dan Tanda Hamil?

Ditinjau secara medis oleh dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H. · General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)


Ditulis oleh Hillary Sekar Pawestri · Tanggal diperbarui 11/06/2024

Apa Saja Perbedaan Keputihan Mau Haid dan Tanda Hamil?

Keputihan pada wanita tidak hanya menandakan datangnya menstruasi, tapi juga bisa menjadi salah satu tanda kehamilan. Lantas, apa perbedaan keputihan sebagai tanda mau haid dan hamil? Cari tahu jawabannya melalui artikel berikut!

Perbedaan keputihan mau haid dan hamil

Apakah keputihan yang Anda alami merupakan tanda hamil? Atau justru tanda menstruasi yang akan segera datang?

Mengetahui perbedaan keduanya merupakan hal yang penting supaya Anda bisa menentukan penanganan yang tepat.

Keputihan sendiri terjadi karena perubahan hormon, baik menjelang menstruasi maupun kehamilan. Estrogen dan progesteron merupakan dua hormon utama penyebab munculnya cairan tersebut.

Supaya tidak keliru, berikut adalah beberapa perbedaan yang bisa Anda gunakan untuk mengetahui apakah keputihan yang Anda alami merupakan tanda hamil, atau justru menstruasi.

1. Keputihan tanda hamil biasanya lebih banyak

keputihan seperti ampas tahu

Jika Anda tidak bisa menentukan apakah keputihan yang terjadi merupakan tanda haid atau hamil, coba perhatikan seberapa banyak cairan yang keluar.

Keputihan karena hamil biasanya lebih banyak dibandingkan keputihan menjelang haid. Ini wajar karena cairan tersebut berfungsi mencegah masuknya jamur, virus, serta bakteri penyebab infeksi rahim.

Selain memiliki volume yang lebih banyak, keputihan tanda hamil juga kerap bercampur darah.

Mengutip dari laman Pregnancy, Birth and Baby, keputihan disertai darah pada awal kehamilan terbilang normal.

Namun, jika jumlah darah tersebut sangat banyak hingga Anda memerlukan pembalut untuk menampungnya, segera hubungi dokter.

2. Warna keputihan haid lebih kekuningan

Keputihan saat mau haid dan hamil juga memiliki perbedaan warna. Jika keputihan yang Anda alami terlihat kekuningan, besar kemungkinan ini adalah tanda menstruasi.

Sementara itu, warna keputihan pertanda kehamilan biasanya lebih bening atau menyerupai air susu.

Anda perlu waspada ketika warna keputihan berubah menjadi kehijauan dan disertai bau tidak sedap yang menyengat.

Perubahan warna tersebut bisa menjadi salah satu tanda infeksi pada vagina. Segera hubungi dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat. 

3. Keputihan karena kehamilan lebih encer

Secara tekstur, keputihan sebelum haid akan terasa lebih kental dan lebih lengket. Sementara itu, keputihan sebagai tanda kehamilan cenderung lebih encer dan tampak seperti lendir.

Meski keputihan sebagai tanda mau haid dan hamil bisa dibedakan, Anda sebaiknya tetap melakukan tes kehamilan atau mengunjungi dokter untuk memastikan kondisi Anda.

Tanda hamil yang mungkin juga muncul menjelang haid

Perubahan hormon menjelang kehamilan dan haid membuat keduanya memiliki beberapa gejala yang serupa.

Selain ditandai dengan keputihan, haid dan kehamilan sama-sama bisa menimbulkan gejala berikut.

1. Payudara terasa kencang

Menjelang haid, payudara akan terasa penuh dan terlihat lebih kencang. Kondisi ini biasanya juga disertai dengan sedikit nyeri.

Tidak hanya terjadi pada orang yang akan haid, perubahan payudara ternyata juga menjadi salah satu tanda kehamilan.

2. Jerawat

Perubahan hormon selama haid dan kehamilan sama-sama bisa mendorong munculnya jerawat pada wajah.

Bedanya, jerawat saat hamil juga kerap muncul di sekitar dada dan punggung. Tanda kehamilan sekaligus haid yang satu ini mungkin kerap membuat Anda kesal. 

3. Sakit punggung

Anda mungkin mengeluhkan punggung yang terasa pegal menjelang datang bulan. Rasa tidak nyaman ini juga bisa menjadi salah satu tanda awal kehamilan.

Tidak hanya sakit pada area punggung, Anda mungkin juga merasakannya di sekitar perut, kepala, dan payudara.

4. Perubahan suasana hati

Mood swing atau perubahan suasana hati juga bisa terjadi menjelang haid dan pada awal masa kehamilan.

Anda mungkin kembali merasakannya saat memasuki trimester ketiga kehamilan sebagai persiapan persalinan.

Apa yang harus dilakukan saat keputihan?

Meski terdapat perbedaan antara keputihan sebagai tanda mau haid dan hamil, cara mengurangi rasa tidak nyaman akibat keduanya tak jauh berbeda.

Berikut ini adalah beberapa cara mengatasi keputihan yang bisa Anda lakukan menjelang haid maupun pada awal kehamilan.

  • Gunakan pakaian dalam dengan bahan yang nyaman, seperti katun.
  • Pastikan untuk mengeringkan vagina setelah mandi, buang air besar, dan buang air kecil.
  • Jangan menggunakan sabun pembersih vagina dengan tambahan pewangi.
  • Gunakan pantyliner untuk menyerap keputihan yang keluar.
  • Konsumsi yoghurt untuk mengurangi risiko infeksi.

Keputihan memang hal yang normal, tetapi bukan berarti Anda bisa mengabaikannya. Pasalnya, keputihan sering kali menyebabkan rasa tidak nyaman.

Dengan mengetahui penyebabnya, Anda bisa menentukan perawatan lanjutan yang tepat. Sebagai contoh, jika keputihan disebabkan oleh menstruasi, Anda perlu menyiapkan pembalut.

Sementara itu, jika keputihan yang Anda alami merupakan tanda kehamilan, Anda perlu melakukan kontrol rutin ke dokter kandungan.

Menyadari perbedaan keputihan mau hamil dan tanda haid mungkin tidak mudah karena tekstur, warna, dan volume keputihan bisa dipengaruhi banyak faktor.

Cara terbaik untuk memastikannya adalah dengan berkonsultasi ke dokter kandungan. Pemeriksaan lanjutan dengan dokter dapat memberikan hasil yang lebih akurat.

Perbedaan keputihan mau haid dan tanda hamil

  • Tekstur keputihan karena hamil umumnya lebih encer dan menyerupai lendir.
  • Volume keputihan sebagai tanda kehamilan jauh lebih banyak dibandingkan saat mau haid.
  • Warna keputihan karena mau hamil lebih putih dan bening.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.



Ditinjau secara medis oleh

dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.

General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)


Ditulis oleh Hillary Sekar Pawestri · Tanggal diperbarui 11/06/2024

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan