backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

6

Tanya Dokter
Simpan

Prosedur Operasi Kista Ovarium, Apakah Rahim Perlu Diangkat?

Ditinjau secara medis oleh dr. Carla Pramudita Susanto · General Practitioner · Klinik Laboratorium Pramita


Ditulis oleh Ihda Fadila · Tanggal diperbarui 15/10/2021

    Prosedur Operasi Kista Ovarium, Apakah Rahim Perlu Diangkat?

    Kista ovarium adalah salah satu masalah kesehatan wanita yang umum terjadi. Kista sebenarnya bukan masalah serius karena dapat hilang sendiri, tetapi dokter bisa saja menyarankan Anda untuk mengangkat kista tersebut agar tidak berkembang mengganas. Nah, pertanyaan selanjutnya adalah bagaimana prosedur operasi kista ovarium ini dilakukan? Apakah prosedur operasi ini mengharuskan wanita untuk angkat rahim?

    Bagaimana kista bisa terbentuk di ovarium?

    obat progesteron

    Kista adalah kantung berisi cairan atau bahan semipadat yang terbentuk di bagian tubuh mana pun. Jika kista tumbuh di indung telur (ovarium), kista tersebut disebut dengan kista ovarium.

    Setiap wanita bisa memiliki kista ini, terutama wanita yang masih mengalami menstruasi setiap bulannya.

    Sebab, kista berkembang dari folikel berisi sel-sel telur yang sebulan sekali akan pecah atau mengalami peluruhan karena tidak dibuahi. Folikel yang gagal pecah lama kelamaan akan membentuk kista.

    Kista ovarium pada umumnya bisa hilang sendiri dan tidak menimbulkan gejala.

    Dokter juga dapat meresepkan pil KB untuk mengempiskan kista sekaligus mengurangi risiko pembentukan kista baru.

    Namun, pada beberapa kasus, kista bisa makin membesar sehingga menyebabkan keluhan, seperti nyeri panggul, perut terasa kembung, sakit saat berhubungan seks, atau nyeri haid.

    Bila kondisi Anda tidak makin membaik dan ukuran kista makin membesar, dokter mungkin akan menyarankan Anda untuk menjalani operasi kista ovarium.

    Kapan seorang wanita perlu menjalani operasi kista ovarium?

    Operasi abses

    Ada beberapa kondisi yang biasanya mengharuskan seorang wanita untuk menjalani operasi kista indung telur ini.

    Berikut adalah beberapa kondisi kista ovarium yang membutuhkan operasi.

    • Kista semakin besar.
    • Kista tidak mengecil atau terus tumbuh dalam dua hingga tiga siklus menstruasi.
    • Menimbulkan gejala, seperti rasa sakit.
    • Kista tumbuh di dua ovarium wanita.
    • Kista tumbuh dan wanita (umumnya gadis) tidak pernah mengalami menstruasi atau telah melalui masa menopause.
    • Dokter mencurigai kista telah atau akan berkembang menjadi ganas (kanker ovarium).

    Adapun operasi ini bertujuan untuk mengangkat kista yang tumbuh sehingga dapat mencegah terjadinya komplikasi.

    Namun, melansir laman University of Michigan Health, operasi kista ovarium juga bisa dokter lakukan untuk memastikan diagnosisnya.

    Ada dua jenis operasi kista ovarium

    operasi bahu

    Secara umum, ada dua jenis operasi untuk kista ovarium, yaitu laparoskopi dan laparotomi.

    Jenis operasi yang akan dokter rekomendasikan tergantung dari ukuran kista dan bagaimana tampilannya melalui USG.

    Berikut adalah penjelasan masing-masing jenisnya.

    1. Laparoskopi

    Laparoskopi adalah prosedur pengangkatan kista dengan laparoskop, yaitu alat khusus berbentuk tabung dengan lampu dan kamera di ujungnya.

    Pada prosedur ini, dokter membuat sayatan kecil di perut, kemudian memasukkan laparoskop melalui sayatan tersebut.

    Melalui alat ini, dokter dapat melihat bagian dalam perut dan organ panggul wanita, kemudian mengangkat kistanya.

    Prosedur operasi kista ovarium ini lebih disukai karena minim rasa sakit dan waktu pemulihan yang cenderung lebih cepat.

    Bahkan, beberapa orang bisa pulang pada hari yang sama atau keesokan harinya setelah operasi.

    2. Laparotomi

    Pada prosedur laparotomi, dokter akan membuat sayatan yang lebih besar di perut.

    Hal ini memungkinkan dokter untuk melihat langsung bagian dalam perut dan panggul serta mendapat akses yang lebih luas untuk mengangkat kista.

    Biasanya, operasi ini dokter rekomendasikan jika kista ovarium dicurigai menjadi kanker.

    Berbeda dengan prosedur laparoskopi, Anda perlu menginap di rumah sakit selama beberapa hari setelah menjalani operasi laparotomi.

    Apakah operasi kista ovarium juga perlu mengangkat rahim?

    operasi kista ovarium

    Operasi kista ovarium bisa dokter lakukan hanya untuk mengangkat kista.

    Namun, pada beberapa kasus, dokter mungkin perlu mengangkat salah satu ovarium (ooforektomi) sehingga hanya tersisa satu ovarium.

    Ovarium yang tersisa masih bisa melepaskan hormon estrogen dan progesteron serta memproduksi sel telur secara normal.

    Dengan demikian, pasien masih bisa hamil, meski peluangnya menjadi lebih kecil.

    Sementara pada beberapa kasus lainnya, kedua ovarium mungkin perlu diangkat.

    Bila ini terjadi, dokter dapat memberi pilihan untuk menyimpan sel telur sebelum prosedur operasi dilakukan.

    Sel telur ini bisa Anda gunakan suatu saat ketika sudah berencana memiliki momongan.

    Selain cara tersebut, Anda bisa memiliki bayi dengan menanamkan sel telur yang disumbangkan ke dalam rahim Anda.

    Anda bisa berkonsultasi dengan dokter mengenai cara yang tepat untuk memperoleh kehamilan.

    Pada beberapa kasus lainnya, operasi kista ovarium juga bisa dilakukan bersamaan dengan mengangkat dua ovarium, tuba falopi, dan rahim (histerektomi total).

    Umumnya, operasi pengangkatan rahim ini akan dokter rekomendasikan jika kista Anda telah berkembang menjadi kanker. Tujuannya untuk mencegah penyebaran sel kanker.

    Operasi pengangkatan rahim ini bisa dokter lakukan dengan prosedur laparoskopi atau laparotomi. Jika operasi pengangkatan rahim ini dilakukan, Anda sulit untuk hamil lagi.

    Namun, perlu Anda pahami, pilihan prosedur operasi kista ini tergantung kondisi masing-masing pasien.

    Jadi, tidak semua operasi pengangkatan kista akan menyebabkan wanita kehilangan rahimnya.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Carla Pramudita Susanto

    General Practitioner · Klinik Laboratorium Pramita


    Ditulis oleh Ihda Fadila · Tanggal diperbarui 15/10/2021

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan